Anak Suka Berkata Kasar dan Jorok? Atasi Dengan 4 Cara dibawah ini

Parenting / 13 September 2017

Kalangan Sendiri

Anak Suka Berkata Kasar dan Jorok? Atasi Dengan 4 Cara dibawah ini

Naomii Simbolon Official Writer
6227

Pada umumnya anak usia pra-sekolah seperti usia 3-4 tahun belum begitu memahami  arti kata-kata yang diucapkan dengan benar. Anak juga belum begitu memahami apakah kata-kata itu pantas untuk diucapkan atau nggak. Hal itu sering terjadi karena beberapa faktor, seperti keluarga, lingkungan ataupun ingin mencari perhatian dari orang lain juga sekitarnya.

Alasan mereka berkata kasar/jorok juga sangat beragam, seperti yang disebutkan diatas yaitu mencari perhatian orangtua atau sekitar atau karena merasa senang dan bangga melihat reaksi yang mengagetkannya dan bisa juga karena perasaan yang nggak nyaman dari orang dewasa di sekitarnya.

Berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan untuk mengtasi anak tersebut:

1. Perhatikan lingkungan bermainnya dan awasi

Pada usia prasekolah, keterampilan berbahasa anak sedang berkembang pesat. Dia akan menyerap dan meniru semua bahasa yang dia dengarkan dari orang lain ataupun media visual lainnya.

Psikolog, Maesera Idul Adha, Psi dari RS Fatmawati Jakarta mengatakan perilaku suka meniru melekat pada anak usia prasekolah. Apa yang dilihat atau didengar di lingkungannya akan ditiru anak. Begitu ada sesuatu yang baru di lingkungan, termasuk kata kasar atau jorok, akan cepat diserap dan diadoposinya.

Disinilah peran orangtua sangat diperlukan. Nggak semua Bahasa yang didengar dari teman-temannya diikuti, mulai jauhkan anak kamu dari lingkungan yang mengundangnya mendengar bahasa yang nggak baik, seperti suasana ribut atau bertemu dengan orang-orang yang suka berbahasa kotor setiap hari (orang dewasa). Sama halnya seperti acara TV, nggak semua acara bisa ditonton. Kamu sudah seharusnya bisa memilah dan memilih yang baik untuk di komsumsi oleh anak.

2. Bersikap tenang

Ketika anak kamu bicara kasar atau jorok kepadamu, keluarga bahkan oranglain, jangan langsung naik darah dan memarahinya.

Memarahinya justru membuatnya bingung dan bukanlah sebuah cara yang efektif.

Dalam beberapa kasus, anak yang sering dimarahi cenderung semakin keras kepala dan besar kemungkinan melakukan kesalahan itu kembali dengan parah.

Cobalah bersikap tenang, beri senyuman dan dekati anak. Bicarakan pelan-pelan dan beri penjelasan bahwa kata-kata itu nggak pantas dan jangan diulangi lagi.

Efesus 6:4: “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” 

3. Mencoba berempati dan jelaskan arti kata tersebut

Mencoba berempati kepada anak sangatlah penting, dekati sang anak dan tanyakan apa maksudnya mengatakan hal demikian .

Mungkin dia nggak akan bisa menjawab. Nah dalam situasi inilah, sebagai orangtua, kita harus memberikan penjelasan bahwa kata-kata itu nggak baik dan nggak benar. Selain itu, sebagai orangtua cobalah menggali alasan mengapa dia mengucapkan itu, dan berikan dia pandangan untuk berempati kepada orang lain.

“Gimana kalau adik yang digituin? Atau mama yang digituin? Atau papi yang digituin?”

Dengan hal itu anak akan membayangkan dan merasakannya. Kamu juga bisa ajarkan anak bahwa kata-katanya tersebut nggak disukai oleh Tuhan. Ajarkan anak pelan-pelan untuk semakin mengerti bersikap dengan baik dihadapan Tuhan.

Contohnya : “Tuhan Yesus nggak suka anak-anak yang sering bicara kasar dan kotor lho. Tuhan bisa marah dan sedih, kamu mau Tuhan sedih?”

4Buat kesepakatan

Kalau anak sudah diperingatkan 2-3 kali, namun masih tetap bicara kasar dan jorok, disinilah orangtua perlu mendisiplinkannya. Buatlah kesepakatan dengan anak.

Berikan hukuman yang disepakati bersama. Tetapi jangan hukuman fisik ya, disarankan hukuman time-out seperti anak duduk di pojokan selama 3 menit, atau tegaskan bahwa kamu nggak mau bicara dengan anak selama 3 menit dan lain sebagainya.

Jika anak merengek, disinilah kamu harus konsisten. Tunjukkan bahwa kamu nggak bisa mentolerir perbuatannya. Sebaliknya jika dia berhasil nggak ngomong kotor dalam sehari atau beberapa hari, berikan dia pujian.

Nggak seorangpun yang mau anaknya bertumbuh dengan sikap yang buruk. Seperti Allah yang menginginkan kita bertumbuh dan berjalan seperti yang dikehendakiNya melalui Yesus Kristus. Nah selain itu, sebagai orangtua kita juga perlu menjadi teladan bagi anak-anak, seperti yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-muridNya.

Jadi, mari tuntunlah anak-anak muda menurut jalan Allah, karena itulah yang Allah kehendaki.

Amsal 22:6:” Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”

Sumber : kompas.com/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami