Antara Minat dan Bakat
Minat adalah perihal
ketertarikan pada sebuah hal, sedangkan bakat adalah perihal keahlian atau kemampuan yang menghasilkan sesuatu.
Nah, minat biasanya
dipengaruhi oleh lingkungan (sehingga kadang bisa berubah-ubah), sedangkan bakat adalah sebuah karunia dari Tuhan yang nggak dibuat-buat dan menetap.
Berbicara tentang
minat sebagai pintu masuk stimulasi pengembangan anak, ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan para orang tua:
Peran Orangtua dalam pengembangan minat dan bakat anak.
Peran utama orangtua
dalam proses pengembangan minat dan bakat anak secara sederhana adalah
menyediakan lingkungan yang benar dan tepat untuk pertumbuhan minat dan bakat anak.
1. Memaparkan pada keragaman dunia
Karena jangkauan anak masih
sangat pendek dan sempit, orang tua harus berperan memaparkan anak lewat berbagai pengalaman.
Tujuannya adalah agar memperluas
wawasan anak dan membuka pintu ketertarikannya dan nggak terbatas dengan hal-hal yang ada dirumah saja.
Perjalanan traveling keluar kota
merupakan salah satu cara memaparkan aneka hal yang ada didunia. Kita nggak pernah tahu apa yang menarik dan berkesan pada anak hingga dewasa bukan?
2. Memfasilitasi minat anak
Jika anak sudah menunjukkan minat pada hal tertentu, saatnya kita sebagai orang tua memfasilitasinya.
Contohnya musik. Kita bisa
memfasilitasi anak dengan membeli alat musik yang disukai. Jika kondisi keuangan
kita nggak sanggup, kita bisa menyekolahkan dia di sebuah les musik atau
membawanya untuk ikut berlatih ke gereja sekalian terjun dalam pelayanan musik
remaja atau anak sekolah minggu. “Menyelam sambil minum air.”
3. Mengapresiasi kegiatan anak
Sebuah hal yang disukai dan
ditekuni anak sepatutnya mendapatkan apresiasi. Jika hasilnya belum maksimal
dan bagus dalam kaca mata kita sebagai orangtua, sebaiknya kita memberi
apresiasi dengan dorongan, perhatian, ide dan kreativitas , jangan langsung mengkritik alias mematikan inisiatif anak.
Kita harus memberikan apresiasi dengan tujuan memupuk minat supaya subur dan semakin semangat.
Apa yang bisa dilakukan orangtua dengan minat anak?
Selain memaparkan anak dengan kegiatan-kegiatan, kita juga harus melakukan beberapa hal :
1. Mengubah komsumsi ke produksi
Contohnya, jika anak biasanya
mengkomsumsi dan menikmati acara TV, game, membaca dll, saatnya ganti dengan
kegiatan yang memproduksi alias menghasilkan seperti bercerita, bernyanyi, presentasi, menulis dll.
2. Membahas dan memperdalam
Setelah orangtua melakukan hal diatas, saatnya orangtua memperdalam minat tersebut.
Contohnya membaca. Orangtua bisa mengajukan pertanyaan singkat, guna memperdalam apa yang dibaca oleh anak.
3. Memperkaya dengan kegiatan lain
Misalkan anak menyukai menulis, sebagai orang tua,
kamu bisa memperkaya anak dengan menghubungkan kegiatan yang sesuai dengan
minat. Misalkan membawanya ke acara seminar menulis, lomba menulis, membaca tips menulis dll.
Bagaimana kalau minat anak berubah?
Nah, pertanyaan yang
sangat sering di ajukan oleh banyak orang tua. Kadang- kadang kita pusing dan galau dalam hal ini ya, jadi hal pertama yang perlu
diketahui, bahwa perubahan minat anak adalah hal yang wajar dan alami. Dan
secara umum anak bersifat adaptif alias
gampang menyesuaikan diri dengan kondisi disekitarnya. Tugas orangtua adalah
memanjakannya juga membatasinya tetapi dengan mengkomunikasikan dengan baik
kepada anak. Proses ini merupakan bagian dari pendidikan mengenai empati orangtua kepada anak. Jadi jangan langsung pusing ya moms and dad.
Hal kedua, perubahan minat anak dapat menjadi pintu untuk proses belajar tentang negoisasi. Nah, kamu bisa membuat kesepakatan-kesepakatan bersama mengenai sesuatu kegiatan (minat). Misalnya kapan waktu bisa berganti atau apa syarat pergantian dan apa konsekuensi pergantian. Contohnya “Setiap weekend baru bisa beli mainan baru, senin-sampai jumat latihan musik atau ballet. Kalau bandel, nggak boleh beli mainan selama sebulan ya.” Bagaimana ?
Beberapa hal diatas
cukup membekali kamu dan memberikan inspirasi dalam membantu anak untuk menyikapi minat dan bakatnya.
Namun jangan lupa,
perhatikan minat yang dimiliki sang anak dan responi sesuai kebenaran seperti
fiman Allah di Amsal 22:6 : “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.”
Efesus 6:4:
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”
Semoga menginspirasi ya, jangan lupa bagikan kepada orangtua-orangtua diluaran sana. God bless you.
Sumber : Berbagai sumber/jawaban.com