Taat itu Nggak Enak Tapi Harus Kalau Mau Sampai pada Tujuan-Nya

Kata Alkitab / 29 August 2017

Kalangan Sendiri

Taat itu Nggak Enak Tapi Harus Kalau Mau Sampai pada Tujuan-Nya

Naomii Simbolon Official Writer
4625

Keadaan yang nggak memihak kadang membuat kita ingin memberontak dan lari dari kenyataan. Seperti Yunus yang lari dari jalan yang Allah kehendaki, pemberontakan itulah yang disebut dengan nggak Taat. Emangnya kalau aku nggak taat, nggak hidup dong?

Well, saat Abraham memutuskan untuk taat kepada Tuhan akhirnya dia sampai kepada penggenapan janji atas keturunanannya bukan? 

Masih ingat Abraham yang di perintahkan untuk mengorbankan anak-Nya bukan? Aku percaya bahwa keadaan saat itu benar-benar menusuk dan membuat hati Abraham terluka, tapi DIA TETAP HARUS TAAT. 

Saat aku memutuskan meninggalkan zona kenyamamanku di kota Batam dan pindah ke sebuah kota yang aku nggak kenal, aku hampir stress nggak karuan (sama seperti Abraham saat itu) pasalnya apa yang aku bayangkan tidak sesuai dengan ekspektasi. Mulai dari life style, teman-teman hingga keadaan disini. Hal ini membuatku galau dan dilema ingin kembali lagi ke tempat nyamanku tersebut.

Memutuskan untuk kembali dan mencari pekerjaan lain di kota Batam sih bisa aja, dan itu sangat mudah bagiku. Pasalnya aku merasa terdorong untuk tidak sekalipun mencoba lari dari kota ini tanpa damai sejahtera artinya aku ngga damai sejahtera untuk pindah dari kota baru ini, jadi aku harus bertahan. Lalu apa alasanku untuk bertahan di kota ini?

Hari saat aku bedoa dan menyembah Allah dengan air mata dan sikap hati yang penuh tanya, Allah membawaku kepada sebuah pertanyaan balik begini “Apakah engkau mengasihiku?”

Pertanyaan yang sangat simple namun sangat memberi arti yang sangat dalam. Aku percaya bahwa pertanyaan ini juga sebuah tanya yang Allah sampaikan kepada kamu semua yang mungkin sedang mengalami sebuah bentrokan atas apa yang kamu sedang jalani.

Membuktikan sebuah kasih itu perlu bayar harga. Seorang Ibu bersiap untuk nggak kesalon demi menabung buat uang sekolah anak, atau seorang pacar harus bekerja keras dan cari side job demi menabung untuk menikahi wanitanya. Demikianlah yang disebut bayar harga karena cinta dan kasih.

Jika kamu mengasihi Allah, tentu kamu harus bayar harga yang jauh lebih mahal. Nggak dengan duit dan barang fana, tetapi dengan hidup kamu dan ketaatan kamu.

Nggak ada alasan bagi Abraham untuk taat kepada Allah selain karena dia mengasihiNya.  Nggak ada alasan bagi Nuh untuk taat saat Allah memintanya membuat bahtera di tengah kemarau dan di ejek oleh orang-orang selain karena dia mengasihi Allah dan mempercayai-Nya bahkan juga hidup Ayub. Tidak satupun alasan bagi Ayub untuk setia kepada Allah padahal Istri dan semua orang sudah menghasutnya untuk menyerah meninggalkan Allah saat dimana seluruh kekayaannya habis dan anaknya mati, selain karena Ayub mengasihi dan mencintai Allah.

Dari ke 3 kisah tersebut, kita bisa melihat upah dari ketaatan yaitu:

Janji Allah tergenapi atas hidup Abraham sebagai Bapa segala Bangsa ( Kejadian 22:15-19)

Keluarga Nuh akhirnya selamat didalam Bahtera itu saat dimana Allah mendatangkan air bah 150 hari lamanya di seluruh muka bumi (Kejadian 7:1-24)

Ayub sembuh dan bahkan mendapatkan 2 x lipat segala kepunyaannya dahulu dari Allah (Ayub 42:10)

Jadi, pada intinya bahwa ketaatan memang nggak enak. Prosesnya nggak nikmat, namun hasilnya membawa kita kedalam sebuah kemenangan dimana kita akhirnya sampai pada tujuan Illahi.

Kita harus mengasihi Allah sebab Dia terlebih dahulu mengasihi kita. Bahkan kasihnya nggak pernah hilang dan tak disia-siakannya semua jerih payah kesetiaan dan ketaatan kita. 


1 Korintus 15:58 : Jadi, Saudara-saudaraku seiman yang kekasih, berdirilah kuat, jangan goyah, melimpahlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. Sebab, kamu tahu bahwa jerih lelahmu tidak sia-sia di dalam Tuhan.


Sumber : jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami