Fenomena Mem-bully Anak Disabilitas Marak Terjadi? Saatnya Orangtua Ajarkan Anak ‘Menghargai’ Orang
Sumber: Pinterest.com

Parenting / 20 July 2017

Kalangan Sendiri

Fenomena Mem-bully Anak Disabilitas Marak Terjadi? Saatnya Orangtua Ajarkan Anak ‘Menghargai’ Orang

Lori Contributor
5021

Beberapa hari ini, kasus bully kembali menggemparkan dunia pendidikan di Indonesia. Seperti yang kasus bully yang menimpa seorang mahasiswa Universitas Gunadarma Jakarta bernama Farhan, yang diyakini merupakan penyandang disabilitas, menerima perlakuan tidak baik dari teman-teman sekelasnya. Mahasiswa jurusan Sistem Informasi di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi itu dijadikan bulan-bulanan dan bahan ejekan di depan banyak orang (saksikan videonya di sini).

Apa yang dialami Farhan dinilai sangat memprihatinkan karena kekurangan fisiknya justru dijadikan sebagai bahan olok-olokan mereka yang lahir secara normal.  Tentu saja kasus bully yang menimpa anak-anak disabilitas semacam ini tidak hanya dialami oleh Farhan, tapi juga dialami oleh banyak anak berkebutuhan khusus lainnya.

Sebagai orang Kristen yang diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa setiap kita sama dihadapan-Nya. Nggak peduli apakah kamu cacat secara fisik atau sempurna, punya wajah tampan atau rupawan, Tuhan tetap mengasihi setiap kita.

Nah, inilah saatnya untuk mengajarkan generasi muda kita, khususnya anak-anak, tentang pemahaman yang benar soal perbedaan kondisi fisik yang dimiliki orang lain. Sebagai gambaran, mungkin kamu akan berhadapan dengan satu situasi dimana anak-anakmu bertemu dengan seseorang yang duduk dikursi roda dan bertanya “Bu, kenapa dia sharus duduk di kursi roda?” Atau saat anak perempuanmu yang berusia 8 tahun pulang dari sekolah dan menyampaikan kalau dia melihat seorang anak baru yang memakai tongkat panjang setiap kali harus berjalan karena dia buta. Atau anak remajamu yang punya teman yang scacat secara psikis dan tak lagi bisa pulih secara normal.

Bagi mereka, mungkin hal itu adalah sesuatu yang baru. Belum ada pemahaman yang jelas soal bagaimana mereka seharusnya bersikap terhadap orang-orang yang memiliki kecacatan ini. Karena itulah, menjadi kesempatan bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak-anak soal hal ini. Alih-alih diperlakukan tak adil, diolok-olok atau diejek, ajarkanlah kepada anak bahwa orang-orang berbeda seperti itu harus diperlakukan dengan baik dan dihargai sebagai seorang pribadi.

Berikan pandangan yang benar bahwa anak-anak disabilitas patut mendapat perlakuan yang benar, seperti:

1. Mengasihi mereka sebagai pribadi

Mereka yang berkebutuhan khusus atau disabilitas juga adalah seorang pribadi. Mereka bukan orang cacat. Dan sebagai pribadi mereka juga dicintai oleh Tuhan yang sama yang juga mengasihi kita dan yang mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita (Roma 5: 8). Sampaikan bahwa orang-orang cacat sekalipun adalah anak-anak yang berharga dimata Tuhan. Bantulah anak-anak untuk menemukan persamaan yang mereka miliki, dimulai dari cara pandang Tuhan sendiri.

2. Kenalkan anak soal siapa orang-orang berbeda itu

Mereka lebih daripada hanya menyandang sebuah kecacatan. Budaya kita mengatakan kalau nilai kita ditunjukkan dari apa yang bisa kita lakukan bagi banyak orang. Alkitab mengatakan kalau kita menjadi pribadi yang berharga karena kita adalah ciptaan Tuhan (Kolose 1: 15-20). Nilai kita berasal dari Tuhan, bukan dari diri kita sendiri atau dari apa yang bisa kita lakukan. Saat kamu menyampaikan kebenaran ini kepada anak, ceritakanlah secara jelas soal orang yang dia tanyakan. Pakailah namanya, jelaskan kepribadiannya, apa kesukaan mereka dan tingkah lucu mereka. Buatlah cara pandang anak terhadap orang-orang disabilitas menjadi sesuatu yang positif. Dengan itulah mereka bisa menghargai orang-orang yang tidak sesempurna mereka.

3. Jujur kepada anak

Menyebutkan dengan jujur jenis kecacatan yang dialami seseorang akan membantu anak untuk mengenang soal orang itu. Hal ini tidak hanya bicara soal melatih daya ingat anak, tapi melatih mereka lebih berempati terhadap orang lain.

4. Dorong anak berteman dengan orang-orang disabilitas

Berteman dengan orang-orang yang memiliki kecacatan. Ajarkan anak untuk merasa nyaman di sekitar orang-orang yang berbeda ini dengan memulainya dari dirimu sendiri. Mungkin ada di antara keluarga atau temanmu yang juga mengalami cacat dalam hiupnya, tunjukkanlah respon positif dan tindakanmu kepada mereka dihadapan anak. Cara ini dapat mengajarkan anak supaya mereka bisa memperlakukan orang-orang berkekurangan sebagai teman dan saudara.

Salah satu penyebab mengapa banyak anak bisa memperlakukan orang-orang cacat atau disabilitas dengan semena-mena adalah karena orangtua tidak mengenalkan mereka tentang sikap menghargai orang lain. Akibatnya, ketika mereka berhadapan dengan orang-orang yang terlihat lemah atau berbeda dengan diri mereka, hal itu dianggap bisa menjadi bahan olok-olokan. Karena itu, inilah waktunya bagi setiap orangtua untuk mengajar anak-anakmu soal kasih Tuhan dan firman kebenaran-Nya soal karya penciptaan-Nya atas setiap orang yang dahsyat dan luar biasa (Mazmur 139: 14 & Mazmur 17).

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami