4 Pelajaran Penting yang Bisa Diambil Para Orang tua dari Kisah Alkitab Imam Eli
Sumber: hacos.com.sg

Parenting / 17 July 2017

Kalangan Sendiri

4 Pelajaran Penting yang Bisa Diambil Para Orang tua dari Kisah Alkitab Imam Eli

Budhi Marpaung Official Writer
34810
Salah satu cerita terbaik seputar mendidik anak di Alkitab adalah kisahnya Imam Eli. Banyak pelajaran penting yang bisa dipetik dari cerita orang yang hidup semasa dengan Nabi Samuel ini. Bukan untuk ditiru, tetapi bagaimana kita seharusnya mengasuh buah hati kita agar mereka hidup seturut dengan Firman Tuhan.

Kisah Imam Eli dan anak-anaknya bisa kita temukan di 1 Samuel 2 mulai dari ayat ke 11. Dicatatkan oleh penulis Kitab Samuel bahwa anak-anak dari Imam Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu (ayat 12).

Imam Eli bukanlah tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Hofni dan Pinehas, anak-anaknya. Ia tahu, namun reaksinya sungguh di luar dugaan.

Eli sudah sangat tua. Ia terus-menerus mendengar pengaduan mengenai kelakuan anak-anaknya terhadap orang Israel. Eli tahu juga bahwa anak-anaknya itu tidur dengan wanita-wanita yang bertugas di depan pintu Kemah Kehadiran TUHAN. Sebab itu berkatalah ia kepada anak-anaknya, "Aku telah menerima laporan dari seluruh umat mengenai tingkah lakumu yang jahat. Mengapa kamu lakukan itu? Jangan berbuat begitu lagi, anakku. Sungguh jelek sekali apa yang dibicarakan umat TUHAN tentang kamu! Jika orang bersalah terhadap manusia, Allah dapat membelanya; tetapi jika orang berdosa kepada TUHAN, siapakah dapat menolongnya?" Tetapi mereka tidak memperdulikan nasihat Eli ayah mereka, sebab TUHAN telah memutuskan untuk membunuh mereka. (1 Samuel 2:22-25, BIS)

Jika membaca ayat di atas, memang terlihat Imam Eli menegur anak-anaknya yang berbuat salah. Namun, ada kesan bahwa teguran ini sifatnya hanya sifatnya normatif saja. Bukan sebuah teguran yang dibalut dengan ketegasan dan bahkan kasih. Sehingga tidak heran, apa yang dikatakan oleh Imam Eli tidak berpengaruh apa-apa ke dalam diri Hofni maupun Pinehas.

Akhir dari kisah ini, kita mengetahui bahwa Hofni dan Pinehas tetap hidup dalam kelakuan mereka yang buruk. Sementara, sang ayah, Imam Eli tewas dengan cara yang begitu tragis.  

Dari kisah Imam Eli dan anak-anaknya, kita bisa mengambil sejumlah pelajaran penting tentang mendidik anak:

1 Tegurlah anak dengan tegas bila ia melakukan kesalahan. Ingatkan buah hati bahwa setiap kesalahan yang dibuat selalu ada konsekuensi yang harus ditanggung.  

2 Bila tetap melanggar, berikan sanksi. Katakan bahwa sanksi, ia dan pasangan berikan karena sang buah telah mengulangi kesalahan yang sama. Mintalah ia merenungkan apa yang menjadi kesalahannya.

3. Ajak untuk berdoa pertobatan. Selain memberikan sanksi, anak dari sedini mungkin diajar untuk berdoa minta ampun kepada Tuhan pada saat ia melakukan kesalahan. Tuntun anak agar ia tidak mengulangi kesalahan yang sama dan mau hidup benar di hadapan Tuhan.

4. Berikan pelukan kasih. Setiap kali telah mendisiplinkan anak, akhiri selalu dengan sebuah pelukan kasih. Buat ia mengerti bahwa ayah-ibunya melakukan itu bukan karena jahat, tetapi justru karena mereka mengasihi dirinya dan mau ia hidup benar di hadapan Tuhan.

Tidak perlu takut memberikan didikan yang keras kepada anak jika memang dibutuhkan. Mengasihi bukan berarti harus bersikap manis atau bahkan cuek terhadap apa yang anak lakukan. Justru ketika anak berlaku serong atau tidak sesuai dengan Firman Tuhan, bukti bahwa kita mencintai mereka adalah kita mendisiplinkan mereka.

Sumber : Alkitab / Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami