Di Facebook
atau Instagram kita mungkin bisa lihat bagaimana banyak pasangan menikah yang gemar
memamerkan koleksi foto keluarga yang kelihatan bahagia dan baik-baik saja. Dan
tentunya jarang atau hampir tidak ada diantaranya yang mempublikasikan gambar saat mereka bertengkar atau saat keluarga melewati hari terburuknya.
Hal ini membuktikan
bahwa dalam pernikahan yang paling bahagia sekalipun pasti ada masanya menghadapi
persoalan atau konflik. Itu sebabnya dikatakan bahwa tidak ada pernikahan yang sempurna, begitu juga dengan pernikahan kalian bukan?
Tapi di tengah
ketidaksempurnaan ini, setiap pernikahan sudah sepatutnya tetap meneladani makna ‘mencintai’ yang dituliskan berdasarkan 1 Korintus 13 : 4-7 bahwa cinta itu:
#1 Sabar
Kesabaran bisa
menjadi hal yang sulit. Misalkan saat kamu menunggu di tengah kemacetan, mengantri
di barisan antrian, atau tengah menunggu telepon. Semua ini membutuhkan
kesabaran. Dalam pernikahan, ada kalanya pasanganmu akan meninggalkan piring
kotor di westafel begitu saja atau meninggalkan pasta gigi begitu saja setelah
digunakan. Kebiasaan ini bisa membuatmu marah sekali, tetapi di satu sisi kita diingatkan untuk bersabar. Mencintai itu berarti belajar untuk sabar.
#2 Murah Hati
Bermurah
hati mungkin terdengar sangat mendasar, tapi kadang kala kita bisa lupa untuk
menerapkannya. Dalam sebuah pernikahan, setiap pasangan harusnya saling melayani.
Misalnya, istri menyiapkan kopi bagi pasangannya, suami merapikan tempat tidur,
atau melakukan pekerjaan rumah bersama. Murah hati tidak selalu tentang tindakan, tetapi juga sikap. Lemah lembut dalam perkataan, sabar dalam merespon.
#3 Tidak Cemburu
Dalam hal
ini sikap cemburu bisa timbul karena sikap membanding-bandingkan. Ketika sikap membanding-bandingkan
menyelinap di dalam sebuah pernikahan, akan sangat sulit untuk kembali memandang
dengan cara pandang yang benar. Waspadalah dengan sikap ini dan taruh segala sesuatunya tepat pada tempatnya.
#4 Tidak Memegahkan Diri
Merasa angkuh
bisa menjadi malapetaka. Keangkuhan bisa mempersulit terjadinya rekonsiliasi. Saat
kebanggaan menyelinap dalam pernikahan, maka yang timbul hanyalah konflik dan percekcokan.
Sebaliknya, peliharalah kerendahan hati dan kemurahan. Mulailah menjadi pasangan yang mau mendengar dan mudah meminta maaf.
#5 Saling Melayani
Mencintai
berarti tidak lagi berfokus pada diri sendiri dan mau berkorban bagi orang yang
dikasihi. Setiap pasangan didorong untuk melakukan hal ini, saling
memperhatikan kebutuhan masing-masing. Saat suami tampak kelelahan, sediakan air
hangat dan tawarkan pijatan. Saling melayani adalah salah satu cara terbaik yang bisa kamu lakukan untuk membangun kebahagiaan pernikahan.
#6 Mudah Memaafkan
Hanya ada
dua kunci utama memiliki pernikahan yang bahagia yaitu terus berdoa bagi
pernikahanmu dan tetap miliki hati yang lemah lembut. Kita tahu bahwa melalui
hubungan kita dengan Kristus, kita sudah diampuni. Setelah kita menerima Kristus
sebagai Juruslamat kita, Ia lalu mengampuni semua dosa masa lalu dan masa depan
kita. Oleh karena itu, Ia mengatakan, “Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling
mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus 4
: 32). Jadi dalam pernikahan, dibutuhkan sikap yang rendah hati untuk mau mengampuni satu sama lain.
#7 Tidak Menyalahkan
Banyak
pakar hubungan sepakat bahwa cara untuk menjaga hubungan yang sehat dan kuat
adalah menghindari perkataan-perkataan yang menyudutkan pasangan. Misalnya, ‘kamu
itu ya selalu saja….’, ‘kamu itu tidak pernah…’ atau ‘aku tak lagi percaya kamu
bisa melakukan hal ini lagi..’ dan sebagainya. Menyalahkan pasangan hanya akan
membawa hubungan kalian kepada konflik. Jika Tuhan saja mengampuni kesalahanmu dan tidak sekalipun menyalahkanmu atas kesalahanmu, maka kamu pun
sepatutnya melakukan hal serupa kepada pasangan. Jangan pernah melabeli pasanganmu dengan kesalahan yang dia buat, sebaliknya beri pasangan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya.
Selain 7 cara
di atas, berdoalah setiap hari untuk pernikahanmu. Berdoalah untuk semua hal
yang kamu butuhkan terjadi dalam pernikahanmu. Pernikahan itu sulit, karena
itu kita membutuhkan pertolongan Tuhan di tengah-tengah perjuangan yang kita hadapi
dalam hidup. Tuhan mengasihi kalian dan juga peduli dengan pernikahan kalian. Karena itu bergantunglah sepenuhnya kepada Dia.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak
cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang
tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan,
tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1 Korintus 13 :
4-7)