Awal
perjalanan membangun bahtera rumah tangga bisa dibilang jadi fase yang paling sulit.
Banyak pasangan baru menikah yang curhat kalau di awal pernikahan mereka justru
harus menghadapi proses penyesuaian secara besar-besaran. Terlalu banyak perbedaan
yang ada, baik dari sisi kebiasaan maupun cara pandang. Tapi bukan berarti perbedaan
itu akhirnya jadi jurang atau hambatan bagi pasangan menikah untuk menjalani pernikahan yang bahagia.
Sebab seperti
disampaikan firman Tuhan bahwa ‘pernikahan itu dirancang untuk suatu tujuan yang
baik.’ Pernikahan adalah sesuatu yang suci dimana seorang pria dan wanita dipersatukan
jadi satu tubuh karena itu mereka haruslah saling melengkapi dan menerima kekurangan
dan kelebihan masing-masing. Tentu saja Tuhan ingin setiap pasangan menjalani perjalanan pernikahan yang bahagia sampai pada anak cucu mereka.
Bagi kamu pasangan
yang baru menikah perlu tahu 10 kunci pernikahan bahagia ini yaitu kunci utama yang bahkan bisa menyatukan semua perbedaan yang ada.
1. Jangan pernah mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu
Berhentilah
mengkritik pasangan kalau tidak ingin kembali dikritik. Kalau kamu memberikan pengampunan secara rela, maka orang lain juga akan melakukan hal yang sama (Lukas 6: 37).
2. Utamakan pasangan di atas urusanmu yang lain
Bagaimana mungkin
kamu bisa merasa bahagia atau bisa membahagiakan pasanganmu kalau kamu saja tak
pernah peduli dan selalu menomorduakannya di atas dari pekerjaan atau urusan-urusanmu yang lain.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (Markus 8: 36)
3. Selesaikan konflik sebelum tidur
Jangan pernah
memelihara kekerasan hati dan menahan amarah sebelum beranjak tidur. Dalam sebuah
pernikahan, adalah baik untuk menyelesaikan semua konflik atau percekcokan sebelum
terlarut dalam tidur yang panjang karena membiarkan konflik sampai keesokan harinya hanya akan membuat hubungan menjadi semakin suram.
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu..” (Efesus 4: 26)
4. Rawatlah cinta dengan tindakan
Meskipun pernikahan
tak seindah jatuh cinta dan berpacaran, tapi justru di fase pernikahan inilah kalian
harus menunjukkan bahwa cinta sejati itu nyata. Kalau memang kalian dipersatukan
atas dasar cinta satu sama lain, maka peliharalah cinta itu dalam kehidupan kalian
sehari-hari. Rawatlah cinta dengan tindakan-tindakan yang penuh cinta pula.
Misalnya, melakukan hal-hal romantis dengan pasangan setiap hari. Selalu membuktikan cinta dengan ucapan dan tindakan cinta (baca Kidung Agung 1: 2).
5. Saling memotivasi dengan tutur kata yang positif dan penuh cinta
Dengan apakah
seseorang merasa dihargai dan dihormati? Sesungguhnya seseorang akan merasa
terpuji ketika dia disanjung dengan kata-kata positif dan membangun. Ya, inilah
yang dibutuhkan setiap pasangan menikah, baik suami kepada istri dan sebaliknya (baca Amsal 15: 4).
6. Saling mengasihi dalam suka maupun duka
Menikmati semangkuk
soup bersama seseorang yang kamu kasihi akan lebih baik daripada mencicipi sepotong
steak dengan orang yang kamu benci (Amsal 15: 17). Sama seperti janji suci yang
diucapkan di altar, kiranya semua pasangan tetap bersatu dan saling mengasihi dalam
baik ataupun buruk keadaannya. Karena itu adalah salah satu bukti kesetiaan dalam cinta.
7. Layani pasanganmu terlebih dahulu
Sebelum melayani orang lain, ada baiknya kita harus
terlebih dahulu menjadi pelayan di tengah keluarga kita. Jangan pernah berpikir
bahwa kamu adalah pribadi yang sukses, sebelum kamu sukses memimpin keluargamu terlebih dahulu (Amsal 3: 27).
8. Belajar mengampuni
Mustahil kalau
perjalanan pernikahanmu akan selalu mulus. Ada kalanya pasanganmu akan mengecewakanmu. Karena itu, belajarlah untuk mengampuni atau memaafkannya.
“Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa,
tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Jagalah dirimu! Jikalau
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia..” (Lukas 17: 3-4).
9. Jangan sekali-kali mengutuki pasangan dengan memakai firman Tuhan
Tuhan tidak
mengutus Anak-Nya ke dunia untuk mengutuki, tapi Dia datang untuk menyelamatkan (Yohanes 3: 17). Karena itu, pakailah kasih sebagai alat untuk mengarahkan pasanganmu.
10. Kasih itu sabar dan murah hati
Jangan pernah
lupa bahwa kasih itu memiliki makna yang lebih mendalam dari cinta. Karena itu pernikahan
harusnya dibangun dengan kasih dan bukan sekadar cinta.
“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan
dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain.” (1 Korintus 13: 3-4)