Sekelompok bersenjata
menyerang bus yang mengangkut orang-orang Kristen Mesir menuju Biara Santa Samuel
di provinsi Minya, sekitar 220 kilometer (atau 140 mil) dari ibu kota Mesir pada
Jumat (26/5) pukul 11.00 pagi waktu setempat. Pemerintah setempat melaporkan akibat serangan ini sekitar 20 orang penumpang tewas.
Serangan brutal
teroris ini merupakan serangan terbaru dari sederet serangan brutal yang menargetkan
kaum minoritas Kristen Mesir. Sebelumnya, kelompok teroris ISIS menyerang pusat
Katedral Koptik di Kairo pada 11 Desember 2016 lalu. Lalu disusul serangan terhadap
gereja di Alexandria tepat saat perayaan Minggu Palma pada Minggu (9/4) lalu dan menewaskan puluhan jemaat gereja.
Setelah serangan
tersebut, Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sisi mengumumkan kondisi darurat militer.
Serangan brutal itupun dikuti oleh pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus saat berkunjung ke Mesir pada bulan lalu.
Sebelumnya,
serangan serupa juga melanda Kristen Mesir. Sehingga, banyak diantaranya memilih
untuk meninggalkan negara tersebut. Penganiayaan brutal yang dialami umat Kristen Mesir membuat beberapa gereja berhenti menjalankan pelayanannya.
Sebagaimana
diketahui, hubungan baik yang terjalin antara el-Sisi dan pemimpin Gereja Koptik
Paus Tawadros II, disinyalir telah menjadi penyebab munculnya serangan-serangan terhadap Kristen Koptik Mesir.
ISIS yang dikenal
sebagai kelompok teroris garis keras muncul dan menimbulkan kekacauan yang
semakin parah. Mereka bahkan menyerang ratusan gereja Koptik dan rumah-rumah warga
Kristen pada tahun 2013. Hal tersebut menjadi serangan balasan lantaran pasukan
keamanan Mesir membunuh ratusan demonstran Ikhwanul Muslimin di Kairo bagian tengah
pada bulan Agustus 2013 silam.
Ketegangan antara
umat Kristen dan Muslim semakin sengit, khususnya di provinsi Minya. Tahun 2013
menjadi catatan sejarah paling kelam bagi negara ini. Sementara,
serangan-serangan brutal yang belakangan ini terjadi menjadi indikasi masih kuatnya
berdiamnya kelompok teroris di Mesir.