Semua Orang Pasti Ingin Berhasil, Tapi Nyatanya Kunci Menuju ke Atas Adalah Memulainya dari Bawah
Sumber: Every Square Inch

Kata Alkitab / 28 April 2017

Kalangan Sendiri

Semua Orang Pasti Ingin Berhasil, Tapi Nyatanya Kunci Menuju ke Atas Adalah Memulainya dari Bawah

Lori Contributor
11362

George Costanza adalah seorang pria setengah baya dengan postur tubuh pendek dan gemuk. Dia adalah seorang pria yang selalu gagal dalam semua bidang kehidupan dan terus menerus menganggur, tinggal dengan kedua orang tuanya dan selalu saja gagal dalam hubungan dengan wanita.

Dalam satu episode, George, karena merasa sudah bosan dengan kehidupannya yang biasa-biasa saja, mendapatkan sebuah ide untuk megubah hidupnya. Dia mulai melakukan hal-hal yang berlawanan dengan apa yang biasanya dilakukannya. Mulai dari memesan roti jepit panggang isi ikan tuna untuk makan siang, dia menggantinya dengan roti jepit berisi salad ayam. Saat seorang gadis cantik bermain mata dengannya, dia bertindak berani bukannya tetap berdiam diri. Akibatnya, George tiba-tiba mengalami keberhasilan yang sangat besar.

Walaupun George adalah seorang yang tidak peduli dengan urusan agama, tindakan-tindakannya dalam episode ini memperlihatkan sebuah prinsip dasar dari kehidupan Kristen. Goerge meyakini bahwa jalan menuju keberhasilan dalam kehidupan adalah melakukan apa yang berlawanan dengan hal yang alami. Misalnya, seperti diajarkan Yesus bahwa daripada mempertahankan nyawa, kita seharusnya memberikannya. Daripada membenci musuh-musuh kita, kita seharusnya mengasihi mereka. Atau daripada balas dendam terhadap seseorang yang menghina kita, lebih baik mengampuninya.

Hal ini sama seperti apa yang disampaikan dalam Matius 20: 26-27, “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamabmu.” Jika ada satu tema yang menggambarkan ayat ini, tentunya kita akan menulis tema bahwa ‘kesombongan adalah awal dari kegagalan, dan kerendahan hati adalah awal dari keberhasilan’. Inilah tema yang mengingatkan kita bahwa seseorang yang memiliki harapan yang besar atau tinggi tidak akan pernah mencapainya jika di dalam dirinya masih tumbuh sebuah kesombongan. Karena barangsiapa hendak mencapai keberhasilan baiklah dia belajar tentang kerendahan hati.

Lalu bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang rendah hati? Berikut empat cara khusus yang bisa kita lakukan.

1. Akuilah kesalahan-kesalahan kita

Amsal 28: 13 dituliskan, “Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.” Dalam hal ini sang penulis, yaitu Raja Salomo sendiri mengaku tidak perlu mencari lebih jauh dari ayanya sendiri untuk menyaksikan kebenaran prinsip ini. Walaupun Daud berusaha menyembunyikan dosa yang dilakukannya terhadap Batsyeba, semua orang dalam kerajaan itu tahu apa yang telah dilakukan pemimpin mereka. Lebih penting lagi, Allah mengetahuinya. Hanya setelah Daud mengakui kesalahannya itu, dia dapat memperoleh kembali penghargaan dari rakyatnya dan menerima pengampunan dari Allah.

2. Berbagi penghargaan dengan orang lain  

Keberhasilan terbesar dalam kehidupan Salomo adalah pembangunan Bait Suci. Itu merupakan sebauh proyek yang sangat besar yang melibatkan ribuan pekerja dan jutaan syikal. Tetapi, saat hari pentahbisan tiba, Salomo dengan hati-hati berusaha menghindari pusat perhatian. Sebaliknya, dia memberikan pengakuan selayaknya kepada yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan proyek tersebut. (baca 1 Raja-raja 8: 22-23). Jadi, salah satu cara untuk memperlihatkan kerendahan hati adalah dengan berbagi penghargaan atas keberhasilan kita. Para majikan, pemimpin atau manajer, taka da yang lebih mampu mendorong semangat orang-orang yang bekerja untuk mereka tanpa kerelaan mereka mengungkapkan penghargaan atas bantuan bawahannya untuk mencapai tujuan-tujuan itu.

3. Tidak memuji-muji diri sendiri

Ini adalah salah satu dari prinsip yang paling sederhana tetapi juga paling sering diabaikan saat berhasil dalam hidup. Jangan menjadi agen hubungan masyarakatmu sendiri. Biarkanlah orang lain menangani pekerjaan itu untukmu. Salomo mengatakan hal ini dalam Amsal 27: 2, “Biarlah orang lain memuji engkau dan bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal dan bukan bibirmu sendiri.”

4. Rela melepaskan hak-hak pribadi

Yesus membuat sebuah pernyataan yang mengagumkan tentang diri-Nya sendiri yang sukar dimengerti oleh sebagian besar dari kita. Kata-Nya, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani.” (Matius 20: 28)

Pikirkanlah itu. Yesus adalah Allah dan mempunyai hak penuh untuk memandang kita hanya sebagai alat-alat untuk mencapai sasaran-sasaran-Nya. Itu adalah hak istimewa Sang Pencipta atas makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Tapi Yesus berkata kalau Dia datang ke bumi untuk memenuhi kebutuhan kita, bukan diri-Nya sendiri.

Inilah inti dari kerendahan hati: kerelaan untuk mengorbankan kenyamanan, kesombongan, atau hak-hak kita untuk tujuan yang lebih besar lagi. Para suami, jika ingin mengirim istri ke ruang pemeriksaan serangan jantung, katakanlah kepadanya: “Sayang, aku punya sedikit waktu luang hari ini. sApa yang bisa aku lakukan di rumah untuk membantumu?” Para ibu, cobalah katakan kepada anak-anakmu: “Sore setelah sekolah hari ini adalah milikmu. Ke mana pun kamu mau dan apapun yang kamu mau lakukan, ibu akan ikut saja.”

Bukti terbesar dari kerendahan hati sejati adalah kerelaan untuk menundukkan jadwal dan hak-hak pribadi kita untuk suatu tujuan yang lebih besar. Karena kerendahan hatinya lah Raja Salomo disebut sebagai raja yang paling berhikmat di muka bumi. Dan jika kita memiliki hal ini, bukan nggak mustahil kalau kita bisa mencapai keberhasilan dalam hidup kita. Kita bukan lagi seorang yang gagal seperti sebelum George Costanza  berubah, tapi kita berhasil naik ke atas karena kita sudah memulainya dari bawah terlebih dahulu.

“Keangkuhan merendahkan orang, tetapi orang yang rendah hati, menerima pujian” (Amsal 29: 23).

Sumber : Buku Rahasia Salomo
Halaman :
1

Ikuti Kami