Bagi desainer
Batik kenamaan Sianne Avantie atau akrab disapa Anne Avantie, pernikahan adalah
sesuatu yang sakral meskipun proses menjalani bahtera rumah tangga pasti akan selalu ada konflik.
Salah satu masalah
yang bisa menghancurkan pernikahan adalah ketika istri mengambil alih peran suami sebagai
pemimpin. Hal ini bisa terjadi ketika istri memiliki jenjang karir yang lebih
tinggi dari suami. Akibatnya, sang istri mulai semena-mena dan tak lagi memiliki rasa hormat kepada suami.
Tapi sebagai
wanita dengan karir gemilang, Anne Avantie mengaku terus berjuang untuk tetap
menjadi istri yang baik bagi suaminya. Tak heran meskipun sudah menikah selama 25
tahun dengan Joseph Henry Susilo, kehidupan pernikahan wanita berusia 62 tahun ini masih tetap harmonis.
Meskipun dirinya
dikenal sebagai wanita dengan tingkat kesibukan yang begitu tinggi, Anne mengaku
tak ingin lupa diri dan merasa sebagai “superwoman” yang harus dihormati oleh
suami. Sebaliknya, dia justru merasa malu jika disebut sebagai “superwoman” yang
sukses dalam karir dan mampu menafkahi keluarga. Karena bagi Anne, sesukses apapun seorang wanita, pada hakikatnya dia tetap ‘Penolong Pria’.
Berikut penuturan
Anne Avantie dalam sebuah postingan Instagram-nya bertepatan saat dirinya merayakan 28 tahun berkarir di dunia desain batik yang melambungkan namanya.
“Sering kita menjatuhkan pasangan hidup kita dengan
kata2 maupun perbuatan.>krn “takaran nya” adalah MATERI. Sering kita bermegah diri krn kita sudah menganggap diri seorang “ superwoman “
“Dalam diri saya…. Saya selalu malu .., ketika disebut
“ superwoman “ . Seorang wanita karier berhasil itu bukan krn bisa “ membiayai
semuanya “ dan menginjak harga diri pasangan hidup ---- menganggap keberhasilan
kita ini karena takarannya adalah “ kemampuan “ yg di sebut sbg wanita perkasa –
tapi dibalik itu kita sebenarnya adalah “ wanita2 yang tidak tau aturan “ …. yg
merasa jawara dan merasa sudah begitu hebat karena menilai diri bisa mencukupi
semua. ---- seperti apapun …., suka tidak suka dalam hukum Tuhan tertulis “ wanita adalah PENOLONG PRIA ”….
“Dan “ wanita dicipta dari TULANG RUSUK Pria”. – kita bisa
tidak bahagia dalam pernikahan dengan aneka peristiwa. Tapi “ jangan pernah
kurang ajar”….~~ sebagai wanita karier dengan segala aktifitas saya.,pasangan
hidup saya .., martabatnya saya junjung
. . Saya layani .. saya hormati . .. sebagai Ayah atas Anak 2
saya-Karena dibalik seorang “ wanita sukses “ ada seorang PRIA “ luar biasa” yg
berani meninggalkan EGO kelaki lakian nya untuk memberikan kesempatan pada seorang wanita untuk mengembangkan talenta karunia Tuhan.
“Tapi bukan berarti dengan semena mena kita kemudian
mengumbar kekurangan nya diluaran – dengan mulut kita yg bagai pisau tajam
menghujam karena itu berarti kita sudah MERENDAH kan harkat martabat ANAK2
kita.> kita bisa tidak bahagia dalam pernikahan .., tapi jangan pernah “
kurang ajar “ pada seorang pria seburuk apapun dia..,jadilah tetap menjadi
wanita bermulut santun ., bertindak bijak .- karena yg kita sudah “ tanam “
akan di” petik “ buahnya oleh “ keturunan “ kita sepanjang musim kehidupan .
Tanamilah BENIH yg Baik …. Walau dalam kondisi “ tidak baik “ sekalipun tanpa pernah merasa “ berkorban “….apalagi “ berjasa”….”
Lewat tulisan ini, kita bisa memetik beberapa poin penting untuk kita pelajari diantaranya:
- Sesukses apapun
seorang wanita, tetaplah menghormati suami. Jangan bermegah dengan karir yang sukses dan mengganggap diri lebih tinggi derajatnya dari suami.
- Suka tidak
suka dalam hukum Tuhan, wanita tetaplah Penolong pria karena pada dasarnya wanita diciptakan dari tulang rusuk pria.
- Tetaplah menjunjung nama baik suami dan tidak mengumbar kekurangannya kepada orang lain.
- Tetaplah menjadi
istri yang santun dan bijak, seburuk apapun kepribadian sang suami karena kebaikan yang ditabur oleh seorang istri akan diwariskan oleh anak-anaknya kelak.
“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh....Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5: 22-23; 25-27)
Sumber : Jawaban.com