Walaupun kamar
mandi itu selalu dipadati pengunjung, tapi kondisi toilet tetap bersih dan berkilau.
Sosok seorang wanita terus bekerja, menggosok lantai dan ditutupi orang-orang
yang berjalan lalu lalang. Sementara ibu-ibu lain mempersiapkan kalkun atau bersilaturahmi
ke rumah keluarga, wanita ini justru melakukan pekerjaannya di toilet. Berkat jasanya,
kamar mandi itu selalu bersih. Tapi tahukah kamu, sangat sedikit orang yang
justru mengucapkan ‘terima kasih’ kepada wanita itu. Hanya ada seorang wanita yang kemudian tergerak untuk menyampaikannya.
Sesaat ketika
wanita itu mengucapkan ‘terima kasih’, ada semburat senyum yang mtergambar di wajah wanita itu. Dia begitu menghargai ucapan sederhana itu.
‘Terima kasih’
memang adalah kata yang sangat sederhana. Tapi kata-kata ini ternyata membawa sukacita
bagi orang lain. Mazmur 105 menyampaikan kalau kita tidak hanya menyampaikan ucapan
syukur kepada Tuhan. Tapi juga menyampaikan pekerjaan baik yang dilakukan-Nya kepada
orang lain (baca Mazmur 105: 1-2; Efesus 6: 4).
Seperti kita
secara lisan mencurahkan kekaguman dan rasa syukur kita kepada Tuhan, kita juga
patut menyampaikan kata-kata ini kepada orang lain. Karena kita harusnya hidup sesuai dengan teladan Kristus.
Adapun tiga alasan penting kenapa kita harus mengucapkan ‘terima kasih’ kepada orang lain adalah:
1. Mengekspresikan ucapan ‘terima kasih’ kepada Tuhan bisa memperkuat iman
Berkat baru
apa yang Tuhan sudah kasih dalam hidupmu? Apakah kamu mendapat tidur yang nyenyak
di malam hari? Apakah kamu mendapat sarapan pisang yang enak di pagi hari? Apakah
kamu sudah tak lagi frustrasi karena pertengkaran dengan suami/istri? Jangan biarkan
setiap waktumu berlalu tanpa berhenti menyadari bahwa kamu harus bersyukur atas semuanya itu.
Semakin kamu
melihat kesetiaan Tuhan dalam hidupmu, keluargamu, pertumbuhan rohani, kamu akan semakin percaya diri akan kesetiaan-Nya di masa depan.
2. Menjadi teladan akan kasih dan perbuatan baik Tuhan
Seorang
teman bersedia menolongmu saat kamu membutuhkan. Seorang ibu berkorban memberikan
waktu dan tenaganya untuk keluarga. Seorang pendeta mempersiapkan dan menyampaikan
firman setiap Minggu. Sampaikanlah ‘terima kasih’ kepada mereka yang melakukan hal-hal
baik bagi orang lain. Hal ini akan membawa angin segar bagi jiwa mereka dan memacu mereka untuk tetap mau melayani (Ibrani 10: 24-25).
3. Ibarat benih, kebiasaan mengucapkan ‘terima kasih’ akan tumbuh menjadi kebiasaan bagi orang lain
Mazmur 145 memberitahu
kita untuk menyampaikan hasil pekerjaan kita bagi generasi mendatang. Karena itu
hiduplah dengan positif; mulai dari menyampaikan kebaikan Tuhan kepada orang
lain dan menebar sukacita kepada orang lain. Karena hal ini bisa jadi penyemangat
bagi hidup orang lain. Kebiasaan mengucapkan ‘terima kasih’ juga bisa seperti benih
yang kita tanam, tumbuh dan bertunas. Dalam artian, kamu juga bisa jadi influencer untuk menularkan kebiasaan yang
sama untuk dilakukan orang lain juga.
C. S Lewis pernah bilang, “Kita senang memuji tentang apa yang kita nikmati karena pujian tidak
hanya soal ekspresi tapi melengkapi kenikmatan itu sendiri; itulah poin penyempurnanya”
Kata-kata pujian dan uacapan terima kasih memang punya kuasa untuk menyemangati
jiwa yang terluka dan mengarahkan hati kita kembali kepada Tuhan. Karena itu, jika
kita begitu mudahnya bisa menyampaikan ucapan pujian ini kepada Tuhan, kenapa tidak
kita juga menyampaikannya kepada orang-orang yang patut menerimanya.