Gereja Katolik Filipina akhirnya memakai
khotbah untuk melawan perang narkoba yang dicetuskan Presiden Rodrigo Duterte. Dalam
sebuah pernyataaan, Konferensi Waligereja Filipina menyampaikan bahwa kebijakan perang narkoba Duterte tersebut merupakan teror besar terhadap kemanusiaan.
Sebab pada praktiknya, kebijakan ini
menyebabkan pembunuhan brutal kepada para pengedar dan pengguna narkoba. Karena
itu, para uskup Gereja Katolik menyampaikan rasa prihatin atas ketidakpedulian masyarakat atas kebijakan itu dan telah mengabaikan keadilan.
“Penyebab yang lebih besar dari kasus
ini adalah ketidakpedulian yang besar atas kesalahan ini. Hal ini dianggap normal,
dan bahkan yang lebih buruk, hal itu (menurut mereka) perlu dilakukan. Penyebab
lain yang menjadi perhatian adalah teror dari pemerintah yang terjadi di banyak
tempat tinggal orang-orang miskin. Banyak orang tewas bukan karena narkoba. Mereka
yang dibunuh tidak mendapat pertanggung jawaban,” demikian ditulis dalam pernyataan Koferensi Waligereja Filipina.
Alasan itulah yang mendorong Konferensi
Waligereja mendesak para politisi untuk melayani kepentingan rakyat Filipina,
bukan hanya kepentingan pribadi mereka sendiri. Mereka juga menyerukan langkah-langkah
untuk mempertanggungjawabkan kasus korupsi para hakim dan polisi.
Seperti diketahui, belum lama ini
Duterte bahkan sudah menghentikan operasi anti-narkoba karena adanya dugaan korupsi
antar pihak terkait. Tapi belum diketahui jelas apakah penghentian ini untuk sementara
waktu atau seterusnya. Dan terkait banyaknya korban yang terbunuh sepanjang operasi
anti-narkoba akan terus diselidiki, khususnya jika hal itu tidak sesuai dengan hukum.