Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump
secara resmi dilantik hari ini, 20 Januari 2017. Untuk mempersiapkan diri di
hari bersejarah itu Trump pun harus menghadap putra pejuang hak asasi manusia (HAM)
AS dokter Martin Luther King Jr, Martin Luther King III, yang merupakan pengacara HAM.
Ternyata, Trump meminta didoakan oleh Luther King III
supaya dirinya bisa mendapatkan bimbingan Tuhan dan menjadi pribadi yang
dipakai untuk ‘memulihkan bangsa’ jika nantinya dirinya sah menjalankan kemudi pemerintahan.
Trump dan putra sulung Martin Luther ini bertemu di Menara
Trump di kota New York City pada Senin, 16 Januari 2017. Kabar ini diyakini
kebenarannya setelah Sekretaris Media Gedung Putih Sean Spicer memposting status
di akun Twitter @realDonaldTrump. Katanya, “@realDonaldTrump berdoa dengan Martin
Luther King III & membahas warisan dan karya dari sang ayah #martinlutherkingday #MLKDAY,” tulis Spicer.
Menurut berita Washington Post, Trump dan Luther King III
memulai pertemuan dengan doa tentang ‘pemulihan bangsa’. Trump juga dikabarkan mengapresiasi
tindakan luar biasa yang dilakukan Martin Luther King Jr di masa hidupnya.
Apresiasi serupa juga ditunjukkan Trump dalam akun twitternya. “Rayakanlah hari
Martin Luther King dan segala hal luar yang dia perjuangkan. Hormati dia sebagai pribadi yang luar biasa!”
Sayangnya, apresiasi ini dianggap berlebihan oleh seorang
aktivis HAM John Robert Lewis. Dia menyindir bahwa kemenangan Trump dalam pemilu
sebenarnya tidak sah karena adanya dugaan peretasan data oleh pihak Rusia. Menanggapi
hal itu, Trump justru mengatakan bahwa Lewis hanya bisa ‘bicara’ saja tanpa ada tindakan dan hasilnya.
Luther King III yang mengetahui perselisihan antara
keduanya pun mencoba menjadi penengah dan menyampaikan bahwa hal yang harusnya menjadi
prioritas adalah membawa Amerika bersama-sama menjadi bangsa yang besar
kembali. Sama seperti slogan Trump ‘Bring America Great Again’. “Kita adalah
bangsa yang besar, dan kita harus menjadi bangsa yang lebih besar,” ucapnya.
Saat pertemuannya dengan Trump, dia percaya pemimpin baru
Amerika ini punya beban besar untuk membawa kembali bangsanya menjadi lebih
baik. “Saya percaya bahwa itu niatnya. Tapi saya pikir kita juga harus
konsisten terlibat dalam tekanan, tekanan publik. Ini tidak terjadi secara
otomatis. Ayah saya dan timnya paham benar soal itu,” ucap Luther King III.