Siapa bilang jadi orangtua itu gampang? Buat kamu yang
udah jadi orangtua pasti lagi senyum-senyum sendiri pake ngangguk-ngangguk, dalam hati bilang ‘setuju banget!’. Entahlah ya,
tapi secara personal penulis juga tahu kog
gimana orangtua harus kerja keras ngurusin anak. Bukannya nggak bersyukur ya, karena Tuhan udah kasih anak sebagai anugerah dalam sebuah pernikahan. Tapi kan tetap aja, tanggung jawab jadi orangtua itu besar banget.
Sebagian orangtua mengaku stress dengan perilaku anak yang
buruk. Ada juga orangtua yang stress karena harus mikirin biaya sekolah anak. Ada
yang stress karena terbelit kasus kejahatan. Dan sederetan stress lainnya yang terus menghantui orangtua.
Tapi apa benar orangtua harus menghadapi stress yang berkepanjangan
dan lupa untuk menikmati musim dimana Tuhan memberikan kesempatan jadi orangtua?
Apa benar orangtua memang sudah ditakdirkan untuk selalu dirundung frustrasi sejak
punya anak? Perlu diketahui, kalau kondisi orangtua sangat mempengaruhi anak. Misalnya,
saat orangtua marah hal termudah yang bisa dijadikan pelampiasan kemarahan
adalah anak. Anak akhirnya jadi korban dari sikap orangtua yang nggak tepat. Ujungnya, anak akan tumbuh dengan kepribadian penakut dan selalu hidup penuh tekanan.
Kamu adalah salah satu orangtua yang juga kadang kala merasakan frustrasi atau stress saat menghadapi anak, ingatlah ayat Alkitab ini.
Pertama : Saat kamu hendak mendisiplinkan anak, ada banyak cara tepat
yang bisa diterapkan ke anak. Ajarkan anak untuk
melakukan tindakan-tindakan yang baik dan menghindari kesalahan yang sering mereka lakukan.
“Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.” (Kolose 3 : 21)
Didiklah anakmu, maka
ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu. (Amsal 29: 17)
Kedua : Tunjukkan kalau kamu benar-benar mencintai anak-anakmu. Sama seperti Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada kita, orangtua juga perlu menunjukkan
kasihnya ke anak-anaknya. Sehingga anak bisa tumbuh jadi pribadi yang merasa dicintai.
Tetapi yang terutama:
kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. (1 Petrus 4: 8)
Jadi jika kamu yang
jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang
di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7 : 11)
Ketiga : Sebagai orangtua, kamu nggak bisa terus menerus melindungi
anak-anakmu dari tantangan di luar rua atau bahkan masalah-masalah yang terjadi di rumah. Tapi kamu bisa mempersiapkan mereka untuk menghadapinya sendiri.
Didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22 : 6)
Keempat : Nggak seorang pun tahu apa yang bakal terjadi dalam hidup.
Tapi orangtua perlu mengambil keputusan terbaik untuk kesejahteraaan dan masa depan
anak mereka. Baik soal pilihan sekolah atau universitas yang bakal mereka ambil. Ayat ini mungkin bisa jadi panduan:
Tetapi apabila di
antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada
Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1 : 5)
Biarlah teriakku
sampai ke hadapan-Mu, ya TUHAN; berilah aku pengertian sesuai dengan firman-Mu. (Mazmur 119 : 169)
Kelima : Kejengkelan dan kegeraman bisa muncul sewaktu-waktu bahkan
saat anak nggak mau mendengarkan apa kata orangtuanya. Dari pada emosian, orangtua kudu ambil tindakan positif untuk menghadapinya.
Ingatlah ayat yang berkata ‘anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah
kandungan adalah suatu upah.’ (Mazmur 127: 3) dan ‘jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.’ (Matius 18: 10).
Tuhan menghadirkan anak di tengah-tengah keluarga karena orangtua tersebut pasti sudah siap. Entah tantangan dan masalah apapun yang terjadi, tetaplah berharap ke Tuhan saja. Karena Dia nggak mungkin membiarkanmu hidup dalam frustrasi karena tanggung jawab jadi orangtua dianggap terasa begitu berat.
Sumber : CT/jawaban.com