Lima bulan lamanya setelah Perang Dunia
I meletus, pasukan Inggris mengambil waktu untuk sejenak mengumandangkan
lagu-lagu Natal di medan perang. Keesokan harinya, pasukan Jerman bermunculan
dan mulai mendekati pasukan Sekutu saat mereka menyerukan ‘Merry Christmas’
dalam bahasa Inggris. Untungnya, puluhan pejuang Inggris keluar menyambut
pasukan Jerman dan mereka berjabat tangan, beberapa di antaranya bahkan
bertukar rokok sebagai hadiah. Tepat di momen Natal itulah Genjata Senjata Natal 1994 terjadi.
Natal memang adalah peringatan akan
kelahiran juru slamat yang harusnya disambut dengan sukacita dan penuh damai.
Namun bukan berarti ketika perayaan Natal tiba, konflik perang di berbagai
belahan negara selesai. Peristiwa di atas hanyalah satu keajaiban Natal yang terjadi saat Perang Dunia I.
Berikut ini adalah beberapa sejarah perang dunia yang terjadi tepat saat perayaan Natal.
1776 - Perang Revolusi dan Perang Saudara
Peristiwa perang yang paling formatif
bagi Amerika adalah Perang Revolusi dan Perang Saudara yang meledak di malam
Natal pada tahun 1776. Presiden George Washington memimpin 2400 pasukannya menyeberangi
sungai Delaware sepanjang 300 yar yang sangat dingin di bawah ancaman badai
salju. Dan tepat di pagi hari 26 Desember, mereka berhasil mengepung 1400
tentara Hessian yang berkemah di Trenton. Akhirnya jam 9 pagi, pertempuran telah selesai. Mereka menang! Jenderal Washington berhasil mengalahkan Inggris!
1868 – Presiden AS Andrew Johnson mengampuni mantan tentara konfederasi
Pada tahun 1868, presiden AS Andrew
Johnson memperpanjang masa pengampunan dan amnesty bagi semua orang yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pemberontakan. Banyak
orang yang kemudian mengecam kebijakan Johnson, sehingga dia menetapkan
pengampunan bersyarat dan terbatas, setidaknya sampai tanggal 25 Desember 1868 SM.
1914
– Tentara Jerman, Inggris dan Perancis istirahat sejenak untuk merayakan Natal bersama-sama
Di Natal pertama Perang Dunia I tahun
1914, para tentara keluar dari persembunyian mereka dan menikmati liburan dalam
damai. Meskipun kala itu perang masih terus berkecamuk, namun mereka bersedia
meletakkan senjata mereka untuk menyanyikan lagu-lagu Natal, bermain sepak
bola, dan bertukar rokok dan permen sebagai bentuk kado. Di saat perayaan Natal inilah kesepakatan genjatan senjata di tahun 1914 terjadi.
1941- Jepang merebut kendali atas Hong Kong dengan mengorbankan Inggris
Agresi militer Jepang selama Perang
Dunia II dimulai sebelum serangan ke Pelabuhan Harbor. Pada tahun 1931,
Kekaisaran Jepang menginvasi Manchuria, wilayah pesisir yang luas di timur laut Cina. Pada tahun 1937, invasi itu membuat kemajuan di seluruh negeri.
Sementara tak lama setelah serangan
kejutan ke Pelabuhan Harbor, Jepang kemudian melakukan invasi ke Hong Kong pada
tahun 1941. Ratusan orang tewas dalam delapan belas hari pertempuran merebut
Hong Kong. Sebagian lainnya terluka dan ditahan di kamp-kamp POW. Jepang mengumumkan perebutan wilayah tepat pada Hari Natal 1941 melalui siaran radio.
1941-
Admiral Emile Muselier menangkap Santo Pierre dan Miquelon di sebuah kepulauan dekat Kanada
Pada malam Natal 1941, satuan tugas di
bawah Admiral Emile Muselier menyerbu pulau di malam hari. Mereka tidak
mendapatkan perlawanan dan berhasil menguasai pulau selama satu jam. Dan di
tengah malam 25 Desember 1941 lewat lima menit, berita invasi ini tersiar lewat
telegram Koran Kanada dan Amerika dan memberitakan bahwa Santo Pierre dan
Miquelon Affaire tertangkap.
Jika merunut sejarah yang ada, Natal
memang tidak menjanjikan akan terjadi perdamaian atau sukacita yang sama di
berbagai belahan dunia. Saat kelahiran Yesus pun, kondisi Maria dan Yusuf tidaklah
mudah, sebab mereka juga melewati perjalanan yang panjang dan melelahkan.
Karena itu, mari terus berdoa agar seluruh umat Tuhan di manapun bisa menikmati
momen Natal tahun ini dengan khusyuk dan hikmat.