Lilin menjadi
salah satu simbol yang digunakan banyak agama saat menjalankan ritual ibadahnya dengan
berbagai alasan tentunya. Namun bagi umat Kristen, lilin begitu identik dengan Natal.
Sebagian besar orang Kristen bahkan tidak terpikir mengapa lilin dan Natal begitu erat kaitannya.
Minggu Advent yang sekarang ini dirayakan umat Kristen bahkan dengan penyalaan lilin. Hal ini
akan dilakukan sampai pada minggu keempat menjelang Natal. Apa arti penyalaan lilin
di minggu Advent ini? Ternyata penyalaan lilin di minggu Advent bertujuan untuk
mengingatkan kita akan kedatangan Kristus yang merupakan Cahaya Pengharapan dunia.
Cahaya lilin inilah yang menjadi simbol dari Yesus sebagai terang itu sendiri dan
yang datang untuk melepaskan kita dari belenggu kegelapan dunia. Cahaya lilin menandakan jalan kehidupan.
Selain itu,
lilin juga mewakili bentuk spiritual, pengabdian, iman, kerinduan, dan
kehidupan. Dalam Matius 5 : 14-16 dikatakan bahwa orang-orang yang telah hidup
dalam terang itu sendiri yaitu Yesus adalah anak-anak terang. “Kamu adalah terang dunia. Kota yang
terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak
menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki
dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."”
Awal sejarah penyalaan lilin
Penyalaan lilin
di momen Natal memang tidak secara tiba-tiba terjadi dan kemudian tersebar dan
diadopsi oleh hampir seluruh gereja di berbagai belahan negara. Adapun sejarah awal penyalaan lilin ini bisa ditelusuri dari beberapa tradisi berikut:
1. Lilin dinyalakan di abad pertengahan
Awal
pertama penyalaan lilin saat perayaan Natal terjadi di abad pertengahan, di
mana lilin besar digunakan untuk mewakili bintang Betlehem. Inilah yang mungkin menjadi awal dari tradisi penyalaan lilin di minggu Advent.
2. Penyalaan lilin di Festival Yahudi
Selain itu,
lilin juga sudah digunakan di acara Hanukkah atau Festival Cahaya Yahudi yang saat
itu juga dirayakan selama musim dingin. Selama perayaan Hanukkah selama delapan
malam, lilin akan dibiarkan menyala di tempat lilin yang dikhususkan yang disebut ‘hanukkiyah’.
3. Penyalaan lilin di Festival Kwanza
Ternyata penyalaan
lilin juga dilakukan dalam festival Kwanza yang digelar di Amerika Serikat setiap
musim dingin. Terdapat tujuh lilin yang digunakan dalam festival ini dimana lilin-lilin tersebut di tempatkan sdi sebuah tempat yang dinamakan kinara.
4. Penyalaan lilin dalam perayaan Christmas Carol
Penggunaan lilin
yang sangat terkenal adalah saat perayaan Christmas Carols. Ini biasanya menjadi
momen paling teduh dalam ibadah gereja karena hanya menggunakan lilin sebagai penerang selama ibadah.
5. Lilin dipakai sebagai lampu bagi pohon Natal
Di jaman dulu,
sebelum kehadiran lampu-lampu pijar warna warni yang biasa dijadikan sebagai
dekorasi pohon Natal, pohon Natal diterangi dengan lilin. Sampai akhirnya lampu
pijar muncul, dan lilin tak lagi diperlukan sebagai hiasan pohon Natal.
Belum diketahui
pasti apakah penyalaan lilin di acara-acara di atas menjadi sumber dari tradisi
penyalaan lilin saat Natal. Namun bisa dipastikan bahwa tradisi ini timbul dari
pandangan bahwa lilin merupakan simbol dari Yesus itu sendiri, yaitu terang
dunia.