3 Pelajaran Berharga dari Pengorbanan Yesus

Kata Alkitab / 31 October 2016

Kalangan Sendiri

3 Pelajaran Berharga dari Pengorbanan Yesus

Lori Official Writer
27377

Yesus berkata, “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Markus 10 : 45)

Sepuluh tahun silam, beberapa pelayar asal Inggris diculik dan disandera oleh perompak Somalia selama 388 hari (satu tahun lebih). Dua diantaranya bernama Paul dan Rachel Chandler akhirnya dibebaskan setelah para penculik mendapatkan uang tebusan yang besar, dalam hal ini pihak keluarga Chandler tidak pernah berterus terang tentang nominal yang mereka berikan kepada para penjahat itu sebagai tebusan untuk dua nyawa tersebut. Siapapun yang rela menyumbangkan uang tebusan yang begitu besar tersebut, tentu sangat bermurah hati!

Seperti mahalnya uang tebusan Paul dan Rachel Chandler, demikian pula gambaran sederhana tentang apa itu penebusan. Penebusan adalah sesuatu yang dibayarkan untuk kebebasan orang-orang yang dibelenggu oleh perbudakan.

Ketika Yesus mengatakan bahwa hidupnya adalah ‘tebusan bagi banyak orang’ para pendengarnya pasti pertama kali akan berpikir tentang lelang budak. Penulis Mark Meynell meminta kita untuk membayangkan bagaimana seseorang membeli budak untuk membebaskan mereka. Ini adalah efek dari kematian Yesus bagi kita : penebusan berarti kebebasan umat manusia.

Berikut tiga pelajaran penting yang harus kita ingat dari pengorbanan Yesus di kayu salib:

#1 Manusia adalah pribadi yang terjebak sehingga harus diselamatkan

Kita tidak sempurna; kita seringnya mendapati hal-hal yang salah. Kita kerap terjatuh hanya pada standar yang kita buat sendiri. Kita seringnya melanggar aturan yang dibuat Tuhan. inilah yang disebut dalam Alkitab sebagai ‘dosa’, dan kita terikat dalam perbudakan tersebut, tak mampu melepaskan diri.

Jebakan yang kita alami itu bukanlah sebuah kecelakaan. Kita terjerat di dalam jerat yang kita pasang sendiri, seperti laba-laba yang terjerat di dalam jaring-jaring buatannya sendiri. Hal ini disebutkan dalam Efesus 2 : 3, “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”

Jika kita tidak mau keliar dari jebakan tersebut, maka dosa itu akan terus berputar seperti rotasi. Kita akan mengalami kekosongan di dalam kematian kekal. Kita adalah domab yang hilang, namun Yesus datang sebagai gembala yang baik.

#2 Sejatinya manusia dikasihi Tuhan

Tuhan tidak melambaikan tangannya lalu berkata, “Well. Aku memaafkanmu, sudahlah.” Hal itu merupakan tindakan yang menyangkali keadilan, karena keadilan harus tetap ditegakkan di muka bumi ini. Apakah Daesh atau Hitler tidak mempertanggungjawabkan perbuatan mereka? Tentu saja mereka harus mempertanggungjawabkannya, sama seperti kita, apapun pelanggaran yang kita lakukan kita harus pertanggungjawabkan kepada Tuhan nantinya.

Namun karena kita begitu dikasihi Tuhan, Dia rela memberikan nyawanya bagi kita. “Aku akan memberikan nyawaKu sebagai tebusan bagimu.” Dia mengambil konsekuensi dari dosa kita kepada dirinya sendiri; dia rela mati mengambil hukuman atas dosa kita. Keadilan ditegakkan; utang dibayar, sehingga para tahanan itu berhasil bebas dari pintu penjara yang meledak karena penebusan. Kita mungkin tidak sepenuhnya memahami hal ini, tetapi setidaknya kita bisa paham bahwa tindakan Yesus didasarkan oleh pengorbanan cinta yang besar. Kita adalah orang-orang berdosa yang dicintai, lebih dari apapun yang pernah kita ketahui.

#3 Manusia diundang untuk bertobat dan berbalik dari dosa-dosanya

Salib mendesak kita untuk memilih satu sisi dan itulah yang Yesus lakukan, mengundang kita untuk bertobat dan berbalik; mengubah hati dan pikiran kita, percaya akan kabar baik, sehingga pengampunan dan kerajaan Allah terbuka untuk semua yang cukup rendah hati untuk menerima-Nya.

Seorang bernama Bartimeus pernah mengatakan kalimat ini kepada Yesus. “Kasihanilah aku!” Betapa bodohnya orang yang menolak untuk menyambut karya keselamatan mereka.

Sumber : Christiantoday.com
Halaman :
1

Ikuti Kami