Berbuat Baik Tanpa Direncanakan
Sumber: Asiantown.net

Kata Alkitab / 21 October 2016

Kalangan Sendiri

Berbuat Baik Tanpa Direncanakan

Lori Official Writer
6758

Berbuat baik tanpa disengaja mungkin akan menimbulkan pertanyaan di benak Anda. Berbuat baik dengan merencanakannya terlebih dahulu memang suatu tindakan yang baik-baik saja. Tapi yang ditekankan dalam hal ini adalah perbuatan baik yang lahir dari ketulusan, tanpa pamrih, keluar begitu saja dalam bentuk tindakan dan tidak pernah berpikir untuk mendapatkan balasan. Perbuatan baik itu keluar dari kedalaman hati dam kembali pada kedalaman hati.

Motif

Segala sesuatu yang kita rencanakan pastilah mempunyai tujuan. Seorang pelajar merencanakan jadwal belajar selama masa ulangan umum. Tujuannya agar dia mendapatkan nilai-nilai yang baik. Seorang pemuda merencanakan pencapaian dalam lima tahun mendatang untuk pekerjaan yang ditekuninya. Tujuannya adalah kenaikan jenjang karier dan pendapatan. Sebuah keluarga merencanakan mengambil cuti tahun depan. Mereka mempersiapkan segala sesuatunya. Semua itu dilakukan dengan tujuan pada saatnya dapat menikmati waktu cutinya dengan menyenangkan.

Dengan demikian hati-hatilah dengan merencanakan perbuatan baik, salah-salah perbuatan baik itu tidak lagi menjadi perbuatan baik yang tulus. Bukan tidak mungkin di balik perbuatan baik yang kita rencanakan sesungguhnya kita sedang berharap mendapatkan sesuatu bagi diri sendiri dan demi kepentingan sendiri. Kita merencanakan perbuatan baik supaya mendapat sesuatu. Semakin kita merencanakan, semakin kita berharap mendapatkan lebih dari perbuatan baik kita. Jika kita melakukan perbuatan baik yang demikian, maka kita tidak pernah mendapatkan makna apa-apa dari dalamnya. Perbuatan baik yang demikian hanya indah tampak di luar, namun sesungguhnya tidak ada bedanya dengan sebuah kejahatan. Kita berbuat baik bagi seseorang, tetapi sesungguhnya itu dilakukan demi diri kita sendiri.

Sekali waktu seorang murid bertanya kepada gurunya, “Guru dapatkah engkau menjelaskan tentang perbuatan baik, seperti apakah itu?” Mendengar pertanyaan demikian maka Sang Guru menjawab, “Engkau bertanya tentang berbuat baik, tanyakanlah pada hatimu sendiri. Perbuatan baik jika dilakukan selalu akan mendatangkan ketenangan jiwa. Sebaliknya, perbuatan jahat jika dikerjakan senantiasa akan menghadirkan keresahan dan kegelisahan dalam hatimu.”

Spontan

Marilah melakukan perbuatan baik tanpa harus direncanakan terlebih dul; spontan dan tanpa pamrih. Kita melakukannya saat itu sekaligus melupakannya pada saat yang sama. Kita menyatakan kebaikan sekaligus juga membebaskan mereka yang menerima kebaikan kita untuk menikmatinya tanpa harus berpikir dan dibebani untuk membalasnya.

Berbuat baiklah. Jika kita tergerak untuk melakukannya dan kesempatan itu datang, jangan pernah menunda. Dalam Amsal 3: 27 dikatakan, “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.” Demikianlah kita harus melepaskan kebaikan ketika orang lain membutuhkannya.

Dengan cara ini, kita tidak terus menerus membawanya dalam pikiran, mengingat-ingatnya seolah-olah kita menjadi pribadi yang paling berjasa bagi nasib orang lain. Kita juga tidak terus terganggu karena berharap mendapatkan balasan dari mereka.

Contoh berikut bisa menjadi perenungan bagi kita. Seorang pria mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir, bersamaan dengan dia berurut dua mobil lain persis berada di belakang mobilnya. Saat itulah dia ingin melakukan perbuatan baik. Lalu dengan segera dia mengeluarkan selembar uang sepuluh ribuan. Kepada kasir di tempat parkir dia dengan spontan mengatakan: “Sekalian untuk dua mobil di belakang!” Setelah itu dia melajukan kendaraannya tanpa menengok ke belakang, siapa yang mendapatkan parkir gratis karena kebaikannya.

Selamat melakukan perbuatan baik, tanpa harus direncanakan atau dibuat-buat!

Sumber : Disadur dari tulisan Pendeta Imanuel Kristo
Halaman :
1

Ikuti Kami