Stasiun televisi
Kristen Gabon negara bagian Afrika, Radio Televisi Nazaret (RTN) dibom setelah menayangkan
hasil pemilihan presiden yang sebelumnya memicu kontroversi menegangkan. Akibat
pengeboman ini, stasiun televisi mengalami kerusakan parah, sebagian besar peralatan dinyatakan hancur.
“Mereka kehilangan
semua peralatan, kamera, komputer, dan bahkan kendaraan dibakar dan ditembaki,” lapor Phanuelle Benga, perwakilan CBN di RTN.
Penyerangan
brutal ini terjadi pasca pengumuman kemenangan Presiden Ali Bongo yang kemudian
memicu aksi anarkis di ibukota Libreville pada 31 Agustus 2016 lalu. Lawan politiknya,
Jean Ping mengklaim hasil pemilihan curang. Dia tidak terima dengan hasil suara
dan mendesak penghitungan ulang. Sehingga bentrokan antara pendukung Jean Ping dan pasukan keamanan pemerintah Gabon tak lagi terelakkan.
Pemimpin RTN,
Pendeta Georges Ngoussi mengatakan bahwa pelaku penyerangan mengenakan penutup muka
dan membawa senjata api. Meski begitu, peristiwa ini tidak menelan korban luka
maupun tewas. “Puji Tuhan tidak akan korban jiwa,” terang Benga.
Hingga berita
ini diturunkan, situasi di tempat kejadian sudah mulai kondusif.