Kita orang percaya
kerap mendengar atau cenderung mempercayai bahwa urusan soal pasangan adalah urusannya
Tuhan. Kita hanya perlu ‘menunggu seseorang yang dipilihkan Tuhan untuk kita’
atau ‘mencari Tuhan’ terlebih dahulu agar kita siap untuk bertemu pasangan yang Dia sudah sediakan bagi kita.
Tidak salah
memang karena hal itu dianggap sebagai bentuk ketaatan kepada Tuhan dan kepercayaan
mutlak bahwa Tuhan ambil bagian dalam segala urusan dalam kehidupan kita. Namun,
1 Korintus 7: 6 mengatakan bahwa Tuhan hanya berperan sebagai pembimbing dan pemberi nasihat. Tuhan mengajurkan kebaikan dan menjadi pilihan kita untuk memutuskan mengikuti anjuran tersebut. Alih-alih mengharapkan bahwa Allah mengendalikan
kehidupan percintaan kita, Allah justru memberikan kehendak bebas untuk memilih
siapa yang harus kita nikahi. Mungkin hal ini kedengarannya terasa aneh, tetapi
Tuhan punya alasan saat memberikan pilihan untuk mencintai seseorang kepada kita yaitu bahwa:
1. Cinta itu gratis
Kata ‘bebas’
dalam hal ini bukan berarti sama dengan ‘tanpa biaya’. Cinta yang gratis itu maksudnya
adalah cinta yang alami dan bebas. Dalam artian, cinta tidak bisa dipaksakan
karena siapapun yang dipaksa untuk mencintai tidak akan benar-benar mencintai. Seseorang
tidak akan tahu jika dia dicintai jika orang yang mencintainya tidak mengambil pilihan untuk mencintai.
Mencintai dengan
bebas dan tulus bukan berarti menentang atau tidak menaati kehendak Tuhan. Tetapi
kita menerima untuk mencintai orang lain karena kita diberi pilihan apakah membalas
cinta itu atau tidak sama sekali. Tuhan ingin kita mencintai dengan bebas dan sungguh-sungguh.
Itu sebabnya Tuhan memberikan kita kehendak bebas untuk memilih siapa yang akan
menjadi pasangan kita. Namun, Tuhan tetap menekankan agar kita siap dengan risiko
dari pilihan kita. Jika kita ingin tetap menaati dan mengikuti kehendak Tuhan, tetaplah
minta petunjukkan dan pertimbangkan sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Hal ini membantu untuk menghindari diri dari memilih sesuatu yang salah.
2. Mencintai bukan soal mendapatkan pasangan yang tepat
Banyak diantara
kaum single ingin Tuhan memilihkan pasangan bagi mereka karena mereka yakin
bahwa Tuhan mengurus segala hal dalam hidup ini. Kita seolah-olah hanya terus
meminta kepada Tuhan agar dengan kekuatan supranatural-Nya kita segera diberikan pasangan yang tepat.
Sayangnya,
Tuhan hanya ingin kita memilih orang yang kita cintai dan mau berkomitmen,
bukan hanya sekadar memilih orang yang tepat saja. Karena hubungan yang dilandasi cinta akan mampu mengatasi segala perbedaan sebesar apapun itu.
3. Mencintai seperti Tuhan mencintai
Memilih mencintai
seseorang artinya menempatkan diri di posisi dimana Tuhan sudah terlebih dahulu
memilih kita untuk dicintai. Saat Tuhan memilih mencintai kita, Dia mengundang
kita untuk mengasihi orang lain.
Awalnya,
kita mungkin berpikir bahwa menyerahkan urusan jodoh kepada Tuhan akan menjadi lebih
mudah daripada memilih untuk mencintai seseorang. Tuhan memilih kita bukan untuk
menjalani hal-hal yang mudah dan nyaman. Dia memanggil kita untuk mengambil
pilihan berani yaitu untuk mengasihi Dia. Salah satunya adalah memilih untuk
mau berkomitmen dalam hubungan. Namun bukan berarti kita tidak membutuhkan pertolongan
Tuhan atas pilihan kita. Sebagai ayah yang baik, Tuhan akan selalu memberikan kita
bimbingan dan nasihat sebelum menjatuhkan pilihan kita. Tuhan tidak ingin
mengontrol kehidupan percintaan kita karena Dia ingin kita bisa mengalami
petualangan cinta melalui pilihan kita sendiri, seperti yang telah Dia lakukan kepada
kita yaitu memilih mengasihi kita dan menerima risiko kehilangan nyawa-Nya demi
kita.