Mungkin kata-kata
rasul Paulus dalam Efesus 6 bisa jadi rema yang kuat bagi setiap orangtua menyadari
tujuan Tuhan menempatkan anak-anak di tengah kehidupan mereka. Tuhan memberikan
orangtua tanggung jawab untuk mengajar, mengoreksi, mendisiplinkan, mencintai, dan
melatih anak-anak sehingga mereka bisa semakin mengenal Tuhan dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Namun
sebagai ayah, benarkah Anda sudah melakukan tugas dan tanggung jawab menjadi
ayah yang baik bagi anak-anak Anda? Atau malah hanya menjadi ayah yang berusaha
mendisiplinkan anak dan memerintahkan mereka untuk mengikuti perintah Tuhan dengan cara yang salah dan keliru?
Seperti ditulis
oleh pendeta Scott Slayton dari Gereja Baptis Desa Chelsea, dia menuturkan 6 hal ini yang harusnya dilakukan seorang ayah yang baik bagi anak-anaknya.
1. Ayah yang baik adalah mereka yang bertumbuh secara rohani
Seorang pria
hanya bisa menjadi ayah yang baik seiring pertumbuhan kerohaniannya. Pernikahan
dan pola asuh akan sangat berdampak bagi kedewasaan orangtua. Pertumbuhan rohani
menentukan bagaimana orangtua berlaku sabar, temperamental, kasar, tidak berpikir panjang, dan cepat bereaksi akan hal-hal yang salah.
Saat kita
dipercayakan sebagai seorang ayah dan suami, berarti Tuhan sedang melatih kita untuk bertumbuh pula dalam persekutuan bersama dengan Dia.
2. Ayah yang baik adalah mereka yang mengasihi istrinya
Sebelum dipanggil
menjadi orangtua, seorang pria harusnya mengasihi istrinya sebagaimana Kristus telah
mengasihi jemaat dan menyerahkan diri-Nya. Tidak mungkin seorang pria akan
mengasihi anak-anaknya jika tidak mengasihi istrinya terlebih dahulu. Kencan bersama akan sangat penting saat anak-anak masih kecil.
3. Ayah yang baik adalah pribadi yang sabar
Dalam Amsal 29: 17 dikatakan, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.” Sebagai seorang ayah, diperlukan kesabaran dalam mendidik anak. Ketika anak-anak kita salah dan perlu didisiplin, penting sekali mengambil waktu untuk tenang dan sabar menyampaikan nasihat. Karena didikan yang disertai dengan gertakan, kekesalan dan kemarahan hanya akan membuat anak menjadi tersudutkan.
4. Ayah yang baik ambil bagian dalam mendidik anak
Iadaha keluarga bukanlah ssatu-satunya cara bagi seorang ayah mendidik anak-anaknya, tetapi kebiasaan itu sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter anak. Ketika anak masih belia, ceritakan mereka tentang kisah-kisah Alkitab. Ajarkan pula mereka membaca, berdoa dan bernyanyi di masa-masa pertumbuhan mereka. Seorang ayah yang terlibat secara aktif mengajarkan anak tentang berbagai kebaikan sejak masa kecil mereka akan takjub bahwa didikan tersebut memberikan dampak besar saat anak tumbuh dewasa.
5. Ayah yang baik mau mengakui kesalahan
Hal yang paling
sulit dilakukan adalah mengakui kesalahan. Namun tahukah Anda bahwa seorang
ayah juga membutuhkan sikap hati terbuka mengakui kesalahan kepada anak dan
keluarganya. Anda mungkin pernah marah, tidak sabaran, memukul dan membentak anak.
Padahal Anda tahu bahwa tindakan itu jelas-jelas menyakiti perasaan anak-anak Anda. Ayah yang baik adalah ayah yang tidak segan meminta maaf atas kesalahannya.
6. Ayah yang baik selalu mengandalkan Tuhan
Di tengah rutinitas
hidup yang begitu sibuk, seorang ayah yang bekerja biasanya akan bangun di
pagi-pagi buta, berangkat kerja, pulang di sore hari dan bercanda dengan anak-anak
beberapa jam. Kemudian pergi tidur hingga di pagi harinya kembali beraktifitas seperti
biasanya.
Sebagai seorang
ayah sekaligus kepala rumah tangga, wajar apabila Anda akan merasakan beban hidup
yang semakin berat. Untuk itulah, seorang ayah perlu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.
Seperti yang disampaikan Paulus, kita bekerja dengan kekuatan yang dianugerahkan
Allah dan berdoa bagi anak-anak dan istri agar selalu berada dalam lindungan-Nya.