Inilah Kengerian untuk Umat Kristen di Kamp Kerja Paksa Korea Utara
Sumber: www.express.co.uk

Internasional / 30 August 2016

Kalangan Sendiri

Inilah Kengerian untuk Umat Kristen di Kamp Kerja Paksa Korea Utara

daniel.tanamal Official Writer
7588

Julukan sebagai negara paling berbahaya di dunia bagi umat Kristen yang disematkan bagi Korea Utara nampaknya bukanlah isapan jempol belaka. Meskipun di negara yang diperintah oleh Kim Jong-Un ini tidak ada gerombolan teroris ISIS yang dikenal sangat anti terhadap kekristenan, namun angka penindasan dan diskriminasi terhadap umat Kristen, sangat tinggi.

Tercatat, saat ini lebih dari 70.000 orang Kristen sudah dijebloskan kedalam tahanan atau ke kamp kerja paksa, semuanya karena satu hal yaitu mempertahankan iman dan keyakinannya. Selain itu beredar kabar bahwa mereka dipaksa untuk mengingkari keyakinan untuk memuja berhala, atau akan disiksa hingga tewas. Kengerian didalam tahanan dan kamp diceritakan oleh seorang perempuan yang pernah ditahan selama 3 tahun, namun berhasil kabur.

“Selama interogasi pertama saya dipukuli, tapi kemudian siksaannya makin buruk. Para penjaga meletakkan tongkat di antara kedua lutut saya dan menekan saya ke bawah. Saya berkata pada Tuhan bahwa saya tidak kuat lagi menerima siksaan ini dan berdoa agar Tuhan menjaga bibir saya supaya tidak menyangkal Tuhan," kata perempuan yang berbicara pada World Watch Monitor dan namanya dirahasiakan oleh Open Doors, untuk menjaga agar pemerintah Korut tidak melakukan balas dendam terhadap keluarganya yang masih tinggal disana.

Kelaparan terjadi disetiap kamp, dimana mereka sampai membunuh lalat dan kutu untuk dimakan. Makanan yang diberikan sangat tidak layak, hingga banyak yang akhirnya tewas. "Dinding barak kami penuh dengan noda darah, karena kami membunuh lalat dan kutu sebanyak mungkin yang bisa kami tangkap. Dalam sehari, kami hanya menerima makanan berupa beberapa sendok jagung busuk, sup yang kami makan biasanya hanya air kotor. Jika kami haus dan ingin minum, kami harus mencurinya dari aliran sungai di dekat kamp yang penuh dengan sampah para sipir."

"Di dalam kamp, tingkat kematian sangatlah tinggi hingga mayat-mayat ditumpuk menggunung di luar krematorium. Terkadang, mayat-mayat itu dibiarkan begitu saja berhari-hari hingga membusuk, sebelum akhirnya dibuang atau dibakar. Abu pembakaran mayat-mayat itu terhembus ke jalanan yang kami lewati setiap hari. Setiap kali saya menjejakkan kaki di atas jalan itu, saya berpikir: 'Suatu hari nanti, akan ada tahanan lain yang berjalan di atas abu ku.’"

Peningkatan kekerasan terhadap umat Kristen terus terjadi dan saat ini masih berlangsung. Kalangan media sendiri sulit untuk mengonfirmasi pejabat berwenang di Pyongyang karena negara ini juga tertutup dan keras terhadap media serta melarang kegiatan jurnalistik yang dinilai merugikan rezim.




Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami