4 Terobosan Fenomenal yang Dilakukan Yesus dalam Tradisi Yahudi
Sumber: www.parokituka.com

Kata Alkitab / 26 August 2016

Kalangan Sendiri

4 Terobosan Fenomenal yang Dilakukan Yesus dalam Tradisi Yahudi

Lori Official Writer
19336

Yesus dikenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh di dalam sejarah. Karena dalam beberapa hal Ia adalah manusia, tetapi di sisi lain Dia lebih dari sekedar seorang pribadi. Dia memilih 12 orang biasa untuk menjadi murid-Nya lalu memulai sebuah revolusi yang menghantarkan kita hingga saat ini sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus.

Terobosan yang dilakukan Yesus memang tidak mudah. Kerap kali, Dia harus menantang etika dan norma-norma dalam masyarakat Yahudi yang bahkan seluruh dunia menerapkannya.

Ada 4 aturan fenomenal yang diubahkan Yesus di tengah tradisi yang dipercaya orang Yahudi.

#1  Mengasihi Musuh

Dalam budaya yang mengusung prinsip ‘saya menantang dunia’, Yesus menyampaikan dalam Matius 5: 43-44, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ayat di atas mengingatkan kita untuk memberkati orang yang bukan hanya pernah berbuat baik kepada kita, tetapi juga mereka yang memfitnah atau menyakiti kita.

Di jamannya, Yesus mencoba meruntuhkan budaya orang Yahudi yang hanya melakukan kebaikan kepada orang yang melakukan kebaikan saja. Dia datang dan memanggil mereka untuk mengasihi para pemungut cukai, kafir, orang berdosa dan bahkan pemerintah Romawi.

#2  Makna Hari Sabat

Hari Sabat dibuat untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Sebelum kedatangan Yesus, orang-orang Yahudi hanya mengikuti tradisi dan hukum karena mereka diperintahkan oleh hukum yang tertulis. Namun setelah kedatangan-Nya, Yesus mencoba mengubah paradigma orang Yahudi bahwa tujuan Allah menetapkan hukum adalah untuk kesejahteraan umat-Nya dan membuat setiap orang semakin mengenal Allah. Dan itulah tanggung jawab dan hak istimewa yang seharusnya dipahami oleh orang-orang Yahudi.

#3  Menghukum bukan Mengutuki Orang yang Bersalah

Ketika Yesus berdiri di depan wanita yang dituduh berzinah, Dia berkata, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8: 11) Tindakan Yesus tersebut dianggap sesuatu yang berlum pernah terjadi karena hal itu menunjukkan belas kasihan.

Allah menyampaikan dalam Hosea 6: 6 bahwa, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Hukuman adalah sesuatu yang penting, begitu juga dengan kedisiplinan. Tetapi jika kedua hal itu tidak menggambarkan kasih dan kemurahan Tuhan, maka kita telah kehilangan inti dari dua hal itu.

#4  Selalu Mengampuni

Petrus berpikir bahwa dia hanya akan mengampuni sebanyak tujuh kali. Tetapi hal itu bukan standar yang dibuat oleh Tuhan karena Dia ingin kita mengampuni sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali.

“Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18: 22)

Pada akhirnya kita dimampukan untuk bisa mengampuni orang lain karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengampuni kita dari semua hutang dosa, dan sebagaimana Dia telah menganugerahkan kasih dan rahmat-Nya, Dia juga ingin agar kita berjalan di dalam anugerah yang sama. 

Sumber : CT
Halaman :
1

Ikuti Kami