Siapa
bilang jadi seorang ibu itu mudah? Para ibu yang sedang membaca artikel ini pasti
mengangguk setuju bukan? Salah satu hal yang paling sulit bagi seorang ibu adalah
ketika mendapati mereka menyalahkan diri sendiri karena pilihan salah dari anak-anak mereka.
Hal sulit kedua
adalah bagaimana cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak. Terutama ketika
pilihan tersebut menyebabkan konsekuensi yang cukup besar. Kedua hal ini menjadi kesedihan yang mendalam menjadi seorang ibu.
Untungnya, Tuhan
puny acara untuk menangani hal ini. Dia merasakan kesedihan seorang ibu. Dia juga
tahu kesedihan kita. Firman menjadi satu-satunya jalan solusi atas setiap masalah
yang kita hadapi. Dalam Efesus 6: 10-12 dikatakan, “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan
kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan
darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan
penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”
Ayat di
atas mengandung tiga pandangan baru yang bisa digunakan oleh setiap ibu saat menghadapi anak-anaknya.
Para ibu tidak bisa mengatasi masalah saat berhadapan dengan anak hanya dengan mengandalkan kekuatan sendiri
Tuhan memanggil
kita untuk mengenakan perlengkapan senjata Tuhan karena apa yang kita hadapi adalah
sebuah pertempuran. Sebuah pertempuran dalam porsi yang cukup sengit. Dan senjata-Nya
bukan senjata rohani mainan yang mungkin tidak bekerja. Tetapi senjatanya itu ampuh.
Senjata yang
disebutkan di ayat tersebut adalah ikat pinggang kebenaran, baju zirah keadilan,
kasut kerelaan, perisai iman, ketopong keselamatan, pedang Roh dan juga doa. Semua
unsur senjata rohani ini wajib digunakan ketika sedang menghadapi anak yang sedang dalam masalah.
Pertempuran itu tidak menyangkut anak dan pilihan mereka
Setiap orangtua
pasti sering berpandangan bahwa mereka kerap kali konflik dengan anak sendiri,
terjadi ketidakcocokan dan perbedaan pandangan. Tetapi pada kenyataannya, konflik
itu bukanlah berasal dari si anak, melainkan dari kuasa lain yang ada di dalamnya.
Orangtua kadang
kala merasa kalah dalam pertempuran ini karena kuasa lain yang ada di dalam anak
menyebabkan anak buta akan kebenaran. Dia merancangkan kelemahan-kelemahan kita dalam pikiran anak.
Karena itu,
kita harus melawan kuasa yang ada di dalamnya, bukan melawan anak secara fisik.
Dia adalah musuh yang menyelinap dan mencoba merusak hubungan antara orangtua dan anak.
Peperangan terjadi di alam roh
Salah satu kesalahan
yang kerap dilakukan orangtua adalah memandang sesuatu yang tampak. Orangtua berpikir
bahwa sesuatu yang mereka lihatlah yang harus diserang. Sayangnya, firman Tuhan berkata tidak demikian.
Jadi, menjadi
seorang ibu atau ayah yang sedang menghadapi anak yang sulit diatur atau mulai mengikuti
kehendaknya sendiri hanya perlu dilakukan dengan pujian dan doa. Pujian yang disampaikan
bagi kemuliaan Tuhan, setelah itu menaikkan doa untuk menaklukkan pengaruh
jahat yang merasuk ke dalam hati dan pikiran anak. 2 Korintus 20: 1-27 bisa menjadi ayat pemandu untuk melakukan doa ini.
Pujian dan
doa yang kita lakukan harusnya bertujuan untuk melepaskan kuasa Tuhan bekerja di
dalam kehidupan anak. Konflik yang melibatkan kekuatan fisik dengan anak tidak
akan menyelesaikan masalah. Namun pujian dan doa akan menghasilkan sesuatu yang tidak kita sangka-sangka.
Menjadi orangtua, khususnya seorang ibu memang sulit. Tapi kita tidak sendiris. Ada Tuhan yang akan menolong perjuangan kita sepanjang mengasuh anak-anak yang sudah diamanatkan itu hingga mereka mengerti bahwa orangtua yang membesarkan mereka benar-benar hidup dalam firman Tuhan. Apa yang ditabur oleh orangtua pasti akan turun kepada anak-anaknya.
Sumber : Crosswalk.com/jawaban.com