Lebih dari seratus
jemaat GKI Yasmin Bekasi dan HKBP Filadelfia Bogor berkumpul di depan istana pada
Minggu, 14 Agustus 2016. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kedua gereja protestan
ini melakukan ibadah bersama menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia tanpa gedung ibadah yang sah.
Dengan penuh
hikmat, jemaat menyanyikan pujian bagi Tuhan dan berdoa bagi Indonesia. Bendera
Merah Putih yang berdiri tegak di hadapan jemaat menjadi saksi bisu perjuangan kedua
gereja ini memperoleh kemerdekaan sepenuhnya. Ini adalah tahun keempat sejak gedung gereja resmi mereka disegel oleh pemerintah daerah.
“Ibadah Minggu
ini diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan (yang jatuh pada 17 Agustus),” ucap Pendeta Santi Manurung dari GKI Yasmin, seperti dikutip dari Jakarta Post.
Pendeta Santi
juga menegaskan, kedua gereja ini akan terus berjuang untuk mendapatkan kembali
gedung gereja mereka. “Kami akan terus lakukan (peribadatan di depan istana),” lanjutnya.
Pendeta HKBP
Filadelfia, Erwin Marbun mengatakan bahwa kemerdekaan Indonesia seharusnya berkaitan
dengan kemerdekaan warganya. Dan dalam hal ini, kebebasan beragama harus menjadi bagian dari seluruh rakyat Indonesia.
Selain jemaat
gereja, ibadah itu juga dihadiri oleh sejumlah kelompok dari Ahmadiyah, Syiah dam
Budha. Mereka hadir untuk mendukung perjuangan kedua gereja ini. Husna yang
merupakan penganut Ahamadiyah mengatakan bahwa dirinya akan berjuang untuk kebebasan beragama dan memberantas diskriminasi agama minoritas di bangsa ini.
Senada dengan
itu, Taqi seorang penganut Syiah mengatakan bahwa kelompok minoritas yang tidak
mendapat tempat untuk melakukan ibadah dan berdoa di rumah ibadah mereka
sendiri, harus bersatu mendesak pemerintah untuk mengakhiri diskriminasi terhadap
kaum minoritas.
Sejak rumah
ibadah kedua gereja ini disegel, para jemaat terpaksa melakukan ibadah secara
bergantian di rumah-rumah jemaat.