Dimensi Doa

Prayers / 1 August 2016

Kalangan Sendiri

Dimensi Doa

Lestari99 Official Writer
17034

Tuhan begitu dekat dengan kita sampai-sampai Ia diibaratkan hanya sejauh doa. Doa itu timbulnya dari hati, bukan dari perkataan yang keluar dari mulut kita. Tuhan itu sangat dekat dengan kita, bahkan ada di hati kita.

Apa saja dimensi doa itu? Mari kita kupas satu per satu:

1. Dimensi yang pertama dari doa: Tuhan mendengarkan doa kita (Mazmur 65:3). kalau kita mau datang pada-Nya dan membawa apapun persoalan kita kepada-Nya, Ia mendengarkan kita.

2. Dimensi yang kedua dari doa: Tuhan mengabulkan doa kita (1 Yohanes 5:14a). Tuhan selalu mengabulkan doa kita, namun dengan cara-Nya. Ia tahu yang terbaik bagi kita.

Jadi kalau kita tidak memperoleh yang kita minta atau masih perlu menunggu untuk mendapatkan yang kita minta, itu artinya ada rencana Tuhan untuk memberikan yang lebih baik bahkan yang terbaik, lebih dari yang kita doakan dan lebih dari yang kita minta. Puji Tuhan!

3. Dimensi yang ketiga dari doa: tidak egois (1 Timotius 2:1). Doa-doa kita hendaklah tidak menjadi sempit dan egois.

4. Dimensi yang keempat dari doa: jujur (Amsal 15:8). Tuhan itu mengasihi kita apa adanya. Bukan hanya pada kondisi baik kita diterima-Nya, tapi dalam kondisi terburuk pun, Dia tetap mengasihi kita, bahkan lebih-lebih lagi mengasihi kita.

Raja Daud merupakan seorang raja terbesar yang pernah memimpin Bangsa Israel. Dalam perjalanan hidupnya bersama dengan Tuhan, Daud bersuka cita, bersorak, bergembira, dan bersyukur dalam doanya kepada Tuhan. Namun Daud juga sering meratap, mengeluh, menangis dalam doanya kepada Tuhan. Jadi, Anda lihat, Tuhan tidak keberatan dengan segala bentuk doa Anda, sepanjang itu jujur: keluar dari hati Anda yang terdalam.

Berikut ini merupakan kriteria doa yang berhasil:

a. Aspek pertama dari doa yang berhasil: kita mendoakan hal yang memang sesuai dengan kehendak Tuhan (1 Yohanes 5:14b). Seberat apapun yang kita alami, mari kita berdoa supaya kehendak Tuhan yang terjadi dalam hidup kita.

b. Aspek kedua dari doa yang berhasil: tidak bertele-tele (Matius 6:7). Bukan berarti doa yang panjang itu tidak boleh, tetapi sekali lagi yang Tuhan lihat itu adalah hati. Jadi yang terpenting dari doa itu bukanlah panjang doa, keindahan kata yang digunakan, bahasa yang digunakan, sistematika doa. Bukan, sama sekali bukan! Hal yang Tuhan lihat itu adalah hati.

c. Aspek ketiga dari doa yang berhasil: tidak munafik (Lukas 20:47).

d. Aspek keempat dari doa yang berhasil: bertekun dan sehati dalam doa (Kisah Para Rasul 1:14). Ya, selain doa pribadi, Anda juga dapat berdoa secara bersama-sama dengan sejumlah saudara seiman.

e.  Aspek kelima dari doa yang berhasil: lahir dari iman (Yakobus 5:15). Bila kita berdoa akan segala sesuatu dan memang sesuai dengan kehendak-Nya, yakinlah bahwa kita sudah meperolehnya (Matius 11:24).

f. Aspek keenam dari doa yang berhasil: tinggal dalam firman (Yohanes 15:7, Amsal 15:29). Arti tinggal dalam firman adalah kita menjadi orang-orang yang menjadi pelaku firman Tuhan. Untuk menjadi pelaku firman Tuhan tentu saja kita perlu tahu, mengerti, merenungkan Firman Tuhan, dan menjadi pelaku firman.

g. Aspek ketujuh dari doa yang berhasil: berdoa setiap waktu dalam Roh (Efesus 6:18). Saat kita berdoa, bukan hanya dengan jiwa, pikiran dan roh kita, tetapi juga melibatkan Roh Kudus. Roh Kudus akan menuntun hal yang harus kita doakan.

h. Aspek kedelapan dari doa yang berhasil: bagi yang telah menikah, tetap setialah pada pasangan Anda (1 Petrus 3:7). Allah adalah Tuhan yang setia. Bila Anda tidak setia pada pasangan Anda, doa Anda jadi terhalang. Jadi setialah pada pasangan Anda.

Bagaimana bila kita telah jauh dari Tuhan dan bila telah banyak berdosa? Dapatkah doa-doa kita didengar? Tentu saja DAPAT! Tetapi dengan catatan sebagai berikut:

1. Saat orang yang berdosa kembali pada Tuhan: bertobat dan kembali pada-Nya, Tuhan akan mengabulkan doa-doa mereka (Yesaya 19:22).

2. Dosa yang dilakukan perlu diakui dan minta bantuan orang lain untuk saling mendoakan dan saling menguatkan dalam Tuhan (Yakobus 5:16). Tentu saja perlu menggunakan hikmat untuk memilih orang yang tepat untuk mengakui dosa tersebut dan juga untuk minta didoakan.

Jadi, mari kita bertekun dalam kehidupan doa kita. Amin.

Halaman :
1

Ikuti Kami