Gereja Inggris Baptis Pengungsi Timur Tengah Setiap Minggunya
Sumber: www.christianheadlines.com

Internasional / 23 July 2016

Kalangan Sendiri

Gereja Inggris Baptis Pengungsi Timur Tengah Setiap Minggunya

Lori Official Writer
5141

Setelah meredanya masa pengungsian besar-besaran penduduk Timur Tengah ke negara-negara Eropa, muncul fenomena baru yang sudah diprediksi sejak awal kehadiran mereka. Seperti dipublikasikan CBN News, gereja-gereja di Inggris saat ini tengah diperhadapkan pada tugas melayani para pengungsi non-Kristen yang datang ke gereja dan menjadi Kristen.

Media Inggris melaporkan bahwa gereja-gereja di disana telah memberikan baptisan kepada sedikitnya  empat orang pengungsi yang sudah menerima Kristus setiap minggunya. Salah satu gereja yang di datangi para pengungsi adalah gereja St Markus di Stoke-on-Trent. Sebanyak 15 orang pengungsi sudah dibaptis di gereja ini.

Pemimpin gereja, Sammy Smith bahkan membuka pintu rumahnya lebar-lebar bagi para pengungsi dan memberikan mereka makanan dan pakaian. Tak hanya itu, dia juga memenuhi kebutuhan sekolah untuk anak-anak mereka dan memastikan kesehatan para pengungsi tersebut.

Gereja ini bahkan mengumpulkan sumbangan untuk persediaan rumah bagi para pengungsi. Sementara lainnya gereja juga menyediakan kebutuhan makanan dua kali seminggu, pelajaran bahasa dan diberikan uang saku.

“Ini adalah tentang menjadi bagian dari kerajaan yang tidak memiliki pejabat resmi, dimana tidak diperlukan paspor, dimana tidak ada pusat-pusat penahanan imigrasi. Satu keluarga di seluruh dunia yang tidak ada hambatan pemisahnya,” kata Smith.

Dia mengatakan gereja juga akan menjadi keluarga bagi mereka yang hidup sendirian. “Dengan gerakan massa di seluruh dunia kita punya orang-orang beriman untuk datang kepada masyarakat sekuler dan iman itu sangat berpengaruh bagi mereka. Dan mereka tidak terlalu terganggu, seperti gangguan yang mungkin kita pikirkan, soal cara mengekspresikan iman itu,” lanjutnya.

Seperti diketahui, banyak dari para pengungsi Timur Tengah yang melakukan perjalanan berbahaya mengarungi lautan dan benua berakhir dengan serangan stroke. Keterbukaan gereja akhirnya membuat mereka merasa diterima dan memilih untuk beralih keyakinan.

Sumber : CBN News/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami