Setelah meredanya
masa pengungsian besar-besaran penduduk Timur Tengah ke negara-negara Eropa,
muncul fenomena baru yang sudah diprediksi sejak awal kehadiran mereka. Seperti
dipublikasikan CBN News, gereja-gereja di Inggris saat ini tengah diperhadapkan
pada tugas melayani para pengungsi non-Kristen yang datang ke gereja dan menjadi Kristen.
Media Inggris melaporkan bahwa gereja-gereja di disana telah memberikan baptisan kepada sedikitnya
empat orang pengungsi yang sudah menerima
Kristus setiap minggunya. Salah satu gereja yang di datangi para pengungsi adalah
gereja St Markus di Stoke-on-Trent. Sebanyak 15 orang pengungsi sudah dibaptis di gereja ini.
Pemimpin gereja,
Sammy Smith bahkan membuka pintu rumahnya lebar-lebar bagi para pengungsi dan
memberikan mereka makanan dan pakaian. Tak hanya itu, dia juga memenuhi
kebutuhan sekolah untuk anak-anak mereka dan memastikan kesehatan para pengungsi tersebut.
Gereja ini bahkan
mengumpulkan sumbangan untuk persediaan rumah bagi para pengungsi. Sementara lainnya
gereja juga menyediakan kebutuhan makanan dua kali seminggu, pelajaran bahasa dan diberikan uang saku.
“Ini adalah
tentang menjadi bagian dari kerajaan yang tidak memiliki pejabat resmi, dimana tidak
diperlukan paspor, dimana tidak ada pusat-pusat penahanan imigrasi. Satu keluarga di seluruh dunia yang tidak ada hambatan pemisahnya,” kata Smith.
Dia mengatakan gereja
juga akan menjadi keluarga bagi mereka yang hidup sendirian. “Dengan gerakan massa
di seluruh dunia kita punya orang-orang beriman untuk datang kepada masyarakat
sekuler dan iman itu sangat berpengaruh bagi mereka. Dan mereka tidak terlalu terganggu,
seperti gangguan yang mungkin kita pikirkan, soal cara mengekspresikan iman itu,”
lanjutnya.
Seperti
diketahui, banyak dari para pengungsi Timur Tengah yang melakukan perjalanan berbahaya
mengarungi lautan dan benua berakhir dengan serangan stroke. Keterbukaan gereja
akhirnya membuat mereka merasa diterima dan memilih untuk beralih keyakinan.