4 Hal Yang Akan Membuat Anda Terus Maju Sekalipun Ingin Menyerah
Sumber: shutterstock

Kata Alkitab / 6 July 2016

Kalangan Sendiri

4 Hal Yang Akan Membuat Anda Terus Maju Sekalipun Ingin Menyerah

Puji Astuti Official Writer
8561

Salah satu tantangan terberat dalam kehidupan dan karir adalah saat kita merasa patah semangat. Apapun pekerjaan kita, apapun status sosial dan ekonomi kita, kehidupan akan memberikan ujian. Kita menghadapi berbagai ujian yang berbeda setiap harinya - dan memberikan pelajaran yang berbeda setiap kali kita berhasil menaklukannya. 

Namun tidak setiap ujian bisa dilalui dengan mudah, kadang bahkan hingga kita merasa patah arang, serasa menghadapi jalan buntu dan rasanya tidak sanggup lagi dan ingin menyerah saja. Kabar baiknya adalah : Anda tidak sendirian! Ada banyak orang yang merasakan penderitaan Anda juga. Namun bukan berarti saat hal ini terjadi maka hidup Anda berakhir. Ini hanyalah bagian dari petualangan Anda yang juga harus dinikmati sama seperti sewaktu Anda melewati masa-masa menyenangkan. 

Salah satu contoh adalah seorang gadis bernama Satya Twena. Dia datang ke New York tanpa uang, tanpa pekerjaan, tanpa tempat tinggal, dan tidak punya ide apa yang akan dilakukannya di kota itu. Bagi kebanyakan orang, ini adalah sebuah mimpi buruk. Namun bagi mereka yang suka dengan tantangan, hal itu membawanya kepada sebuah petualangan hidup yang mengubahkan. Kini dia sukses menjadi entrepreneur muda di kota New York dengan pabrik topinya yang unik. Ia diliput oleh Wall Street Journar dan disainnya dipakai oleh Oprah hingga Usher. Dia tidak punya ide bagaimana bisa melakukan semua itu, dia hanya mengerjakannya hingga berhasil. 

Lalu apa yang harus dilakukan jika menghadapi masa sulit yang rasanya ingin membuat kita menyerah?

Apakah Anda tahu kisah tentang wanita yang mengalami pendarahan selama 12 tahun yang ditulis di Markus 5? Wanita ini mengalami sakit yang menahun, berbagai obat dan tabib dicoba tapi tak membuahkan hasil, kondisinya malah emburuk.. Mungkin juga ia sudah kehabisan uang karena hartanya telah habis untuk pengobatan. Ia berada di ujung keputusasaan, ia tidak bisa melihat secercah harapan di depannya. Hingga hari itu, ia mendengar tentang pribadi bernama Yesus. Ia hanya mendengar, namun ia percaya dan mengatakan pada pada dirinya sendiri: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Walau ia masih harus menghadapi tantangan yaitu kerumunan orang yang mengelilingi Yesus, ia tetap maju, hingga bisa menjamah jubah Yesus, dan ia pun pendapatkan mukjizat yang ia harapkan, ia sembuh seketika itu juga. 

Apa yang kita bisa pelajari dari kisah wanita ini?

1. Saring apa yang kita dengar dan percayai

Wanita ini mungkin mendengar banyak komentar sepanjang ia sakit, bahwa ia tidak mungkin sembuh, ia tidak punya harapan dan lain sebagainya. Namun ia memilih untuk menyaring apa yang ia dengar dan ia percayai. Ia memilih mendengar hal-hal yang positif, hingga ia akhirnya mendengar tentang Yesus, seorang pribadi yang mampu melakukan berbagai mukjizat. Ia pun percaya pada pribadi Yesus ini, walau ia sama sekali belum pernah melihat Dia melakukan keajaiban sebelumnya. Inilah iman yang luar biasa, yang tetap percaya sekalipun belum melihat. 

Apakah Anda menyaring apa yang Anda dengar dan percayai? Kita tidak bisa melarang orang berkata negatif, kita tidak bisa juga menutup telinga kita terus menerus. Namun kita bisa memutuskan apa yang mau kita dengar dan percayai. Dengarlah hal-hal yang positif, yang baik, dan sedap di dengar. Akan lebih baik lagi, jika yang Anda dengarkan adalah kebenaran firman Tuhan, hal inilah yang membangun iman, itulah yang harus kita percayai. Percayalah pada apa yang Tuhan katakan tentang hidup Anda, bukan apa yang dikatakan manusia. 

2. Fokus pada tujuannya

Wanita itu ingin menyentuh ujung jubah Yesus agar ia sembuh. Namun untuk bisa melakukannya, hal itu bukan sesuatu yang mudah. Ada banyak orang yang mengelilingi Yesus. Bayangkan orang yang sakit pendarahan belasan tahun, harus melewati kerumunan orang yang berdesak-desakan. Kondisinya tentu lemas karena pendarahan, belum lagi rasa sakit yang harus ia tahan. Namun wanita itu tetap fokus pada tujuannya, ia mungkin terus berkata, "Sedikit lagi... ujungnya sudah kelihatan.." hingga akhirnya bisa menyentuh ujung jubah Yesus. 

Inilah yang harus kita lakukan saat rasanya sudah ingin menyerah, fokuskan pandangan pada tujuan akhir. Buatlah satu langkah ke depan dan katakan, "tinggal sedikit lagi...", terus dan terus seperti itu, hingga satu langkah itu akhirnya mencapai beberapa meter dan pada akhirnya akan membawa Anda sampai pada tujuan. 

3. Berhenti menyalahkan diri sendiri dan orang lain

Saat wanita itu akan mendekati Yesus, saya percaya bahwa ia tidak sekali mencoba dan langsung berhasil menjamah jubah Yesus. Ia mungkin beberapa kali di dorong oleh orang yang tidak mau memberi jalan untuk dia. Ia bahkan mungkin sempat dimarahi orang dan diusir. Tapi ia tidak berhenti mencoba, walau mungkin ia sudah lelah. 

Salah satu godaan saat kondisi semakin berat adalah menyalahkan diri sendiri dan orang lain. Kita marah karena kita merasa diri kita lemah, kita marah pada sekitar kita karena kita melihat mereka sebagai penghalang. Namun marah tidak mengubah situasi kita, marah malah menjadi pencuri energi kita. 

Jadi, berhentilah marah dan menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Datanglah pada Tuhan, tenangkan diri, dan mulailah bersyukur apapun keadaan yang sedang dihadapi. Percayalah, bersyukur akan lebih bermanfaat dari pada mengeluh dan marah. 

4. Merendahkan diri dihadapan Tuhan Yesus

Tahukah Anda akhir dari kisah perempuan yang mengalami pendarahan itu? Ya, Yesus merasakan ada kekuatan yang mengalir keluar dari diri-Nya. Ia mencari siapa yang menjamah-Nya. Lalu perempuan itu datang dan sujud menyembah pada Yesus dan menceritakan apa yang telah ia lakukan. Pada saat itulah Yesus berkata :

"Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!" ~ Markus 5:34

Kemampuan, kekuatan dan iman kita terbatas. Namun ada satu pribadi yang memiliki segalanya tanpa batas, yaitu Tuhan sendiri. Saat kita tak mampu lagi menghadapi tantangan hidup ini, jangan takut untuk datang dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Akuilah bahwa kita membutuhkan Dia. Maka percayalah bahwa Tuhan akan menyediakan berkat dan tuntunan-Nya yang akan membawa kita menjadi seorang pemenang. 

Sumber : Jawaban.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami