Menjadi kepala keluarga
setelah berumah tangga adalah tanggung jawab besar bagi para kaum pria. Perjalanan
pernikahan sangat jauh berbeda daripada ketika masih lajang. Banyak dari kaum
pria yang kemudian mencari tahu apa yang Tuhan harapkan dari mereka sebagai suami yang baik bagi istri dan anak-anaknya.
Peran dan tanggung
jawab mereka sebagai kepala keluarga juga sangat mempengaruhi keharmonisan
suami dengan istri. Tak sedikit dari para istri yang menghendaki agar suaminya bisa
menjadi panutan dan teladan bagi anak-anak mereka. Untuk itulah suami-suami diharapkan
bisa memenuhi beberapa hal ini dengan tujuan untuk menciptakan pernikahan yang bahagia, harmonis dan bahkan berkenan kepada Tuhan.
Sedikitnya milikilah 6 peran utama suami dalam kehidupan berumah tangga.
1. Imam bagi keluarga
Sebagian besar
istri mungkin akan memiliki beragam ide yang bisa diterapkan dalam kebiasaan rumah
tangga. Misalnya, menghidangkan makanan pembuka di pagi hari beserta minuman segar.
Dan Anda adalah kepala keluarga yang kemudian memimpin keluarga Anda untuk membiasakan memulai hari dengan ibadah bersama.
Sang istri juga berharap
ketika Anda kembali dari kantor, kalian bisa menutup hari bersama dengan doa bersama.
Berdoa dan bersekutu bersama dengan keluarga adalah aspek yang sangat penting. Dan jangan pernah melewatkan tanggung jawab Anda sebagai imam dalam keluarga.
2. Menjadi suami dan ayah yang rendah hati
Konflik rumah tangga
muncul ketika seorang suami masih belum bisa memimpin dengan rendah hati. Tuhan
memanggil setiap laki-laki untuk kelak menjadi pemimpin di rumah tangganya,
namun mereka diminta untuk memimpin dengan bijaksana dan penuh kasih. Memiliki suami
yang tidak egois, tidak angkuh dan bertanggung jawab adalah keinginan setiap istri.
3. Menjadi suami yang berani dan saleh
1 Korintus 16:
13 memberikan penjabaran tentang arti dari maskulinitas dalam Alkitab, “Berjaga-jagalah!
Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap
kuat!” Jadi, sebelum Anda menjadi suami yang baik dan saleh, Anda harus menjadi
suami yang berani. Keberanian yang dimiliki seorang suami, dalam hal ini,
adalah keberanian yang mengandung makna tidak takut akan perkara-perkara hidup sekalin rasa takut yang besar akan Tuhan.
4. Menjadi pencari nafkah
Sebagai kepala keluarga,
suami adalah pemimpin tertinggi keluarga yang bertanggung jawab memenuhi kebutuhan
keuangan rumah tangga. Dalam 1 Timotius 5: 8 bahkan dikatakan, “Tetapi jika ada
seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya,
orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Ayat ini bukanlah
rancangan Tuhan atas kaum pria. Karena setiap pria dirancangkan untuk menjadi seorang penyedia bagi keluarganya.
Untuk itulah, suami
harus memiliki kemampuan perencanaan rumah tangga yang baik. Ia juga harus memiliki
tujuan yang jelas, bukan hanya sekadar mencari uang, tetapi juga mengasah dirinya menjadi lebih baik secara rohani.
5. Mengasihi Allah lebih daripada mengasihi pasangan
Ketika kita mengasihi
pasangan melebihi Tuhan, kita hanya akan mendapati diri kita dikecewakan. Banyak
dari kita kemudian kecewa dan membenci pasangan kita atas tindakannya, dan
akhirnya kehidupan rumah tangga dipenuhi dengan akar pahit. Namun ketika kita lebih
mencintai Tuhan daripada pasangan, setiap kekecewaan dan kepahitan yang mungkin
muncul dalam hubungan bukanlah perkara yang begitu menyakitkan. Karena kita mengandalkan Tuhan di atas pernikahan kita.
6. Mengasihi dengan tulus dan besar
Setiap suami wajib
mengasihi istrinya dengan kasih yang sama yang diberikan Yesus. Mengasihi berarti
mau berkomitmen dan mau berkorban, mendahulukan kepentingan orang yang kita
kasihi di atas kepentingan sendiri. Istri dan anak adalah prioritas utama seorang
suami dalam hidupnya. Hal itu juga berarti bahwa hubungan Anda dengan istri jauh
lebih penting daripada hubungan Anda dengan teman-teman, atasan atau bahkan keluarga lainnya.
Seorang suami yang baik akan menjadi terpandang di mata banyak orang ketika dia telah menjadi teladan di tengah keluarganya. Tak ada gunanya berbicara tentang keselamatan kepada orang lain bila ternyata seorang suami tidak memberikan teladan dan membagikan hal serupa terlebih dahulu kepada keluarganya.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.