Pengakuan dan
bahkan dukungan terhadap pernikahan sesama jenis sudah semakin luas. Praktik ini
tak hanya mendapat dukungan dari pemerintah dari berbagai negara saja, gereja bahkan
secara terang-terangan menyampaikan dukungan dan pelegalan pernikahan sesama jenis
di dalam gereja. Fenomena ini kemudian ditanggapi dengan begitu mengejutkan sejumlah gereja lain yang begitu getol soal masalah ini.
Perdebatan demi
perdebatan di tengah pemimpin gereja terus bergulir. Beragam wacana yang berupaya
memecah belah gereja Tuhan terus bermunculan. Hal ini terjadi karena gereja saat
ini tampaknya merasakan kepuasan atas dosa tersembunyi. Sehingga gereja perlu mengintrospeksi
diri, berdoa dan kembali menggali Kitab Suci ([kitab]Mazmu119[/kitab]; [kitab]IPetr4:17[/kitab]). Gereja
sudah kehilangan pengaruhnya karena jemaatnya tak lagi memegang teguh keinginan
untuk menjadi kudus ([kitab]Matiu5:13[/kitab]; [kitab]ITesa4:3[/kitab]; [kitab]IIPet3:11[/kitab]). Jika kita
berbicara soal pernikahan, kita harus memastikan bahwa pernikahan kita sendiri mewakili
Efesus 5. Kemudian, kita bisa mengatasi persoalan yang menjunjung cara pandang dunia.
Banyak diantara jemaat
gereja yang bahkan bersorak-sorai dan mendukung sepenuhnya perilaku kelompok yang
identik dengan bendera pelangi ini. Mereka senang-senang saja karena tidak memandang adanya pertentangan antara firman Tuhan dengan pernikahan sesama jenis.
Untuk itulah
dianggap penting bagi setiap orang Kristen untuk kembali merenungi diri, yaitu dengan
mempertanyakan kembali tentang iman percayanya sebagai pengikut Kristus yang tujuan
utamanya adalah untuk memuliakan Allah dan menyenangkan Dia selamanya. Jadi,
sebelum memutuskan mendukung pernikahan sesama jenis, 10 pertanyaan ini wajib dijawab orang-orang Kristen.
1. Sudah berapa lama Anda percaya bahwa pernikahan sesama jenis itu adalah sesuatu yang harus dirayakan?
2. Apa ayat Alkitab yang mengubah pikiran Anda soal pernikahan sesama jenis ini?
3. Bagaimana Anda
bisa membuat masalah positif dari ayat firman Tuhan bahwa aktivitas seksual di antara sesama jenis adalah berkat yang harus dirayakan?
4. Ayat apakah
yang Anda gunakan untuk menunjukkan bahwa pernikahan sesama jenis secara memadai dapat menggambarkan Kristus dan gereja?
5. Apakah Anda berpikir
Yesus akan merasa baik-baik saja dengan perilaku homoseksual diantara orang dewasa di dalam hubungan berkomitmen?
6. Jika demikian,
mengapa Tuhan menegaskan kembali pengertian pernikahan antara seorang pria dan wanita dalam kitab Kejadian?
7. Jika Anda berpikir
tentang sejarah panjang dan penolakan meluas terhadap aktivitas seksual sesama jenis,
apakah Anda pikir Anda menegrti tentang kitab Agustinus, Aquinas, Calvin dan Luther yang gagal dipahami?
8. Argumen apa
yang akan Anda gunakan untuk menjelaskan kepada orang-orang Kristen di Afrika,
Asia dan Amerika Selatan yang pemahaman mereka tentang homoseksual tidak alkitabiah dan pemahaman baru Anda tentang homoseksual bukanlah karena pengaruh budaya?
9. Haruskah saudara
dan saudari kita di dalam Kristus yang tidak setuju dengan praktik homoseksual diperbolehkan
untuk melaksanakan keyakinan agama mereka tanpa harus takut hukuman, denda atau paksaan?
10. Apakah Anda mau angkat bicara bagi saudara-saudara
Anda ketika pekerjaan mereka, akreditasi mereka, reputasi mereka, dan kebebasan
mereka terancam karena persoalan pernikahan sesama jenis ini?
Janet Boynes, seorang mantan lesbian adalah
salah satu yang telah meninggalkan gaya hidup homoseksualnya setelah menerima Kristus.
Tanpa basa basi, dia mengatakan bahwa pernikahan adalah perjanjian, ikatan suci
antara seorang pria dan wanita yang disahkan dan dipublikasikan di hadapan
Tuhan. Pernikahan dimaksudkan sebagai komitmen seumur hidup setelah dipersatukan
oleh Allah.