Kelompok teroris
ISIS, dalam akun media sosialnya, mengaku bertanggung jawab atas penembakan brutal
pendeta Koptik Raphael Moussa yang terjadi pada Kamis, 30 Juni 2016 kemarin. ISIS
menyampaikan dalam postingannya bahwa Pendeta Moussa disebut sebagai ‘anggota kafir’.
Namun postingan itu tidak secara gamblang menyebutkan penembakan tersebut adalah ulah anggota mereka.
Serangan ini menjadi
serangkaian serangan yang dihadapi umat Kristen Koptik di Sinai Utara. Para pemimpin
gereja bahkan mengatakan sekitar delapan anggota gereja tewas dalam serangan yang
terjadi sejak 2013 silam. Ancaman itu juga menyebabkan umat Kristen harus melarikan diri dari daerah asalnya.
Moussa bukan pastor
Koptik pertama yang tewas dibunuh di El-Arish, Sinai. Pendeta lain, Mina Aboud juga
mati tertembak pada 6 Juli 2013 silam, tiga hari setelah militer Msir menggulingkan
Mohamed Morsi dari kursi presiden. Pembunuhan itu lalu diikuti pembakaran puluhan
gereja dan properti milik warga Kristen Koptik, setelah ratusan pendukung Morsi
tewas dalam bentrokan dengan polisi di Kairo.
Dugaan bahwa ISIS
menjadi dalang serangan di Mesir belakangan ini semakin menguat karena di
wilayah itu pasukan pemerintah sedang memerangi sayap ISIS. Ratusan polisi dan tentara
bahkan menjadi korban serangan di Sinai Utara.