Ada pelajaran
menarik yang bisa disimak dari psikoterapis Deanne Brann, Ph.d., penulis buku Reluctantly Related: Secrets to Getting
Along With Your Mother-in-law or Daughter-in-law. Dia mengatakan bahwa
ketika anak Anda memiliki anak, dinamika hubungan Anda dengan anak Anda akan
berubah. Seiring dengan perubahan tersebut, bisa jadi akan menimbulkan tekanan
yang bisa membentuk kebiasaan buruk dan bisa merusak hubungan orangtua dengan anak.
Untuk itulah para
orangtua patut menyadari beberapa hal yang bisa dan tidak bisa (don’ts and do’s)
dilakukan orangtua kepada anak mereka yang sudah berumah tangga. Berikut 6 diantaranya seperti disampaikan Deanne Brann, Ph.d:
1. The Don’ts: Ikut campur dalam rumah tangga anak
Kesalahan
terbesar dari orang tua menurut Dr. Brann adalah mencoba untuk menyelesaikan
masalah, yang bukan masalahnya. Melibatkan diri dalam rumah tangga anak bisa
jadi malah menciptakan ketegangan dalam hubungan rumah tangga mereka dan itu adalah hal yang paling tidak anda inginkan sebagai orang tua.
The Do’s: Ingat kehadiran cucu Anda
Orang tua harus
menjadi panutan, jadi hindari argumen sengit, sindiran dari Anda tentang orang
tua yang satu dan lainnya. Sebesar apapun keinginan anda untuk menolong,
masalah rumah tangga mereka adalah hal pribadi yang harus dihadapi oleh mereka sendiri. jadi sebaiknya anda biarkan mereka menyelesaikan masalah sendiri.
2. The Don’ts: Berbicara tanpa berpikir lebih dulu
Sebagai orang
tua pasti pernah merasa hampir dibuat “gila” dengan keputusan yang diambil oleh
sang anak untuk jalan hidup, atau ketika melihat sang anak mendidik anaknya
dengan cara yang berbeda. Menurut Dr.Brann, sebesar apapun keinginan untuk
mengatakan apa yang ada dalam pikiran Anda, bisa saja Anda mengatakan hal yang
justru akan membuat mereka menjauh dan merasa Anda tidak menghormati cara mereka mendidik anak.
The Do’s: Ingatlah masa ketika Anda sedang membesarkan anak Anda sendiri
Coba praktikkan
“peraturan 10 detik” sebelum Anda mengeluarkan pendapat atau saran, dan
pikirkan bagaimana komentar Anda akan terlihat sebagai bantuan, tuduhan atau
sesuatu yang menyakitkan. Jika hanya akan menyakitkan, sebaiknya simpan saja dalam hati.
3. The Don’ts: Mendisiplinkan cucu
Apapun kenakalan
yang dilakukan oleh cucu, bukan tugas Anda untuk mendisiplinkan mereka. Anggap
keluarga Anda seperti kue. Kakek-nenek perannya sebagai icing atau sprinkles pemanis tapi bukan sebagai
kuenya. Kakek-nenek berperan penting, tapi mereka bukan orang tuanya. Orang tua yang sebenarnyalah yang harus mengajarkan mengenai kedisiplinan.
The Do’s: cari
tahu dari anak Anda peraturan seperti apa yang mereka terapkan di rumah untuk
mendisiplinkan anak, kemudian lakukan sesuai dengan cara mereka meskipun hal tersebut mungkin tidak biasa Anda lakukan.
4. The Don’ts: Menjadikan masalah pribadi
Memang sangat
sulit untuk tidak mengambil hati jika Anda menerima perlakuan yang kurang
berkenan dari anak atau cucu Anda sendiri. Tidak jarang, ada situasi dimana
seorang cucu lebih dekat dengan kakek daripada nenek atau sebaliknya yang
membuat salah satu merasa sedih. Hal terburuk yang bisa Anda lakukan adalah merasa sedih, kecewa, dan mengeluhkan hal tersebut.
The Do’s: Bangun kedekatan Anda dengan cucu
Kedekatan
hubungan Anda dengan cucu didasari dengan bagaimana Anda berinteraksi dengan
mereka. Perhatikan bagaimana cara cucu Anda berinteraksi dan cobalah untuk ikut
mengimbangi. Memang agak sulit, tapi terkadang Anda harus melihat tingkah laku sendiri dan berkata, “Mungkin saya harus berubah.”
5. The Don’ts: Mengkritik anak atau cucu
Setiap kali Anda
mengkritik atau memberi saran, pada dasarnya Anda mengatakan pada anak Anda
kalau mereka tidak melakukannya dengan benar. Jadi sebaiknya Anda ingat kembali untuk menerapkan “peraturan 10 detik.”
The Do’s: Beri nasihat jika memang diminta
Ada baiknya
menunggu hingga Anda diminta untuk memberi nasihat. Itu pun harus dilakukan
secara hati-hati. Katakan dengan cara seperti: “Ayah/Ibu bisa lihat keputusan
itu sulit buat kamu, kami hanya bisa beri ide tentang apa yang akan kami
lakukan, tapi itu mungkin tidak berlaku untuk kalian.” Berilah nasihat yang
bertanggung jawab dan pastikan anda tidak menyampaikannya dengan cara yang terdengar seperti mengkritik.
6. The Don’ts: Menjaga jarak
Tempat tinggal
Anda berjauhan dan tidak bisa setiap waktu bertemu. Sehingga Anda memutuskan
untuk menjaga jarak dan hanya bertemu di saat seperti libur hari raya atau
acara ulang tahun. Karena merasa anak Anda mungkin terlalu sibuk, dan itu membuat Anda merasa buruk ketika menerima telepon yang rasanya seperti dipaksakan.
The Do’s: Tetap melibatkan diri dalam kehidupan
keluarga anak
Walaupun hanya
sedikit tapi tetaplah berusaha untuk melibatkan diri dalam kehidupan keluarga
anak Anda. Menurut Dr. Brann, dengan tetap ikut melibatkan diri sedikit demi
sedikit akan membangun konsistensi dan seiring waktu berlalu akan membangun
sebuah ikatan kuat. Dengarkan dan tanyakan segala aktivitas yang mereka
lakukan. Ketika Anda meluangkan waktu bersama, cobalah untuk terlibat dalam
aktivitas dengan mereka. Hal ini akan membantu membangun hubungan yang baik
sejak awal dan akan menciptakan ikatan yang kuat di masa mendatang.