Dua Ikon Ini Bikin Kupang Jadi Kota Perdamaian Antar Umat Beragama
Sumber: http://netralnews.com

Nasional / 30 June 2016

Kalangan Sendiri

Dua Ikon Ini Bikin Kupang Jadi Kota Perdamaian Antar Umat Beragama

Lori Official Writer
7933

Kupang ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah Indonesia yang terkenal dengan toleransi kehidupan beragamanya. Mereka hidup saling berdampingan satu sama lain, tanpa membedakan suku, agama dan ras. Mereka berada dalam satu ikatan budaya dan adat yang kuat, sehingga tidak pernah mencederai sasamanya hanya karena berbeda agama dan aliran kepercayaan.

Walikota Kupang Jonas Salean mengatakan, toleransi antar umat beragama itu terjadi karena mereka memperlakukan satu sama lain sebagai bagian dari satu keluarga. Masyarakat yang berbeda agama bahkan saling membantu ketika menggelar acara keagamaan yang digelar umat beragama lainnya.

Kupang memang patut disebut sebagai kota ‘perdamaian’ bagi umat beragama di Indonesia. Bukti nyata yang bisa disaksikan adalah lewat dua hal ini, yaitu:

Bangunan Masjid dan Gereja yang berdiri berdampingan

Salah satu bentuk perdamaian yang terjadi di Kupang, NTT adalah berdirinya gedung gereja dan masjid yang saling bersebelahan. Gereja HKBP Kota Baru di Kupang terletak persis di sebelah Masjid Al-Muttaqin. Selama bertahun-tahun, gereja dan masjid ini hidup dalam kerukunan. Misalnya, seperti saat ini ketika umat Muslim merayakan hari Ramadan, maka gereja HKBP Kota Baru turut aktif untuk menyusun jadwal kegiatannya demi menjaga ketentraman beribadah umat Muslim baik saat sholat di pagi dan sore hari.

“Kalau saudara-saudara Muslim itu salat dzuhur, kita sudah selesai. Apalagi sekarang jadwal ibadah semakin pagi masuknya, jadi jam sebelas atau setengah sebelas kami sudah selesai. Kan kita saling menjaga, selain itu kondisi lahan parkir pun terbatas karena kita saling berbagi,” ucap Pengurus Gereja HKBP, Pdt Bernat Wedes Panggabean.

Selain itu, mereka juga selalu meletakkan rasa pengertian satu sama lain. Seperti ketika ibadah gereja bertepatan dengan salat Magrib, maka gereja akan mulai mengecilkan volume musik yang diputar. Begitu pula bila gereja sedang menggelar ibadah, maka umat Muslim akan mengecilkan pengeras suara Masjid. Kerukunan hidup beragama yang sudah ada sejak bertahun-tahun itu diharapkan bisa tetap dijaga.

Gong Perdamaian Nusantara

Salah satu upaya untuk tetap menjaga kerukunan umat beragama di NTT adalah dengan mendirikan Gong Perdamaian Nusantara. Gong ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini didirikan pada tanggal 8 Februari 2011 lalu.

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama (Dirjen Bimas Katolik Kemenag) Eusabius Binsasi bahkan mengatakan bahwa gong ini menjadi ikon perdamaian antarumat beragama di NTT. Selain itu, gong ini juga menandakan wujud rasa cinta dan saling menghormati perbedaan yang ada diantara masyarakat, sehingga tercipta keharmonisan yang tengah keberagaman di provinsi tersebut.

“Namanya gong pastinya terus berbunyi. Gong ini sebagai simbol kerukunan antar umat beragama di NTT yang terjaga dengan baik hingga saat ini. Sikap toleransi di NTT dapat menjadi contoh bagi wilayah lainnya,” ucap Eusabius, seperti dilansir Netralnews.com, Selasa (28/6).

Hal menarik lainnya soal kerukuan antar umat beragama di NTT adalah keberadaan sebuah forum bernama PELITA (Perempuan Lintas Agama) di Kanwil Kemenag NTT yang diresmikan pada 5 Juli 2013. Forum ini beranggotakan perempuan lintas agama di NTT. “Jadi selain gedung Kanwil Agama yang sangat besar di Kupang, yang menarik adalah sebuah forum bernama PELITA, yang anggotanya adalah ibu-ibu dari semua agama, dan mereka bekerjasama dalam berbagai kegiatan, tanpa memandang perbedaan. Itu bagus sekali,” terangnya.

Selain itu, NTT juga pernah menjadi tempat studi banding beberapa provinsi, tentang kerukunan antar umat beragama.

Sumber : Bbc.com/Netralnews.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami