Menteri Agama (Menag)
Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan tentang pentingnya kerukunan umat beragama demi
keutuhan NKRI. Sebab kerukunan adalah sesuatu yang mendasar dalam konteks bangsa
Indonesia yang majemuk dan beragam, terlebih di era globalisasi ini. Hal ini
disampaikannya saat menghadiri pembukaan konferensi Nasional ke-2 ‘Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)’ di Bali pada Sabtu, 11 Juni 2016 pekan lalu.
Menag Lukman juga
menegaskan agar agama tidak dijadikan sebagai tameng dari kepentingan pribadi atau
kelompok. Sebab sejatinya agama berperan penting dalam memanusiakan manusia. “Saat
ini yang perlu dicermati dalam era globalisasi adalah bagaimana kita menjaga esensi
nilai agama itu, agar tidak dipolitisasi atau agama digunakan untuk kepentingan
kelompok tertentu. Karena, kita semua menyadari bahwa hakikat agama adalah memanusiakan
manusia,” ucapnya, seperti dikutip laman Kemenag.go.id, Minggu (12/6).
Ia juga menjelaskan,
secara mendasar semua agama mengajarkan kebaikan dan melarang tindakan kejahatan.
Sehingga dalam konteks keragaman agama di Indonesia, pemuka agama perlu lebih mengedepankan
sisi dalam agama. “Esensi agama adalah sisi dalamnya. Hakikat toleransi adalah lebih banyak memberi daripada meminta,” lanjutnya.
Ia menuturkan bahwa
nilai agama menjadi perekat menjadi perekat dalam merajut keragaman untuk utuhnya
bangsa. Konstitusi Indonesia bahkan kaya akan nilai-nilai agama. “Pondasi
kerukunan pada masyarakat yang religus adalah nilai-nilai agama dan kearifan
lokal yang menjadi modal utama dalam merajut kerukunan,” tandasnya.
Hal ini
disampaikan Memag Lukman di hadapan para hadirin yang ada di Konferensi
Nasional ke-2 ini, diantaranya Gunernur Bali I Made Mangku Pastika, Dijen Bimas
Hindu I Wayan Widnya, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Ferimeldi, Kakanwil Kemenag
Provinsi se-Indonesia serta para pengurus FKUB se-Indonesia. Konferensi inipun rencananya
akan berlangsung hingga 13 Juni 2016 ini.