Pada tahun 1952
mantan Menteri Amerika Serikat, Norman Vincent Peale menulis sebuah buku laris berjudul
‘The Power of Positive Thinking’. Di dekade berikutnya, banyak perusahaan Amerika
yang menerapkan ide bahwa berpikir positif adalah kunci untuk menggapai
kesuksesan dalam bisnis dan kehidupan. Sementara di beberapa tahun belakangan ini,
para peneliti juga mengklaim adanya kuasa dari berpikir negatif. Sementara dalam
sebuah pendekatan yang disebut ‘semua-positif’ dianjurkan untuk menggunakan kedua pola pemikiran ini yaitu positif dan negatif.
Pandangan inilah
yang membantu kita untuk mempercayai akan jaminan hidup di surga. Ketika kebanyakan
orang berpikir tentang surga, mereka berpikir ‘positif’ tentang apa dan siapa
yang akan ada di sana. Kita harus memberi fokus hidup kita pada siapa yang akan
ada di sana: malaikat Tuhan, umat Tuhan dan Tuhan itu sendiri! Selain itu, kita juga tentunya akan berpikir tentang apa yang tidak aka nada di surga kelak.
Dalam kitab
Wahyu, kita diberitahukan bahwa di langit dan bumi yang baru tidak aka nada lagi
yang namanya kematian, perkabungan, ratap tangis dan sakit penyakit (Wahyu s21:
4). Tak aka nada pengecut, penghianat, penganiaya, pembunuh, cabul, dukun,
penyembah berhala atau pembohong (Wahyu 21: 8; 22: 15). Tak akan ada sesuatu yang
najis dan tidak kudus yang akan masuk ke surga, dan tidak aka nada orang yang
melakukan kekejian dan kejahatan di surga (Wahyu s21: 27). Kutukan juga tidak akan
ada lagi (Wahyu 22: 3). Meskipun kita hidup di bawah kutuk dosa di dunia, tetapi berbeda dengan saat kita ada di surga.
Inilah 3 penderitaan manusia yang tidak akan kita temukan lagi terjadi di surga, yaitu:
Sakit Penyakit
Di dunia, setiap
manusia pasti pernah bergulat dengan masalah kesehatannya. Bukan hanya soal
penyakit jantng dan kanker saja, tetapi juga ribuan kasus kesehatan lainnya,
baik berat badan ataupun sakit fisik. Berbeda dengan saat berada di surga, segala
persoalan sakit penyakit itu benar-benar tidak lagi dialami warga kerajaan Surga.
Sebab setiap orang yang ada di sana telah mengenakan tubuh kebangkitan yang sempurna
(1 Korintus 15: 42-44). Tak akan ada lagi penyakit kanker, jantung atau tak
akan kita temukan bangunan rumah sakit di sana. Atau tidak aka nada lagi klinik
gigi untuk menambal gigi berlubang, ekstraksi, atau implan. Masalah-masalah kesehatan semacam itu jelas-jelas bukan hal yang dialami oleh penghuni surga (Wahyu 21: 4).
Emosi atau tekanan
Setiap harinya manusia
hidup ditentukan oleh emosi yang buruk. Menurut The National Institute of Mental Health ditemukan ssekitar empat
puluh juta orang dewasa di AS atau satu dari lima orang menderita semacam gangguan
kecemasan. Berbeda dengan di surga, warga Kerajaan Surga tidak lagi dikuasai emosi-emosi
tersebut. Segala sesuatunya sudah disediakan oleh Bapa Surgawi, sehingga tak akan
ada lagi kekhawatiran di sana. Langit dan bumi yang baru merupakan tempat yang sempurna,
penuh dengan kasih yang murni, yang telah mati atas kepanikan, kecemasan sosial
dan ketakutan berlebihan. Jaminan hidup berkelimpahan yang ada di surga benar-benar
membuat orang-orang di sana bebas dari tawanan emosi yang melemahkan (Yohanes 10: 10).
Jika pelayanan Kristen
di dunia masih menawarkan konseling bagi mereka yang terikat masalah kecanduan,
amarah, depresi, konflik, kesedihan, stres dan sebagainya, maka hal itu tak lagi dialami manusia di surga.
Keamanan
Tak dimungkiri,
manusia memerlukan perlindungan keamanan dan keselamatan. Itu sebabnya kita membangun
penjara, menetapkan polisi dan membawa semprotan merica untuk melindungi diri. Itu
sebabnya kita memasang pintu di rumah atau password di komputer kita. Namun Anda
harus tahu bahwa di surga semua upaya untuk mencapai keamanan itu tidak
dibutuhkan. Tuhan menjamin keamanan setiap warga kerajaan Surga (Mikha 5:4). Surga
tidak membutuhkan pengamanan dari militer atau polisi. Tidak ada konflik internasional
di surga karena semua orang di sana hidup dengan damai di bawah pemerintahan Tuhan
(Filipi 3: 20). Umat Allah dari segala bangsa, suka dan bahasa akan menyembah Dia
dalam keharmonisan damai di bawah pemerintahan Raja Damai (Wahyu 7: 9).
Selain ketiga hal di atas, kita juga tidak akan menemukan hubungan suami istri. Tidak ada lagi kekhawatiran akan seseorang yang kita cintai atau menjadi orang tua yang baik dalam mendidik anak-anaknya. Kita akan menjadi warga kerajaan surga yang tak lagi hidup dengan memusingkan diri akan perkara-perkara duniawi tetapi akan hidup dengan kehidupan baru dan kekal yang disediakan surga.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini