Yuk Jelajahi Dua Wisata Religi Tersembunyi di Dua Pulau Indonesia Ini
Sumber: Indonesia.travel

Entertainment / 6 June 2016

Kalangan Sendiri

Yuk Jelajahi Dua Wisata Religi Tersembunyi di Dua Pulau Indonesia Ini

Lori Official Writer
6447

Indonesia adalah negeri yang berdiri di tanah yang kaya dengan keindahan alam dan budayanya. Selain menawarkan kepuasan pesona alamnya, para penikmat perjalanan juga akan merasakan kepuasan dalam hal kerohanian. Ada ratusan destinasi wisata yang dikhususkan sebagai tempat untuk berjiarah dan menemukan ketenangan spiritual. Beberapa diantaranya adalah Taman Wisata Iman di Sumatera Utara, Salib Yesus Sang Penebus di Tana Toraja, Salib Yesus Memberkati di Manado atau Larantuka di Flores.

Diantara beragam wisata religi yang sudah populer tersebut, terdapat dua pusat destinasi yang bisa dijadikan tujuan jiarah, yaitu bukit doa Watomiten dan kampung Katolik di Pulau Bali.  Kedua wisata religi ini tentu tak kalah menarik dengan wisata-wisata lainnya.

1. Bukit Doa Watomiten                                 

Saat menyebutkan Flores, maka yang ada dibenak Anda pastilah tentang Larantuka sebagai tujuan wisata religi setiap menjelang perayaan Paskah. Padahal, jika berniat menyeberang dari Larantuka ke Lewoleba di Pulau Lembata berperahu motor selama 2 jam, kita akan menyaksikan patung Bunda Maria di Bukit Doa Watomiten.

Uskup Larantuka, Mgr, Fransiskus Kopong Kung, Pr meresmikannya pada 31 Oktober 2014. Bukit Doa Watomiten terdiri atas 14 tempat perhentian (stasi) jalan salib yang menggambarkan perjalanan Yesus. Stasi pertama, kisah Yesus dihukum mati dimulai di jalan raya di tepi pantai. Sementara, perhentian terakhir, kisah pemakaman Yesus, berada di atas bukit sekitar 140 meter di atas permukaan laut.

Di puncak bukitnya berdiri patun Bunda Maria setinggi 11 meter. Konon, BUkit Doa Watomiten menjadi bukit doa tertinggi di dunia. Tatkala senja, birunya laut dan jingganya langit akan menjadi saksi atas kehadiran ara pengunjung. Begitu sampai di puncak bukit dan menengok ke bawah, pengunjung akan merasa kagum menyaksikan seberapa jauh pendakian kita.

2. Palasari kampung Katolik di Pulau Dewata

Sekitar 20 kilometer dari Pelabuhan Gilimanuk, terdapat satu kampung tersembunyi yang menjadi salah satu pusat kekatolikan di Bali. Palasari, demikian nama kampung yang menjadi bagian Desa Ekasari. Sekitar Sembilan puluh lima persen, penduduknya beragama Katolik.

Keunikan yang dimiliki Palasari adalah desa dengan pusat bangunan gereja yang bernuansa Bali. Sejarahnya diawali dari peran seorang pastor bernama Simon Buis, SVD. Pastor Buis membangun sebuah desa berbudaya Bali namun kental dengan nuansa Katolik. Gereja, yang mulai digunakan warga setempat sejak 1940, bergaya sangat kental dengan nuansa Bali.

Gerbang pintu masuknya ibarat gapura pada perkampungan dalam tradisi Bali. Hiasan interior dan eskterior gereja digarap seperti layaknya pura dengan berbagai patung dan ukiran khas Bali; salib, patung Yesus dan Bunda Maria, hingga stasi jalan salib. Terdapat tempat ziarah Gua Maria bernama Palinggih Ida Kaniaka Maria, yang dibangun paa 1962 di Banjar Palasari. Namun, sejak 1983, gua itu dipindahkan dan menjadi satu kompleks dengan Monumen Pastor Simon Buis. Di Palasari, saya mencecap kehangatan dan keindahan toleransi di sebuah nusa yang mayoritas warganya beragama Hindu.

Penasaran dengan keindahan dan pesona kedua wisata ini? Yuk, rencanakan perjalanan Anda dan siarkan pesona wisata kebanggaan Indonesia ini kepada dunia!

Sumber : Majalah National Geographic/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami