Seorang pendeta First
Baptist Church di Dallas Robert Jeffress menentang kuat legalitas toilet bagi kaum
transgender yang disetujui Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama baru-baru
ini. Dia menyampaikan penolakan tersebut
dengan mengutip pesan tentang karya penciptaan Allah pada mulanya dalam Matius 19: 4 yang mengatakan bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan.
“Firman Tuhan berkata
‘Allah menjadikan pada mulanya laki-laki dan perempuan’. Bukan laki-laki,
perempuan dan satu tanda tanya. Allah menetapkan berapa jenis kelamin, hanya dua, bukan tiga,” ucap Pendeta Jeffress, seperti dilansir Christiandaily.com, Kamis (26/5).
Pendeta Jeffress
menyinggung tentang tuntutan para aktivis sosial yang ada di bawah pemerintahan
Obama, yang ingin menyangkal perbedaan jenis kelamin yang telah Tuhan tetapkan.
Ia bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai bentuk penentangan terhadap kehendak Tuhan.
Senada dengan itu,
pendeta Franklin Graham juga turut mengkritik tindakan Presiden Barack Obama terkait
keberadaan kaum transgender di sekolah-sekolah dan pelegalan hak mereka atas toilet yang tidak sesuai dengan kodrat mereka yang sebenarnya.
“Memangnya siapa
(Presiden Barack Obama) pikir dirinya? Sultan Washington? Apakah dia pikir dia
hanya bisa membuat ‘keputusan’ dan kita akan tunduk dan taat saja? Keputusan yang
diresmikannya hari ini mengatakan bahwa semua sekolah di seluruh negeri ini harus
mengijinkan siswa memilih toilet dan kamar ganti sesuai dengan ‘siapa mereka pikir
diri mereka’. Jika sekolah tidak mematuhi, dia mengancam hilangnya dana dan
tuntutan hukum dari pemerintah federal. Bagaimana dengan privasi dan perlindungan dari semua siswa lain?” ucap Franklin.
Franklin Graham juga mengatakan bahwa tindakan Obama mengambarkan bahwa dirinya tidak takut akan Tuhan yang menciptakan laki-laki dan perempuan saja. Dia berharap seluruh Amerika pada akhirnya akan menantang keputusan ini dan melakukan tindakan penolakan terhadap rencana pemerintah untuk mempromosikan dan memajukan pelegalan homoseksual dan LGBT di negara itu.
Sumber : Christiandaily.com/jawaban.com/ls