Pay It Forward, Bermula Dari Kebaikan Bergulir Menjadi Kegerakan
Sumber: Google

Kata Alkitab / 25 May 2016

Kalangan Sendiri

Pay It Forward, Bermula Dari Kebaikan Bergulir Menjadi Kegerakan

Puji Astuti Official Writer
5954

Di awal tahun 1990an, Catherine Ryan Hyde adalah penulis yang tidak begitu dikenal dan telah mengalami berbagai penolakan dari berbagai penerbit. Namun dia tidak pernah menyerah, hingga akhirnya jerih payah dan kegigihannya terbayar ketika di tahun 1999 novelnya yang berjudul "Pay It Forward" menjadi buku best seller. 

Tidak berhenti disana, di tahun 2000 novel tersebut diangkat menjadi film layar lebar dan dibintangi oleh Kevin Spacey dan Hellen Hunt. Pesan yang disampaikan melalui buku dan film itu ternyata menjadi sebuah kegerakan yang secara alamiah terjadi dan terus menyebar ke berbagai belahan dunia hingga 16 tahun kemudian. 

"Saya adalah penulis yang bukunya sangat sedikit diterbitkan waktu itu," demikian kenang Hyde. "Tujuan saya sederhana yaitu suatu hari nanti melihat (buku Pay It Forward-red) di toko buku!...Saya tidak pernah berpikir bahwa saya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan di kehidupan nyata."

Novel Pay It Forward berkisah tentang bocah laki-laki usia 12 tahun yang mengerjakan tugas ilmu sosialnya yaitu, "memikirkan ide untuk mengubah dunia, dan menjadikannya sebuah tindakan." Ide anak itu adalah melakukan kebaikan kepada tiga orang dan meminta orang-orang itu melakukan hal yang serupa "untuk membalasnya". Kebaikan itu dengan cepat berlipat ganda menjadi 9, kemudian 27, kemudian 81 dan seterusnya. 

Hyde tidak pernah menyangka bahwa kisah fiksinya menginspirasi banyak orang untuk melakukannya dalam kehidupan nyata. Di tahun 2000, ia membaca koran Buffalo News tentang seorang wanita yang kehilangan cek untuk membayar cicilan mobilnya di kantor pos. Kemudian sepasang suami istri menemukan cek itu, yang sebenarnya hanya setengah dari kewajiban yang harus ia bayar dengan disertai sebuah catatan yang dimana wanita yang kehilangan cek itu meminta perpanjangan waktu untuk membayarnya. 

Pasangan suami isteri itu akhirnya menulis cek sejumlah kekurangan uang tersebut dan mengembalikan kedua cek tersebut kepada wanita itu. Mereka melakukannya karena terinspirasi film "Pay It Forward" yang mereka tonton kemarin malam. Kisah-kisah serupa ini terus bermunculan, dan semua itu dimulai dari sebuah novel yang telah ditolak berkali-kali oleh penerbit. 

Hyde mengungkapkan bahwa dari sekian banyak orang yang terinspirasi oleh novelnya itu namun yang paling berkesan adalah catatan yang diberikan kepadanya oleh seorang anak kelas 2. 

"Dia memberitahu saya bahwa dia ingin mengunjungi rumah jompo dan berbicara dengan orang-orang disana karena dia pikir mereka kesepian. Tidak ada yang lebih hebat dari itu. Paling tidak bagi saya. Hal itu sungguh sangat murni," demikian ungkapnya. 

Hyde sendiri terinspirasi menulis novel ini setelah menerima kebaikan dari dua orang asing saat mobilnya mogok dan tidak sempat berterima kasih. Dia kemudian mulai berhenti menolong orang lain yang mengalami kejadian serupa dengan dirinya dan juga berbagai kebaikan kecil lainnya sebagai bentuk "balasan" karena kebaikan dari dua orang asing yang telah menolongnya. 

"Saya temukan  bahwa kita sering curiga terhadap orang asing. Pada dasarnya, kita takut kepada mereka. Saya ingin menciptakan skenario fiksi (di buku) yang membuat konsep "membalas kebaikan" untuk menyebar sehingga orang-orang mengerti bahwa itu benar-benar tindakan tanpa pamrih - dalam kata lain, bahwa tidak ada tuntutan apapun dalam hal "dan kemudian..

Di September 2000, Hyde membangun Pay It Forward Foundation untuk merawat gerakan tersebut. Fokus yayasan tersebut adalah menyalurkan novel tersebut ke sekolah-sekolah dan mendorong diskusi dan tugas yang membantu anak-anak mengerti arti berbuat baik bahkan kepada orang asing. 

"Kami mencoba mengembangkan dan mengajarkan kebaikan. Kami harap melalui hal itu, kami bisa melakukan lebih lagi," demikian ungkap David Goodwin, direktur eksekutif dari yayasan tersebut. 

Kita ingin hidup di dunia yang lebih baik, jadi mengapa tidak kita melakukan kebaikan kepada setiap orang yang ada disekitar kita dan yang kita temui, bahkan ketika orang tersebut adalah orang asing. Selamat berbagi kebaikan sahabat...


Sumber : theepochtimes.com
Halaman :
1

Ikuti Kami