Dewan Gereja Dunia Turun Tangan Membangun Kota Gaza
daniel.tanamal Official Writer
Perang yang terus berkecamuk diantara Israel dan Palestina membuat Kota Gaza porak-poranda. Hal itu membuat Dewan Gereja Dunia mengkonsolidasikan gereja-gereja diseluruh dunia untuk turun tangan membantu dan membangun kota yang masuk dalam pemerintahan otoritas Palestina itu.
Dilaporkan Claus Grue, konsultan komunikasi Dewan Gereja Dunia, langsung dari Gaza, kondisi saat kota berpopulasi 1,8 juta jiwa penduduk itu sungguh memprihatinkan dimana ribuan rumah hancur, infrastruktur yang rusak, seringnya pemadaman listrik dan blokade militer, membuat penduduknya hidup dengan sangat memprihatinkan.
? ?Kami menderita setiap hari, tapi kami tidak pernah kehilangan harapan,” kata Dr Issa Tarazi, direktur eksekutif dari Near East Council of Churches/NECC. Sekitar 100 staf terlibat dalam kegiatan NECC ini. “Kendala utama di sini adalah tentu saja operasi militer di bawah pendudukan dan blokade,” tambahnya. Ketidakpastian yang lama dan ketakutan menyerap kehidupan sehari-hari di Gaza. “Perang pada 2014 menghancurkan dan memperburuk situasi. Klinik kesehatan hancur dan 75.000 orang masih mengungsi,” kata Tarazi.
Setelah lebih dari 60 tahun dalam pelayanan, NECC telah mengembangkan basis yang kuat di Gaza dan telah menjadi salah satu penyedia utama dari perawatan kesehatan primer. “Kami menyediakan akses ke dokter, perawat, bidan, apoteker, pekerja psikososial, dokter gigi, dan spesialis kulit di pusat kesehatan masyarakat di seluruh wilayah. Pekerjaan kami terintegrasi dengan rumah sakit dan kami berkoordinasi dengan organisasi non-pemerintah lainnya, serta dengan Departemen Kesehatan,“ ujar koordinator program kesehatan Dr Wafa Kanan.
Namun demikian, peningkatan permintaan dan keterbatasan anggaran membutuhkan prioritas. Ibu dan anak diberikan perhatian khusus dengan fokus pada masalah medis dan dukungan psikososial untuk anak-anak dan ibu-ibu. Sebuah program screening telah menemukan bahwa 30 persen anak di bawah usia sekolah mengalami anemia dan 10 persen menderita gizi buruk.
Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1