Yohanis Serang
(34) adalah satu dari lima awak Buah Kapal (ABK) Tugboat Henry yang selamat dari
sanderaan Abu Sayyaf di perairan Filipina. Selepas kepulangan Yohanis di kampung
halaman, Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara pada Sabtu, 23 April 2016, dia lalu
membagikan kesaksian dalam ibadah di Gereja Toraja Jemaat Juata Tarakan di Jalan Aki Balak, Karang Anyar, Tarakan Barat pada Minggu (24/4).
Di depan jemaat gereja,
Yohanis menuturkan kisah hidupnya selama berlayar dalam peristiwa pembajakan kapal
Tugboat Henry di perairan Tawi-Tawi Filipina. Kesempatan itu menjadi bentuk ungkapan
syukur atas kesempatan hidup yang masih Tuhan berikan. “Saya sudah ditolong Tuhan.
Saya bisa selamat, terhindar dari maut. Saya sangat bersyukur. Tuhan ikut campur tangan menolong saya,” ucapnya, seperti dilansir Tribunnews.com.
Seperti diketahui,
Yohanis dan awak kapal ABK TB Henry diduga dibajak kelompok Abu Sayyaf saat memasuki
perairan Filipina-Malaysia, tepatnya di sekitar wilayah Tawi-Tawi. Saat itu sekelompok
orang bersenjata laras panjang dan berpakaian loreng tua warna pudar tanpa penutup wajah naik ke atas kapal dan menyandera sejumlah awak kapal.
Untungnya, Yohanis
berhasil menyelamatkan diri dengan melarikan diri saat kelompok tersebut mulai masuk
kapal. Dia mulai bersembunyi di kamar mesin selama kelompok Abu Saayaf berada di sana. Kemudian naik ke atas kapal setelah keributan tak lagi terdengar.
Berselang 30
menit kemudian, Polisi Maritim Malaysia segera datang dan memberikan pertolongan.
Saat itulah sebanyak lima awak kapal TB Henry dievakuasi, termasuk satu diantaranya tertembak di bagian dada.
Saat ini Yohanis Serang sudah berkumpul kembali dengan istri dan kedua anaknya. Dia diketahui adalah karyawan TP Global Trans Energy yang sudah bekerja selama tiga tahun.
Sumber : Tribunnews.com/jawaban.com/ls