Tiga Sikap Berbahaya yang Tidak Dikenan Allah
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 11 March 2016

Kalangan Sendiri

Tiga Sikap Berbahaya yang Tidak Dikenan Allah

Lori Official Writer
17298

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia (1 Yohanes 2: 15-16)

 

Ada 3 sikap berbahaya yang bisa dicetak tebal dari ayat di atas dan yang sangat mudah dijadikan si iblis untuk menjatuhkan umat Tuhan, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan. Mengapa sikap itu tidak dikenan oleh Allah? Apa saja akibat yang ditimbulkan sikap buruk itu? Mari membahas ketiga sikap ini satu persatu.

1. Keinginan Daging

Apa saja yang menjadi keinginan daging? Keinginan atau perbuatan daging adalah rupa-rupa keinginan yang berasal dari tubuh kita, penuh jebakan yang sangat menggoda dan sangat berpotensi membuat manusia jatuh dalam dosa. Paulus menulis hal ini secara jelas dalam Galatia 5: 19-21, “"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.”

Keinginan daging tidak hanya merusak orang tidak percaya, tetapi juga pelayanan orang Kristen. Seperti nyatanya, banyak hamba-hamba Tuhan yang aktif melayani ternyata masih terikat dengan keinginan daging. Ada diantaranya jatuh dalam dosa perselingkuhan, korupsi, minuman keras, judi dan sebagainya.

Alkitab bahkan menjabarkan sejumlah pelayan Tuhan yang terjebak dalam keinginan daging. Misalnya, imam besar Eli (Samuel 2: 11-17), Simson yang jatuh akibat godaan Delila (Hakim-hakim 13-17). Atau Daud dengan perzinahan dan pembunuhan (2 Samuel 11: 27), dan banyak kisah pelayan Tuhan lainnya. Untuk menghindari hal ini, kita harus terus melatih diri kita agar mampu hidup menurut Roh dan bukan daging. “Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Roma 8: 6)”.

 

2. Keinginan Mata

Mata adalah salah satu organ penting yang dianugerahkan Tuhan. Dengan mata, kita bisa memandang, melihat dan menyaksikan keagungan Tuhan melalui ciptaan-Nya. Sebuah pepatah berkata, ‘Mata adalah jendela hati yang menyimpan seribu cerita’. Apa yang dirasakan hati kita bisa tercermin dari mata. Selanjutnya ada pula pepatah yang mengatakan ‘dari mata turun ke hati’, menunjukkan berapa mata punya koneksi erat dengan hati yang menyimpan keinginan, hasrat dan perasaan. Apa yang kita lihat bisa menimbulkan berbagai keinginan, yang jika tidak kita jaga dapat membuat kita tersandung.

Mata bisa membawa seseorang jatuh dalam dosa. Seperti kisah kejatuhan Daud yang berzinah dengan Batsyeba diawali lewat tindakan Daud mengintip Batsyeba mandi dari sotoh istana.

Raja Salomo berkata bahwa mata manusia tidak akan pernah puas. Apa yang dimunculkan oleh keinginan mata bisa meracuni hati kita dengan berbagai keinginan yang tidak tepat. Tidak semua yang diinginkan mata mendatangkan manfaat bagi kita, bahkan bisa menjebak kita untuk tidak lagi hidup sesuai kehendak Allah. Mata kita perlu diawasi dan dijaga dengan membentengi diri lewat firman Tuhan.  

 

3. Keangkuhan

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), angkuh bisa dipandankan dengan kata sombong, congkak, pongah, dan takabur. Istilah-istilah ini mengarah pada pengertian yang sama, yaitu menghargai diri secara berlebih-lebihan dan memandang orang lain lebih rendah dari diri sendiri. Ketika kita memiliki suatu kelebihan dibanding orang lain, baik dalam hal harta, kemampuan atau skill dan sebagainya, dosa keangkuhan akan diam-diam dapat menyelinap dalam diri kita. Keangkuhan dapat membutakan rohani, sehingga lupa bahwa semua yang ia dapat berasal dari berkat Tuhan, bukan atas kemampuannya semata.

Dalam 2 Raja-Raja dan 2 Tawarikh mengisahkan bagaimana Raja Hizkia yang dikenal saleh dan dekat dengan Tuhan pada akhirnya hidup dalam keangkuhan (2 Raja Raja 18: 5-6). Kisah lainnya adalah raja Nebukadnezar yang meninggikan diri lebih daripada Tuhan, sehingga Tuhan membuatnya menjadi seperti lembu hingga tujuh masa (Daniel 4: 1-37).

Keangkuhan sangat berlawanan dengan kerendahan hati yang menjadi ciri khas orang percaya. Allah sangat membenci keangkuhan dan kecongkakan, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Untuk itu, ketika kita mendapat kelimpahan berkat dari segi kemakmuran, keterampilan maupun talenta, bersyukurlah pada Tuhan dan pakailah itu untuk memberkati sesama.

Jika Anda tahu bahwa ketiga sikap berbahaya ini sangat dibenci Tuhan, maka teruslah perlengkapi diri Anda dengan perlengkapan senjata iman. Sebab si iblis akan terus memburu dengan perangkapnya dan menanti kejatuhan anak-anak Tuhan.

 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klikdi sini

Sumber : Renungan Harian Online/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami