Tips Memperlakukan Anak Cenderung Individualis dan Bergantung
Sumber: www.everydayfamily.com

Parenting / 1 March 2016

Kalangan Sendiri

Tips Memperlakukan Anak Cenderung Individualis dan Bergantung

Puji Astuti Official Writer
3782

APA ITU KECENDERUNGAN?

Menurut ilmu behavioral yang saya pelajari, didalam diri setiap insan ada yang disebut dengan kecenderungan. Untuk mudah memahaminya saya mengilustrasikan kecenderungan itu seperti sebuah sistem yang ada pada kemudi mobil bernama power steering yang salah satu fungsinya adalah bila kita membelokkan kemudi lalu stir dilepaskan maka ia akan berputar kembali ketengah, sesuai setelannya.

Cara kerja kecenderungan dalam pribadi setiap orang juga demikian, yaitu sekalipun pada keadaan tertentu seseorang bisa menampilkan ekspresi dan perbuatan yang sesungguhnya bukan menampilkan apa adanya ia, namun ia pasti kembali kepada kecenderungannya.

Pada diri anak, kecenderungannya juga dapat dikenali. Kecenderungan itu banyak jenisnya dan memiliki tingkat “kekentalan”-nya masing-masing. Namun pada kesempatan kali ini kita pelajari dua jenis kecenderungan yang menonjol pada anak yaitu anak individualis dan anak yang bergantung (dependen):

KECENDERUNGAN INDIVIDUALIS

Seorang anak yang cenderung individualis berarti senang melakukan segalanya sendiri, memperhatikan diri sendiri dan tinggal didalam dunianya sendiri. Namun anak individualis bukan berarti tidak bisa berteman, tapi bila Orang tua memperhatikan saat anaknya dibebaskan untuk melakukan apa yang ia sukai maka ia cenderung beraktifitas sendiri dan berusaha meminimalisir peran orang lain baik teman sebaya maupun orang tuanya. Dengan kata lain ia seorang yang egois.

TIPS MEMPERLAKUKAN ANAK CENDERUNG  INDIVIDUALIS

Memperlakukan anak yang cenderung individualis minimal dengan dua langkah yang dilakukan konsisten:

1. Memberi pemahaman tentang pentingnya kehadiran orang lain yang juga perlu diajak berkomunikasi dan bermain bersama.

2. Melatih anak kita untuk bersosialisasi secara bertahap seperti berkenalan, saling berbagi dan kemudian diajar untuk bekerjasama.

KECENDERUNGAN BERGANTUNG (DEPENDEN)

Anak yang cenderung bergantung pada orang tua, guru maupun temannya 180 derajat berbeda dengan anak individualis. Anak yang cenderung bergantung justru menunjukkan ketidak-mandiriannya dalam mengambil keputusan dan juga dalam melakukan sesuatu hal.

MEMPERLAKUKAN ANAK YANG CENDERUNG BERGANTUNG

Memperlakukan anak yang cenderung bergantung minimal dengan dua langkah berikut ini yang dilakukan secara konsisten:

1. Memberi pemahaman tentang kepercayaan diri dalam memutuskan atau melakukan sesuatu hal.

2 . Melatih anak kita untuk bisa mengambil keputusan dan melakukan sesuatu secara mandiri dengan bertahap. Misalkan membereskan tempat tidur sendiri, memutuskan mau mewarnai gambarnya dengan warna apa secara mandiri dan sebagainya.

TINGKAT KEKENTALAN

Tingkat kekentalan kecenderungan individualis atau bergantung (dependen) pada diri anak berbeda-beda, tapi untuk membantu Anda, saya akan menjelaskannya secara ringkas. Anak yang “kekentalan” individualisnya tinggi atau sangat kental, berarti ia begitu individualis sekali. Ia sangat tidak membutuhkan orang lain, ia menikmati dirinya dalam dunianya sendiri. Sedangkan yang individualisnya lebih cair atau tidak terlalu kental, ia masih bisa bersosialisasi dengan yang lain namun dalam rangka bekerjasama atau bermain bersama ia bisa dengan mudah melupakan kehadiran teman-temannya.

Demikian juga dengan anak cenderung dependen atau bergantung, yang begitu bergantung berarti sangat kental sekali sedangkan yang masih bisa mandiri dalam beberapa hal berarti ia tidak terlalu kental kebergantungannya.

Dari pengkategorian ini tentu Orang tua sudah punya gambaran secara mendasar tentang kadar tingkatan kekentalan kecenderungan anaknya.

SINYAL KUNING

Bila Orang tua sudah mencoba melakukan perlakuan yang disarankan diatas namun sama sekali tidak mengalami perkembangan, bahkan sang anak menunjukkan resistensi yang tinggi atau penolakan keras. Maka ini sudah menunjukkan sinyal kuning. Sinyal kuning artinya anak tersebut sudah memerlukan perlakuan yang lebih mendalam karena perlu mengetahui penyebab dari sikap anak tersebut.

Penyebab memiliki begitu banyak bentuk, seperti trauma, nilai yang dipercayai atau belief system-nya, dan hal lain. Orang tua bisa melakukannya sendiri namun kalau memang membutuhkan bantuan tenaga profesional seperti konselor atau psikolog/konsultan atau yang lainnya, sudah seharusnya dilakukan. Agar pertumbuhan kualitas diri sang anak dapat optimal.


Penulis: AGUS VIANUS,MCEDT,CBC.

*Penulis adalah Master Character Education and Development Trainer dari Singapura dan seorang Behavioral Consultant yang diakui di 12 negara. Beliau penulis 13 judul buku serta  developer Tes Jurusan Pendidikan.

Sumber : AGUS VIANUS,MCEDT,CBC.
Halaman :
1

Ikuti Kami