The Power of Unity
Sumber: www.youtube.com

Kata Alkitab / 15 January 2016

Kalangan Sendiri

The Power of Unity

Lori Official Writer
9692

1 Yohanes 2: 6

Barangsiapa mengatakan bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup


Sama seperti Kristus bersatu dengan Bapa di surga. Umat Tuhan juga diharapkan bisa hidup dalam kesatuan. Kristus begitu menyatu dengan Bapa di Surga. Kalau kita mau hidup sama seperti Kristus berarti kita juga harus hidup dalam kesatuan satu sama lain (baca [kitab]Yohan17[/kitab]; [kitab]Efes3:19[/kitab]).

Namun, di tengah-tengah upaya kita membangun kesatuan, iblis akan selalu berusaha memecah belah. Iblis punya tugas mengacau anak-anak Tuhan, khususnya saat di pintu gereja untuk mencuri firman Tuhan.

Untuk melawan serangan si iblis ini, umat Tuhan perlu menerapkan kesatuan hidup orang lain seperti:

Mengubah diri sendiri terlebih dahulu

Tuhan Yesus yang memilih kita, mengambil keputusan untuk mati di kayu salib menyelamatkan kita, tidak menunggu untuk mengantikan dia mengajukan diri mati disalib. Begitu kita mengambil keputusan, unity akan terjadi! Akan ada kesatuan dalam tubuh Kristus; pelayan gereja dengan jemaat, jemaat dengan jemaat, keluarga demi keluarga, suami istri, dan orang tua dengan anak. Saat kesatuan itu tercipta, iblis akan merasa kewalahan dan gagal melakukan tugasnya.

Hidup dengan kerendahan hati

Dalam bahasa Yunani, kerendahan hati dituliskan dengan kata praios (Inggris: meek) yang berarti dengan kata lemah lembut. Kata praios juga dipakai dalam salah satu tema khotbah Yesus di bukit yaitu berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi. Selain itu, sikap rendah hati juga menjadi ciri dari seorang yang dewasa dalam kerohanian ditandai dengan memiliki buah Roh termasuk salah satunya buah kerendahan hati/kelemahlembutan.

Kerendahan hati berbicara tentang sikap hati yang ramah, terbuka, tidak sombong, mampu menghargai martabat dan kelebihan orang lain, dan mudah menyesuaikan diri. Kerendahan hati seperti inilah yang berkenan kepada Allah (Efesus 4:2). Itulah sebabnya mengapa dalam Yakobus 4: 6b dikatakan, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Tidak ada manusia yang lahir dengan kerendahan hati di dalam dirinya. Kerendahan hati bukan sifat alami seorang manusia, sehingga kita memerlukan kasih karunia dari Tuhan untuk memilikinya. Kerendahan hati juga tidak bisa diperoleh dengan instan melainkan membutuhkan proses yang tidak mudah, dimulai dari hati, pikiran dan tindakan. Kerendahan hati adalah salah satu kunci dari kesatuan itu.

Membuka pintu hati sepenuhnya kepada Tuhan

Tuhan, Raja Kemuliaan mau masuk lebih dalam lagi kepada pintu hati kita, masalahnya maukah kita membukanya? Ia tidak memaksa kita meskipun bisa, tetapi kita yang harus membuka pintu itu agar Ia bisa mengoreksi hidup kita. Dari itu, izinkan Roh Kudus masuk dan mengatur hidup kita. Untuk itu dibutuhkan usaha untuk bisa menjaga hati untuk tetap terbuka kepada Tuhan yaitu dengan tetap mengisi pikiran dan hati dengan pengajaran-pengajaran yang tepat. Kita harus memelihara ajaran yang sehat dan sehati dalam ajaran tersebut. Paulus berkata kepada Jemaat di Efesus, “Berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera: satu tubuh, satu Roh, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua (Efesus 4: 3-6)”.

Jika kita ingin memelihara kesatuan, maka kita harus memiliki ketiganya; berubah terlebih dahulu, rendah hati dan mau terbuka untuk Tuhan. Tantangan umat Tuhan belakangan waktu ini adalah kehadiran orang-orang yang berusaha menyusupi gereja dengan doktrin-doktrin sesat serta kepentingan pribadi, sehingga satu dengan yang lain saling bergesekan dan menimbulkan konflik. Untuk mencegah perpecahan di tubuh Kristus, kita harus semakin utuh dalam kesamaan, bukan malah memperbesar jurang perbedaan. Seperti pelangi yang indah karena warna-warnanya yang berbeda bersatu membentuk untaian indah di langit. Begitu pula indahnya jika kita semua bersatu, saling mendukung, saling menguatkan dan saling membantu tanpa mempersoalkan latar belakang denominasi gereja. Saat kita hidup dalam kesatuan, Kristus pun akan turut hadir di tengah-tengahnya sebagai kepala untuk mempimpin gereja melakukan tugas pelayanan Yesus di dunia, yaitu memberitakan kabar kesukaan kepada seluruh penjuru dunia. Siapkah kita saling bahu membahu meneladani cara hidup gereja mula-mula?


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini

Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami