Para Pendeta di Regensburg Dikabarkan Sering Aniaya Anak Didik
Sumber: istimewa

Internasional / 14 January 2016

Kalangan Sendiri

Para Pendeta di Regensburg Dikabarkan Sering Aniaya Anak Didik

daniel.tanamal Official Writer
2709

Kabar dimana lebih dari 200 anak anggota paduan suara gereja di Jerman diduga mengalami pelecehan seksual dan penyiksaan selama hampir empat dekade menggemparkan banyak pihak. Bahkan sampai menyeret-nyeret nama saudara kandung dari Paus Benediktus XVI yang pernah menjadi dirigen paduan suara bernama Regensburger Domspatzen tersebut.

Keuskupan Katolik Regensburg sendiri telah meminta seorang pengacara bernama Ulrich Weber untuk menyelidiki kasus ini. Menurut laporan tersebut ada 231 korban, sebanyak 50 di antaranya mengaku mendapatkan pelecehan seksual saat berada di paduan suara dan asrama sekolah antara tahun 1953 hingga 1992. Lebih dari 140 orang diinterogasi dalam penyelidikan selama delapan bulan, termasuk sepertiga siswa di sekolah kota Etterzhausen dan Pielenhofen yang mengalami berbagai pelecehan, seperti penyerangan seksual mulai dari sentuhan hingga perkosaan.

Beredar kabar, pendeta di gereja-gereja Katolik di Regensburg, Batavia memang suka mengganjar hukuman sadis terhadap anak-anak didiknya. Mereka dipaksa membuka baju dan membungkuk untuk kemudian dipukuli bahkan beberapa di antaranya ada yang disodomi. Kadang-kadang pendeta di sana juga memaksa para putra altar meminum anggur. Lalu para pendetanya memamerkan cara bermasturbasi dan tidak jarang meminta anak-anak itu gantian bermasturbasi serta mempraktikan oral sex di hadapan mereka dan kepala sekolahnya.

Tahun 2010, ketika kasus kekerasan di gerejanya terungkap ke publik. Saudara kandung dari Paus Benediktus XVI, Georg Ratzinger pernah meminta maaf atas tamparan yang ia hantamkan ke pipi anak didiknya. Namun berkilah tak tahu menahu mengenai pelecehan seksual yang menimpa murid-muridnya. ??Saya sendiri merasa buruk jika ada kekerasan terjadi di sekolah (gereja). Saya senang ketika pada tahun 1980, hukuman fisik dilarang oleh anggota parlemen. Meski harus saya akui bahwa memberikan hukuman fisik sebenarnya adalah reaksi yang normal untuk mendisiplinkan mereka,” ujar Ratzinger kala itu, dilansir dari The Daily Beast.

Ulrich Weber baru ditugaskan gereja untuk menyelidiki kasus ini, dua tahun setelah Paus Benedictus mundur dari jabatannya pada tahun 2013. Dalam risetnya, ia berhasil mengumpulkan 231 keluhan. Namun ia meyakini jumlah sebenarnya mencapai satu per tiga dari 2.100 murid di gereja Katolik Jerman tersebut. Sayangnya upaya ini terkendala undang-undang pembatasan penanganan kasus yang telah lama habis. Ditambah, dengan fakta bahwa sebagian besar imam cabul pada periode empat dekade itu telah meninggal.


Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami