Penderitaan penduduk Suriah seperti tiada henti, lepas dari kelompok ISIS, penduduk kota Madaya mengalami kelaparan hebat karena di kepung oleh
pasukan rezim Bashar al-Assad dan Hisbullah. Mereka sengaja dibuat kelaparan,
menurut berita yang dikutip oleh Liputan6.com,
tindakan kejam tersebut sebagai bentuk hukuman karena masyarakat disana dianggap telah melakukan pembangkangan terhadap pemerintah.
Selain Madaya, ada 15 kota lainnya yang mengalami nasib serupa, total
diperkirakan ada 400 ribu orang terancam mati berlahan-lahan karena
kelaparan. Penduduk dilaporkan makan
rumput untuk bertahan hidup, namun karena musim dingin tanaman mati karena suhu yang membeku, mereka akhirnya memakan tanah.
“Orang-orang mulai makan tanah karena rumput membeku di musim dingin,” demikian pernyataan Abdel Wahab Ahmed, seorang penduduk Madaya.
Tindakan pemerintahan al-Assad tersebut dikecam oleh Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), tehnik pengepungan dalam perang dianggap telah melanggar
hak asasi manusia dan hukum kemanusiaan internasional. Menurut berita yang dirilis oleh BBC, lembaga
World Food Program (WFP) dibawah PBB mendapatkan persetujuan dari pihak
al-Assad untuk mengirimkan bantuan ke kota Madaya yang jaraknya hanya 11 kilometer dari perbatasan Lebanon.
"Saya pikir kita harus
menerima situasi ini bahwa mereka menjanjikan kami boleh masuk, namun
bagaimanapun bala bantuan kemanusaan akan memasuki medan perang, kami harus
yakin bahwa harus diberi akses untuk masuk dan tidak ada ada risiko," demikian ungkap Juru bicara
World Food Program (WFP) Greg Barrow, Jumat (8/1/2016).
Hingga saat ini belum ada laporan secara
jelas jumlah korban jiwa akibat kelaparan di Suriah ini, tetapi menurut
Medecins Sans Frontieres (MFS) sejak 1 Desember 2015 saja ada 23 pasien
kelaparan yang tewas di klinik. Sedangkan lembaga nirlaba Save the Children
memprediksi akan ada banyak kelaparan di kalangan anak-anak pada beberapa hari
ke depan jika bantuan berupa makanan dan obat-obatan serta kebutuhan vital
lainnya tidak masuk ke Madaya maupun kota-kota lainnya.
Perang pasti memakan korban jiwa, dan banyak diantaranya adalah rakyat
yang tak berdaya. Mereka yang terjebak
dalam perebutan kekuasaan dan wilayah menjalani penderitaan diantara dentuman
bom dan desingan peluru. Mereka kehilangan penghidupan, tempat tinggal dan
bahkan anggota keluarga. Sedangkan mereka yang berhasil melarikan diri untuk
mengungsi, harus berjuang menghadapi ketidakpastian dalam mencari tempat
perlindungan. Mari panjatkan doa bagi wilayah Timur Tengah yang sedang dilanda
konflik, dan juga ulurkan tangan untuk
membantu mereka sebagai wujud kasih kepada sesama.