Meraih Sukses, Sewaktu Sebuah Resolusi Menjadi Aksi

Kata Alkitab / 8 January 2016

Kalangan Sendiri

Meraih Sukses, Sewaktu Sebuah Resolusi Menjadi Aksi

Puji Astuti Official Writer
3899

Firman-Nya: "Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.  Binatang hutan akan memuliakan Aku, serigala dan burung unta, sebab Aku telah membuat air memancar di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara, untuk memberi minum umat pilihan-Ku; umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku." (Yesaya 43:18-21 TB)

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan selamat tahun baru 2016 bagi segenap pembaca yang telah dengan setia membaca tulisan-tulisan yang penulis tayangkan ditahun lalu. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada segenap pimpinan Jawaban.com atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk boleh menayangkan tulisan-tulisan penulis ditahun-tahun yang lalu.

Diawal setiap tahun yang baru, orang berbondong-bondong dengan semangat yang tinggi menulis resolusi yang ingin mereka capai pada tahun yang baru. Sama sekali tidak salah! Masalahnya adalah resolusi yang telah selesai ditulis tidak diikuti dengan tindakan (Action), ini bukan masalah yang baru. Apakah Anda juga termasuk kelompok orang-orang yang menulis resolusi tahunan namun tidak pernah melakukan apa yang tertulis dalam resolusi tahunan Anda?

Apakah yang Anda selaku orang tua ingin raih bagianak-anak Anda ditahun yang baru ini? Apakah yang Anda selaku suami ataupun isteri ingin raih bagi keluarga Anda ditahun yang baru ini? Apakah Anda pernah melakukannya ditahun yang lalu, namun gagal? Dimana letak kegagalannya? Apakah Anda menyerah setengah jalan? Ataukah Anda hanya berangan-angan tanpa disertai tindakan yang nyata? Adakah sesuatu yang menghalangi Anda untuk memulai mengambil langkah pertama untuk mewujudkan impian Anda menjadi sebuah kenyataan?

Langkah-langkah apakah yang ingin Anda ambil dalam bentuk tindakan nyata dalam tahun ini yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya? Apakah ketakutan merupakan faktor penghalang utama bagi Anda untuk mengambil tindakan? Takut gagal, takut ditertawakan orang, takut melangkah, takut dengan keadaan yang tidak menentu, takut bersikap positif, dan lain-lain sebagainya dapat melumpuhkan Anda untuk meraih impian Anda. Terperangkap dalam kegagalan masa lampau menyebabkan Tuhan tidak dapat bekerja didalam kehidupan Anda untuk membantu Anda meraih berkat-berkat yang telah Ia siapkan bagi Anda karena Anda memberikan fokus dan perhatian Anda kepada kegagalan masa lampau Anda.

Tuhan ingin Anda meletakkan fokus Anda pada sesuatu yang baru yang ingin Ia kerjakan dalam kehidupan Anda. Apakah Anda ingin hidup dalam kegagalan masa lampau Anda? Apakah Anda memberikan perhatian dan fokus Anda pada kegagalan masa lampau Anda? Jika Anda memperhatikan dengan seksama perkataan "masa lampau" yang penulis pilih dan tuliskan berulang kali, apakah Anda dapat merasakan dan memikirkan apa yang penulis sedang pikirkan dalam alam pikiran penulis? Bukankah "masa lampau" itu sudah berlalu dan yang baru sudah datang? Letakkanlah "masa lampau" itu pada tempat yang sebenarnya agar Anda dapat menikmati sesuatu yang baru pada saat sekarang ini.

Apakah Anda mampu mengembalikan "waktu yang sudah berlalu" dan membuatnya kembali menjadi "sekarang"? Bukankah ini sebuah ilusi, jika Anda tetap ingin mencobanya? Bahasa apakah yang Anda pergunakan? Bukankah bahasa kegagalan masa lampau Anda dengan segala bentuk keluhan yang ada yang Anda pergunakan jika Anda mencoba hidup dimasa lampau? Bagaimana dengan saat "kini"? Apakah Anda ingin membiarkan "masa kini" berlalu tanpa berbuat sesuatu? Dan jika "masa kini" telah berlalu dan menjadi "masa lampau", buah apakah yang dapat Anda petik dari perilaku seperti ini? Dapatkah Anda melihat bahwa Anda telah ditipu oleh perilaku pikiran yang salah yang ditempatkan iblis dalam alam pikiran Anda (Yohanes 10:9-10).

Solusinya hanya satu, yaitu merubah pola berpikir yang salah (distorted thinking pattern) dan menggantikannya dengan pikiran yang benar. Merubah pola berpikir yang salah dan menggantikannya dengan pikiran yang benar hanyalah langkah pertama. Selanjutnya Anda harus berani mengambil tindakan dengan melakukan sesuatu yang benar seperti yang Anda pikirkan. Diam ditempat karena takut melangkah adalah sebuah kegagalan yang Anda ulang kembali dari masa lampau. Betapa pendek sekalipun langkah pertama yang Anda ambil, itu adalah sebuah kemajuan karena Anda bergerak.

Pusatkan pikiran Anda pada sesuatu yang ingin Anda raih pada hari itu karena bergerak sekalipun jaraknya pendek jauh lebih baik dari pada diam ditempat. Pastikan diri Anda bahwa Anda hanya dapat melangkah sejauh yang dapat Anda lihat. Jika Anda mengalami kemacetan dalam langkah berikutnya, hendaklah Anda kembali kepada visi Anda semula dengan semua rencana-rencana kerja yang telah Anda tuliskan dalam porsi masing-masing. Apakah yang Anda temukan? Jalan memutar (Detour) untuk mencapai tujuan Anda. Bukankah ini jauh lebih baik dari diam ditempat atau menyerah?

Dapatkah Anda melihat rencana Tuhan yang besar bagi Anda untuk tahun 2016 ini? Apakah Anda merasa terlalu kecil untuk memimpikan impian yang besar? Jika Anda mampu bermimpi, maka Anda mampu melakukan impian yang Tuhan taruh dihati Anda. Jika Anda sebaliknya hanya ingin bermimpi dan tidak mau mengambil tindakan untuk mewujudkan impian Anda, maka Anda sedang menikmati mimpi siang. Jika Anda merasa Anda terlalu kecil untuk membuat sebuah dampak yang nyata bagi lingkungan dan kehidupan Anda maka Anda belum pernah menghabiskan waktu malam Anda bersama seekor nyamuk. (Pepatah dari Afrika, "If you think you are too small to make a difference you have not spent a night with a mosquito"). Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami