Belajar Merasa Cukup

Kata Alkitab / 11 December 2015

Kalangan Sendiri

Belajar Merasa Cukup

Theresia Karo Karo Official Writer
6647

‘Merasa cukup’ bukanlah hal yang alamiah atau otomatis terjadi dalam diri kita. Paulus sendiri memaparkan bagaimana dia belajar untuk mencukupkan diri dalam menghadapi situasi hidupnya. 

Alkitab menulis dalam Filipi 4:12-13, “Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” 

Paulus sudah memberikan teladan untuk merasa cukup, yakni untuk lebih mempercayai Allah dan bukan mempercayai diri sendiri. Untuk belajar merasa cukup, kita bisa mulai dari beberapa hal berikut: 

Berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain

“Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!” (2 Korintus 10:12)

Bersukacita dengan apa yang dimiliki

“Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah.” (Pengkhotbah 5:18)

Belajar berbagi dengan mereka yang membutuhkan

Cara lain untuk belajar merasa cukup adalah dengan menyalurkan apa yang dimiliki untuk menolong orang lain. Paulus menasihatkan bahwa obat untuk materialisme adalah dengan memberi, berbuat baik, dan menjadi kaya dalam kebajikan (1 Timotius 6: 17-19).

Memusatkan perhatian pada hal-hal kekal

2 Korintus 4:18, “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal”.

Dunia ini dipenuhi dengan banyak hal yang baik yang memberi sukacita dan kesenangan. Meski begitu, kepuasan sejati hanya didapat saat kita mengasihi dan menghargai Kristus sepenuhnya.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati.  Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Gpdi-lippocikarang/Warungsatekamu.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami