Kembali Kepada Kasih Mula-Mula
Sumber: www.whitevenusmagazine.com

Kata Alkitab / 7 December 2015

Kalangan Sendiri

Kembali Kepada Kasih Mula-Mula

Lori Official Writer
7996

Tantangan kita di masa-masa ini akan semakin hebat sebab jaman menuntut generasi muda untuk mengikuti arus dunia, membawa gadgetnya kemana-mana dibanding membawa Alkitab. Jika generasi saat ini saja sudah demikian canggihnya, bayangkan dengan generasi berikutnya.  Anak cucu kita semua sudah pakai gadget, sebagian dari kita juga sudah tidak lagi membawa Alkitab, dan bisa dibayangkan suatu saat nanti Lembaga Alkitab Indonesia akan bangkrut.  Dan kalau bangkrut, firman Tuhan di Alkitab bisa jadi tak lagi ada, yang ada hanya di iPad. Apakah kita menyadari bahwa iPad berada di bawah kendali sesuatu yang memiliki pengaruh yang kuat? Alkitab versi NIV saja sudah banyak diselewengkan.

Tantangan-tantangan ini berwujud dalam bentuk-bentuk penyesatan, bagaimana (cara hidup) orang lari dari Alkitab; perkawinan antara laki-laki dengan laki-laki diijinkan, perempuan dengan perempuan. Di Amerika dan di beberapa negara, pendeta dipaksa untuk bersedia memberkati pasangan-pasangan menyimpang ini karena jika tidak mereka akan dikenakan hukuman penjara.

Lalu penyesatan yang lainnya, seperti Hypergrace yang kebablasan. Grace (anugerah, red) tentu saja tidak salah, tetapi menjadi keliru apabila pandangan tersebut dilebih-lebihkan. Karena ada majelis dari gereja yang meninggalkan gereja dan gembalanya lalu memilih menikah dengan perempuan lain. Ia berpandangan bahwa sekali diampuni tetap diampuni, sekali masuk surga tetap masuk surga. Ini adalah pengajaran sesat yang begitu mengkhawatirkan kedepannya.

Bentuk penyesatan yang nyata terjadi adalah adanya pendeta berpengalaman yang pernah berkata agar kita tak lagi menanti-nantikan kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Yesus sudah datang pada tahun 70, jadi sekarang berbuat baik saja. Hati-hati, ini adalah penyesatan!

Tantangan lainnya adalah ancaman terhadap generasi muda, khususnya anak-anak. Anak-anak kerap menjadi ancaman seperti yang tertulis dalam Alkitab dalam kisah kelahiran Musa dan Yesus dimana anak-anak dibunuh. Dan waktu Yesus akan datang kedua kali, mungkin secara mental anak-anak pun sudah banyak dibunuh dengan teknologi melalui gadget yang berisi hal-hal yang salah. Realitanya, banyak anak jaman sekarang yang tak lagi tertarik mengikuti sekolah minggu. Mereka lebih senang dengan gadget dan beragam bentuk permainan yang ditawarkannya. Selain anak-anak, kita juga perlu waspada dengan pertumbuhan generasi muda (remaja dan anak muda) yang perlu didoakan agar mereka tidak terjerat ke dalam sesuatu yang buruk.    

Tantangan besar lainnya yang akan kita hadapi adalah bencana-bencana alam yang terjadi di luar dari yang diperkirakan manusia. Bencana besar ini sudah terjadi di Yordania, sebuah banjir besar mengepung kota dan menewaskan banyak orang. Padang gurun tiba-tiba kena air, dan mungkin ke depan akan terjadi hal yang buruk lagi.

Kita juga perlu waspada dengan cyber crime (kejahatan di dunia maya, red). Di Bali, ada seorang namanya Dimitar Nicolas asal Bulgaria dengan kecanggihannya dia membobol ATM berisi Rp 24 Triliun. Namun, kejahatan itu terungkap dan ia akhirnya meringkuk di jeruji besi. Di Jakarta, bendahara gereja seketika mengalami peristiwa mengejutkan dimana uangnya lenyap seketika sebesar Rp 50 juta. Ternyata, uang tersebut dicuri orang lain. Saat ini, menyimpan uang di Bank bahkan tak lagi menyediakan keamanan.

Yang terakhir adalah kita sedang memasuki era yang disebut Anti Christ. Di Amerika tanggal 6 Oktober 2015 dideklarasikan gereja Greater Than Lucifer. Jadi kelompok Anti Christ  ini sudah mulai muncul, bahkan logo ISIS itu bertuliskan 666 dan mereka mulai akan berkuasa.

Ini adalah tantangan kita ke depan, bahkan Indonesia tidak lagi menyediakan keamanan meskipun kita akan tetap percaya bahwa anak Tuhan akan tetap dipelihara Tuhan. Tuhan adalah satu-satunya benteng perlindungan, seperti tertulis dalam [kitab]Mazmu91:1-16[/kitab]. Meskipun tantangan ke depan begitu besar, tetapi ada janji Tuhan dalam firman ini. Seluruh ayat ini menentukan bagaimana kita mendapatkan janji Tuhan dalam ayat 7, “Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu”. Ayat ini harusnya menjadi pegangan bagi seluruh jemaat gereja.

Alkitab berkata kalau kita intim dengan Tuhan, kalau kita melekat kepada Tuhan, lalu kita akan berkata “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai (Mazmur 91: 3)”.  Masalah apapun yang mungkin membelit, persoalan apapun yang tidak pernah ada habis-habisnya, kemelut apapun yang mungkin terjadi di tengah-tengah kehidupan, Tuhan bisa menyelesaikannya. Kuncinya adalah bagaimana kita harus intim dengan Tuhan. Tak mudah untuk memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan kalau kita tidak memiliki cinta mula-mula.

Waktu kita cinta mula-mula dengan Tuhan, kita pasti akan mengalami perjalanan yang luar biasa, termasuk mengalami mujizat-mujizat. Tuhan setia menolong orang-orang yang berharap pada-Nya melalui cara Tuhan yang tak biasa. Tanpa kasih mula-mula, segala pekerjaan pelayanan besar, prestasi, kehebatan kita akan dicela Tuhan. Ia membenci orang-orang yang telah kehilangan akan kasih mula-mula seperti tertulis dalam Wahyu 2: 4, “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.”  Yang Tuhan rindukan dari setiap kita adalah waktu bersama-sama dengan Dia dalam persekutuan. Tuhan tetap rindu memberkati kita, hanya saja kita berubah dan kehilangan cinta mula-mula. Jadi, marilah kembali kepada kasih mula-mula-Nya agar kita bisa mengalami berkat-berkat-Nya.


Disadur dari khotbah Pdt. Tony Mulia, Ketua Jaringan Doa Nasional

Sumber : jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami