BNN: I-Doser Tidak Tergolong Narkoba
Sumber: Huffingtonpost.com

Health / 16 October 2015

Kalangan Sendiri

BNN: I-Doser Tidak Tergolong Narkoba

Theresia Karo Karo Official Writer
4245

Media sosial sempat dihebohkan dengan kehadiran aplikasi I-Doser. Bukan karena kehebatannya, aplikasi ini terkenal karena disebut-sebut sebagai narkoba digital. Beredar pula cerita bahwa penggunaan aplikasi itu dapat menyebabkan kecanduan seperti narkoba.

Belum lagi dalam aplikasi ini terdapat nama-nama yang menyerupai jenis narkotika, seperti I-Doser coccain, I-Doser heroin, Helium, Zero Gravity, Free Falling, Trip Mind of Journeydan Ecstasy Uncontrollable. Bila narkotika pada umumnya sulit didapat, I-Doser bisa dengan mudah di download. Hanya dengan memasang headphones dan mendengarkan iramanya di tempat yang tenang, pengguna disebut bisa rileks. 

Menanggapi isu ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) dengan tegas menetapkan bahwa aplikasi I-Doser tidak termasuk dalam golongan narkoba. Hal ini disampaikan oleh Slamet Pribadi selaku Kabag Humas BNN.

“Dari kabar yang meresahkan yang beredar di media sosial, dan setelah berkoordinasi dengan Kemenkominfo, BNN telah merapatkan bersama tim psikolog dan doktor bahwa aplikasi I-Doser bukan termasuk golongan narkotika sebagaimana diatur dalam undang-undang,” ujarnya Slamet melansir dari Detik.com (13/10).

Menurut pihaknya, I-Doser tidak masuk dalam golongan narkotika melainkan stimulan suara. Sebab suara nyanyian atau gelombang suara dalam ritme tertentu memang bisa bisa mempengaruhi pikiran pendengarnya. 

“Kontennya ini berupa binaural (dua suara) yang berdurasi 30-40 menit, dan aplikasi binaural ini bisa memberikan sensasi stimulan suara yang dapat menstimulasi otak baik saat kondisi sadar maupun bawah sadar,” papar Slamet.

Sebelumnya, isu yang sama juga pernah di bahas BNN. “Pada tahun 2014 sudah pernah dibahas di BNN, karena stimulan suara itu berbeda dengan stimulan narkotik karena itu masuknya dengan hipno forensik. Soalnya yang bisa disebut stimulan narkotik itu berupa zat,” jelasnya. 

Sementara itu, membahas lebih dalam tentang pengaruh I-Doser, Dr. Helane Wahbeh, asisten profesor Oregon Health and Science University menyebutkan bahwa dua suara berbeda yang dikirimkan lewat headphones memang dapat menciptakan pengalaman berbeda. 

“Ketukan Binaural terjadi ketika kedua telinga menerima dua gelombang suara berbeda. Normalnya, perbedaan suara antara setiap telinga membantu seseorang mendapatkan informasi langsung tentang sumber suara. Tapi, ketika Anda mendengarkan suara ini dengan stereo headphones, pendengar akan merasakan perbedaan antara dua frekuensi sebagai ketukan berbeda, sehingga seakan suara tersebut muncul dari dalam kepala,” terangnya.

Meskipun terdengar menarik, Dr Wahbeh mengatakan bahwa pendengarnya tidak akan merasa ‘fly’ seperti efek yang ditimbulkan narkoba. Hal ini diungkapkannya setelah melakukan penelitian terhadap empat orang. “Kami melakukan kontrol studi dengan empat orang, dan kami tidak melihat adanya aktivitas gelombang otak bergeser sesuai ketukan binaural yang didengarkan oleh orang-orang,” tutup Dr Wahbeh.

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Detik/Kompas.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami