Dylan's Candy Bar, Lahir Dari Kecintaan Pada Permen
Sumber: Barry Williams/for New York Daily News

Profile / 15 October 2015

Kalangan Sendiri

Dylan's Candy Bar, Lahir Dari Kecintaan Pada Permen

Puji Astuti Official Writer
2932

Sejak kecil Dylan Lauren jatuh cinta dengan tokoh fiksi Willy Wonka - dan dia menggambarkan dirinya sebagai "penggila permen" sejak itu. Dia lulus dengan gelar sarjana sejarah seni dari Duke University dan menghabiskan beberapa semester di Eropa. Perjalanannya di Eropa itu membuahkan hasil di tahun 2001 dengan dibukanya Dylan's Candy Bar di New York, sebuah taman permen yang nyata dan menyajikan berbagai jenis permen mulai dari jenis yang terbaru hingga yang klasik.

Toko itu berkembang bukan sekedar menjual permen, namun Lauren berhasil membangun sebuah merek dan juga gaya hidup yang menawarkan kaos bertema permen hingga perhiasan, topi, bantal hingga produk perawatan tubuh, semua bertema permen. Selain itu ia juga sukses dengan bukunya yang berjudul "Unwrap Your Sweet Life" yang menyemangati pembacanya untuk merayakan kejadian spesial dalam hidup mereka dengan permen.

Jika Anda belum tahu, kemampuannya sebagai entrepreneur menurun dari ayahnya, icon fashion dunia Ralph Lauren.  Namun kesuksesan Dylan bukanlah sesuatu yang terjadi dalam semalam karena membonceng ketenaran sang ayah. Dari awal Dylan berambisi untuk membangun toko permen terbesar di dunia dan diisi dengan semua yang pernah diinginkan oleh seorang penggila permen.

"Seumur hidup saya, saya telah menjadi gadis pemen. Saya telah memakan permen sejak saya kecil, dan ketika saya bertumbuh deasa, saya mulai menemukan permen dari seluruh penjuru dunia. Saya mencintai bungkus dan bentuk dan warna dan tekturnya, dan saya mulai mengkoleksinya mulai terus mencari. Saya menaruhnya di rak-rak dan saya membuat banyak karya seni dengan permen. Kemudian hal itu berkembang menjadi sebuah toko dan kami ingin menjadikannya toko permen terbesar di dunia," demikian pernyataanya yang dikutip Huffingtonpost.com.

Darah seni yang mengalir dalam dirinya tidak puas dengan sekedar toko permen, ia berpikir untuk membuat sebuah galeri seni menggunakan berbagai macam permen. "Ditahun 1999, saya pikir, saya akan senang memiiliki ruang dimana saya bisa menggelar acara dan pesta dengan tema seni permen, namun juga menjual permen. Menjual permen sebenarnya adalah konsep terakhir bagi saya. Saya hanya ingin menunjukkan kecantikannya saja."

Keinginan itu terwujud pada tahun 2001 dengan dibukanya toko permen Dylan Candy Bar di New York, tepat sebulan setelah peristiwa 11 September. Tempat itu berkembang menjadi destinasi wisata dan kesuksesannya membuat dibukanya cabang diberbagai kota lainnya seperti di Houston, Orlando, East Hampton dan Roosevelt Field.

Bagi Dylan, permen adalah sebuah kemewahan yang masih bisa dinikmati oleh semua orang bahkan di masa resesi, karena ada permen yang harganya murah dan terjangkau dan bahkan bisa dibagikan ke semua orang. Baginya kesuksesan bukanlah jumlah penjualan.

"Saya merasa tempat ini akan menjadi sukses. Tetapi sukses bagi saya tidak selalu jumlah penjualan. Ini tentang bagaimana orang menikmati pengalamannya. Jelas kami harus melakukannya dengan baik, dan saya pikir mempercayai hal itu akan lebih membuat berhasil secara finansial," jelas Dylan.

Bagi dirinya, permen adalah niche yang berhasil ia temukan. Ia pun menggandeng mereka yang menyukai permen juga, Dylan percaya di luar sana banyak orang seperti dirinya, baik mereka usia 20an, 30an, 40an atau bahkan 80an tahun. Mereka bisa menemukan permen masa kecil mereka atau menjelajah penjuru dunia melihat permen kesukaan mereka, namun mereka dapat menemukannya di tokonya. Itulah tujuannya membangun toko permennya itu, membagikan kebahagiaan.

Sukses  tidak hanya diukur dari berapa banyak yang kita miliki, namun berapa banyak yang kita bagikan. Mari berbagi! Bagikan artikel ini lewat sosial media Anda dan bawa perubahan positif kepada hidup mereka. Dan jangan hanya berhenti disitu. Lakukan lebih dengan bermitra dengan kami (Mitra CBN). More info, KLIK DISINI Sumber : Huffingtonpost.com | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami